Advertisement

Jaga Ekosistem Alam, Konservasi Dilakukan di Umbul Ngetuk Slangkrah Gunungkidul

Yosef Leon
Senin, 06 Januari 2025 - 22:17 WIB
Sunartono
Jaga Ekosistem Alam, Konservasi Dilakukan di Umbul Ngetuk Slangkrah Gunungkidul Bupati Gunungkidul, Sunaryanta bersama Gapoktan Ngudi Makmur saat penanaman pohon di kawasan Umbul Ngetuk Slangkrah, Kalurahan Karangtengah, Wonosari, pada Senin (6/1 - 2025). Dok. Ist.

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menginisiasi penanaman pohon di kawasan Umbul Ngetuk Slangkrah, Kalurahan Karangtengah, Wonosari, pada Senin (6/1/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program konservasi yang bertujuan untuk memulihkan dan menjaga ekosistem alami di wilayah tersebut.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menekankan pentingnya peremajaan pohon, terutama di kawasan sumber air. Ia menyampaikan keprihatinan atas banyaknya pohon tua yang tumbang dan perlu digantikan dengan pohon-pohon baru. “Pohon-pohon baru ini akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan kelestarian sumber air bagi masyarakat,” kata Sunaryanta.

Advertisement

BACA JUGA : Tahura Bunder Jogja Bertransformasi Menjadi Pusat Konservasi dan Edukasi

Dalam kegiatan konservasi ini, berbagai jenis tanaman keras seperti pohon ringin dan kesambi dipilih untuk ditanam. Pohon kesambi, dengan pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya menyerap air dengan baik, menjadi salah satu fokus utama. “Pohon kesambi sangat cocok untuk program penghijauan jangka panjang karena ketahanannya,” tambah Bupati.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Makmur, Sugiyo menyampaikan Umbul Ngetuk Slangkrah memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat sekitar, terutama petani. Sumber air ini mengairi sekitar 25 hektar lahan pertanian di Kalurahan Karangtengah dan Gari. 

“Meskipun di musim kemarau debit air berkurang, sumber ini tetap menjadi andalan bagi kami,” ungkap Sugiyo.

BACA JUGA : DLH Gunungkidul Bangun Kawasan Konservasi Karst di Purwosari, Ini Tujuannya

Sugiyo berharap adanya dukungan lebih dari pemerintah daerah, terutama dalam perbaikan saluran irigasi. “Saat ini, banyak saluran irigasi yang masih tradisional. Dengan saluran yang lebih baik, kami bisa memanfaatkan air secara lebih efisien,” ujarnya.

Di musim kemarau, pemanfaatan air lebih difokuskan pada budidaya sayuran karena keterbatasan debit air. “Kegiatan konservasi ini diharapkan dapat menjaga kelestarian sumber air dan meningkatkan kesejahteraan petani,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Soal Wacana Peserta Haji Usia Maksimal 90 tahun, DPR Meminta Menag Lobi Arab Saudi

News
| Rabu, 08 Januari 2025, 06:57 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement