Advertisement

Promo November

BPBD Bantul Paparkan Penyebab Abrasi yang Terjadi di Bantul

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 18 September 2024 - 16:47 WIB
Abdul Hamied Razak
BPBD Bantul Paparkan Penyebab Abrasi yang Terjadi di Bantul Kondisi Pantai Depok, Bantul setelah diterjang abrasi, Jumat (30/1/2020)-Harian Jogja - Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pesisir pantai di Kabupaten Bantul mengalami abrasi setiap tahunnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul paparkan sejumlah penyebab abrasi tersebut. 

Analis Mitigasi Bencana BPBD Bantul, Malichah Kurnia Pratiwi menyampaikan sebelumnya BPBD Bantul telah melakukan kajian risiko bencana pada akhir tahun 2022. Dari situ, diketahui laju abrasi di Bantul rata-rata mencapai 2,3 meter per tahun. 

Advertisement

BACA JUGA: Cegah Abrasi Pesisir Selatan Kulonprogo, DLH Tanam 500 Pohon Anggur Laut

Dia menuturkan, dalam kajian tersebut, Pantai Pandansimo, Kwaru, Samas dan Parangtritis setiap tahun mengalami pengikisan tanah di pesisir pantainya. “Laju abrasi di Bantul disebabkan karena pengaruh perubahan iklim,” jelasnya, Rabu (18/9/2024).

Menurutnya, cuaca ekstrim dan gelombang tinggi berpengaruh ke abrasi di pesisir Bantul. Kemudian, suplai sedimen yang terbatas dari hulu diduga menjadi penyebab tingginya laju abrasi di Bantul. 

"Sedimen sudah ditangkap [diambil] di daerah hulu, sehingga sedimen yang terbawa sungai sampai ke hilir jumlahnya berkurang," kata Pratiwi.

Dia mengakui, Pemkab Bantul tidak dapat berbuat banyak lantaran sedimen dari aliran sungai yang mengarah ke pantai sudah berkurang. 

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul pernah melakukan penanaman cemara udang. Tanaman tersebut dinilai efektif untuk mengantisipasi abrasi di lahan pasir. Pratiwi menyebut, penanaman mangrove di sekitar Pantai Baros juga dinilai efektif untuk mengantisipasi abrasi di pantai yang berlumpur.

Dia menuturkan sebelumnya BPBD Bantul telah melakukan rencana aksi pengerasan pantai dengan batuan. Antara lain menggunakan tanggul pantai dan laut (sea wall dan groin).

Sementara itu, untuk mitigasi abrasi non struktural, BPBD bantul seringkali menyampaikan sosialisasi terkait abrasi kepada masyarakat sekitar. 

"Kami juga melakukan peningkatan aktivitas masyarakat untuk menanggulangi bencana abrasi," ujar Pratiwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Jogjapolitan | 5 hours ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Ini Motifnya

News
| Minggu, 24 November 2024, 19:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement