Advertisement

Lima Industri Coklat di Gunungkidul Mengikuti Pendampingan dan Sertifikasi GMP, Ini Tujuannya

Abdul Hamied Razak
Rabu, 18 September 2024 - 16:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Lima Industri Coklat di Gunungkidul Mengikuti Pendampingan dan Sertifikasi GMP, Ini Tujuannya Lima industri coklat di Kabupaten Gunungkidul mengikuti pendampingan dan sertifikasi Good Manufacturing Practise (GMP) yang digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Sucofindo, Rabu (18/9 - 2024) ist

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Lima industri coklat di Kabupaten Gunungkidul mengikuti pendampingan dan sertifikasi Good Manufacturing Practise (GMP). Kegiatan ini digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Sucofindo. Adapun waktu pengujian dilakukan sampai September 2024.

Kepala PT Sucofindo Cabang Semarang Hadi Suprapto mengatakan good manufacturing practice adalah salah satu tata cara manajemen yang disesuaikan dengan standar negara dalam bentuk prosedur dengan tujuan untuk menghasilkan produk makanan atau minuman berkualitas. Setiap perusahaan yang memproduksi bahan konsumsi wajib melakukan penerapan GMP.

Advertisement

BACA JUGA: Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan

"Ada beberapa jenis GMP di Indonesia misalnya cara pembuatan obat yang baik dimana standar GMP yang berfokus pada tata cara produksi obat-obatan dan cara pembuatan obat yang baik dan benar. Selain itu cara pembuatan makanan yang baik dimana standar GMP yang berfokus pada tata cara produksi makanan," katanya melalui keterangan persnya, Rabu (18/9/2024).

Menurutnya secara keseluruhan Good Manufacturing Practice menyediakan cara dan berbagai rangkaian syarat pengelolaan umum yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Proses pengelolaan dimulai dari proses bahan mentah hingga menjadi barang siap konsumsi.

Good manufacturing practice adalah salah satu tata cara manajemen yang disesuaikan dengan standar negara dalam bentuk prosedur dengan tujuan untuk menghasilkan produk makanan atau minuman berkualitas.

"Good Manufacturing Practice juga menyediakan cara dan berbagai rangkaian syarat pengelolaan umum yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Proses pengelolaan dimulai dari proses bahan mentah hingga menjadi barang siap konsumsi. Hal ini demi menjaga keselamatan konsumen, memberi pengetahuan produk bagi konsumen dan melindungi pasar," imbuhnya.

Dia menjelaskan di era yang mengandalkan sosial media seperti saat ini, konsumen dapat dengan mudah menyebarluaskan opini atas sebuah produk dari berbagai perusahaan. Menerapkan GMP yang baik dan benar tentu dapat meningkatkan kredibilitas merek bagi konsumen ketika menggunakan produk dan membantu calon konsumen lain untuk merasa lebih aman ketika memilih produk. Tak kalah pentingnya, bisa meningkatkan Kepercayaan Konsumen.

"Perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan dari segi kepercayaan jika menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan prosedur GMP. Kualitas yang baik dan konsisten juga akan membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan jumlah konsumen. Bahkan, pelaksanaan GMP yang baik dan benar juga dapat membantu perusahaan dalam menekan anggaran dan biaya operasional," paparnya.

Dia menambahkan Good Manufacturing Practices yang diterapkan dengan baik juga membuat perusahaan berkontribusi terhadap keuntungan pemerintah dengan cara pemerintah mampu melindungi konsumen dari kerugian produk konsumsi yang tidak berkualitas. Dengan demikian, konsumen pun merasa lebih terjamin atas produk yang mereka beli.

Pemerintah, lanjutnya dapat memberi jaminan kepada masyarakat bahwa produk yang dipasarkan layak untuk dikonsumsi. Dengan demikian, konsumen dapat mengkonsumsi produk dengan lebih nyaman dan membantu meningkatkan pemasukan negara. Bahkan, pemerintah menjadi jembatan kepada konsumen untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk konsumsi.

BACA JUGA: To'ak, Cokelat Termahal di Dunia karena Dibuat dari Varietas Kakao Langka

"Konsumen pun bisa mendapatkan pengetahuan mulai dari bahan yang digunakan, proses pengemasan, hingga kandungan yang ditampilkan pada kemasan produk," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan indikator Good Manufacturing Practice yang Baik bila ada komitmen yang Sama dari Seluruh Pihak. Dimana proses produksi yang baik akan membuahkan hasil produksi yang berkualitas. Pada proses produksi ini kerja sama setiap pihak diperlukan. Visi, misi, dan komitmen yang selaras akan mendukung terwujudnya proses produksi yang diharapkan.

"Lalu Tim yang Saling Mendukung Selain kesamaan komitmen, setiap pihak di dalam perusahaan juga perlu memiliki saling mendukung satu sama lainnya. Untuk bisa mencapai indikator ini, maka setiap pihak perlu memahami tanggung jawab yang dimilikinya secara menyeluruh. Lalu ada swtandar Mutu dan Kualitas," tandasnya.

Pelatihan yang digelar sejak Juli hingga September 2024 itu diikuti oleh pelaku usaha kelompok Sedyo Maju, KWT Putri Kencana, Ngudi Mulyo, Omah Kakao dan Griya Coklat. "Pada dasarnya, standar mutu dan kualitas produksi tidak hanya fokus pada barang yang akan diproduksi. Lebih dari itu, adanya epatuhan dalam Standard Good Manufacturing Practices," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dikunjungi Ridwan Kamil-Suswono, Ini yang Dijanjikan SBY

News
| Kamis, 19 September 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Alam dan Sungai di Desa Wisata Srikemenut Bantul

Wisata
| Rabu, 18 September 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement