Advertisement

Produksi Beras Surplus, Sleman Jadi Lumbung Pangan DIY

Media Digital
Selasa, 17 September 2024 - 20:07 WIB
Maya Herawati
Produksi Beras Surplus, Sleman Jadi Lumbung Pangan DIY Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama dengan jajaran Forkompida Sleman melakukan panen raya di Kalurahan Sindumartani, Ngemplak, Sleman, 22 Maret 2024. Ist - Humas Pemkab Sleman

Advertisement

SLEMAN—Pemkab Sleman terus berupaya menjaga ketahanan pangan masyarakat. Meski sempat dihantam kemarau panjang di 2023, namun kondisi saat ini masih sangat aman.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan perubahan peningkatan temperatur global memicu terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan serta cuaca ekstrem. Kondisi ini dapat mengganggu keberlangsungan pertanian sehingga produksi pangan menurun.

Advertisement

Oleh karenanya, upaya optimalisasi dan adanya program pangan berkelanjutan terus dilakukan. Menurut dia, Sleman selama ini dikenal sebagai lumbung pangan DIY. Hal itu terlihat dari hasil produksi yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri, tapi juga telah berkontribusi ke kabupaten/kota lainnya.

Luas panen di Sleman di 2023 mencapai 41.983 hektare. Jumlah ini terdiri dari 41.513 hekter lahan sawah dan 470 lahan sawah tadah hujan.

Hasil pengubinan diketahui rata-rata produktivitas 6,02 ton per hektare. Adapun hasilnya, produksi padi sawah 251.159 ton dan 1.659 ton padi ladang/tadah hujan sehingga mencapai 252.818 ton gabah kering giling (GKG).

“Untuk produksi berasnya 155.670,43 ton. Kami masih surplus karena kebutuhan beras di Sleman hanya 61.915,02 ton,” katanya.

Pihaknya tetap berkomitmen mewujudkan ketahanan pangan untuk peningkatan produksi pangan. Berbagai upaya telah dilakukan di antaranya dengan mengeluarkan Instruksi Bupati Sleman Nomor 19/Instr/2023 tentang Sleman Kawasan Pertanian Sehat.

Praktik budi daya pertanian sehat pada prinsipnya adalah sistem pertanian yang dapat mempertahankan keberlanjutan kesuburan dan produktivitas tanah. Selain itu, juga ada upaya menciptakan konservasi tanah, mengurangi degradasi tanah dan lebih adaptif terhadap cekaman iklim.

Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman pada tahun lalu telah menerbitkan SOP Budi Daya Pertanian Sehat untuk komoditas padi, cabai dan telur ayam.

BACA JUGA: Pemda DIY Tegaskan Netralitas ASN Harus Sampai ke Tingkat Kelurahan

Upaya lainnya dilakukan dengan mengoptimalkan anggaran untuk peningkatan kapasitas SDM pertanian melalui 592 angkatan pelatihan/sekolah lapang dan bimbingan teknis senilai Rp15,6 miliar.

Di sisi lain juga ada bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani senilai Rp19,4 miliar.

Total ada 215 alsintan diberikan sehingga secara kumulatif telah memfasilitasi 560 unit alsintan dalam lima tahun terakhir.  

“Ini baru di Bidang Tanaman Pangan saja, belum lagi alsintan dari bidang lainnya,” kata Pram, sapaan akrabnya.

Menurut dia, dukungan peningkatan produksi lainnya dengan memberikan bantuan benih padi inbrida berkualitas baik untuk lahan sawah seluas 4.835 hektare. Selain itu juga ada program pompanisasi untuk optimalisasi di lahan kering.

“Sudah ada 525 unit pompa air yang didistribusikan ke kelompok tani di Sleman. Untuk tahun ini [2024], kami menambah sebanyak 24 unit,” katanya.

Ia meyakini produktivitas pangan di 2024 akan lebih baik ketimbang yang terjadi di 2023. “Selama ada sumber air, alsintannya ada, benih ada, petani segera menanam. Dengan program perluasan areal tanam ini, kami optimis pada 2024 produksi pangan kita meningkat,” kata Pram.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan pangan. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk bisa memanfaatkan tanah perkarangan di sekitar rumah menjadi lahan yang produktif.

“Jangan dibiarkan kosong karena bisa dimanfaatkan untuk pertanian yang produktif,” kata Kustini.

Menurut dia, tanaman yang bisa dibudidayakan di perkarangan rumah sangat banyak seperti sayur mayur yang beraneka ragam, tanaman obat herbal seperti jahe dan sebagainya. Selain itu, juga bisa dibudidayakan tanaman pangan lainnya.

“Dengan diolah menjadi lahan yang produktif, maka ada sumber pangan lokal. Peningkatan gizi keluarga dan kalau hasilnya banyak juga bisa dijual sehingga ada nilai tambah ekonomi keluarga,” katanya.

Oleh karenanya, ia berharap agar area perkarangan di sekitaran rumah bisa benar-benar dimanfaatkan. Di sisi lain, Kustini juga berjanji untuk terus memberikan pendampingan sehingga hasilnya dapat dioptimalkan.

“Pasti akan ada monitoring dan evaluasi sehingga ada tambahan wawasan dan informasi kepada masyarakat. Tujuannya agar pengembangan dan peningkatan kualitas halaman rumah yang nyaman sekaligus produktif,” katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menag Yaqut ke Arab Saudi, Bahas Persiapan Haji 2025

News
| Kamis, 19 September 2024, 12:17 WIB

Advertisement

alt

Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan

Wisata
| Selasa, 17 September 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement