Advertisement
Pemkab Kulonprogo Kembangkan Lahan Surjan untuk Pertanian dan Pariwisata
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten Kulonprogo mengembangkan lahan surjan untuk pertanian, pariwisata, dan budaya yang benar-benar mampu memberikan nilai ekonomis bagi petani.
"Pemkab Kulonprogo terus berkomitmen untuk menjalankan program dan kebijakan yang bermuara pada kesejahteraan petani," kata Penjabat Bupati Kulon Progo Sri Nurkyatsiwi dalam kegiatan "Wiwit dan Farmer Field Day (FFD) Bawang Merah Lahan Surjan" di Bulak Kaligintung, Kalurahan Kaligintung, Kulonprogo, Rabu.
Advertisement
Ia mengatakan dari hasil ubinan yang telah dilaksanakan diketahui menghasilkan 20 ton per hektare.
Siwi mengatakan Pemkab Kulonprogo telah menyiapkan berbagai program dan regulasi di bidang pertanian yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dasar petani, untuk peningkatan kualitas dan kuantitas pertanian setempat.
"Itulah bentuk komitmen dari Pemerintah untuk menyejahterakan masyarakatnya," kata Siwi.
Lebih lanjut Siwi berharap dengan kolaborasi bersama dan pemenuhan ekosistem pertanian di Kulonprogo diharapkan mampu mendukung para petani untuk meningkatkan hasil pertaniannya.
“Pertanian ini bisa dikolaborasikan dengan pariwisata,budaya seperti hari ini kita laksanakan tradisi wiwitan untuk mengawali panen, sehingga hasil tidak hanya on farm nya tapi bisa menjadi daya tarik wisatawan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo Drajat Purbadi mengatakan kegiatan pelestarian sawah surjan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, merupakan bagian dari program pelestarian cagar budaya dan warisan budaya dengan sumber dana keistimewaan program penyelenggaraan keistimewaan Yogyakarta urusan kebudayaan.
BACA JUGA: Hari Ini Jokowi Resmikan Jalan Tol Jogja Solo Segmen Kartasura-Klaten
Drajad mengatakan pada 2024 telah terfasilitasi bantuan saprodi budi daya lahan surjan untuk komoditas bawang merah berupa benih bawang merah umbi (varietas Tajuk), light trap tenaga surya untuk mengendalikan hama, pupuk NPK non-subsidi dan pupuk organik non-subsidi.
"Bantuan ini diberikan pada 10 kelompok tani yaitu empat kelompok lahan surjan Panjatan, empat di Wates dan dua di Temon,” katanya.
Selain bantuan saprodi, lanjut Drajad, pihaknya juga telah menggelar dua kelas sekolah lapang dengan materi good agriculture practices (GAP) dan penanganan pasca panen yang baik good handling practice (GHP) bawang merah lahan surjan selama enam kali pertemuan dengan nara sumber diantaranya dari Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Yogyakarta.
"Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga kegiatan terlaksana dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat petani di Kabupaten Kulon Progo khususnya dalam pelestarian lahan surjan," kata Drajad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jusuf Kalla Sebut Pendidikan Buat Muslim di Barat Naik Kelas, Atasi Islamophobia dengan Prestasi
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Atasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku, Pemda DIY Ajukan 100 Ribu Dosis Vaksin ke Kementan
- Kodim Bangun Dapur Umum untuk Makan Bergizi Gratis di Bantul
- Kuota Haji DIY 2025 Tetap, Biaya Diprediksi Turun
- Gembira Loka Zoo Raih Apresiasi atas Pengelolaan Satwa dan Upaya Konservasi Gajah Sumatera
- Pelaku Penjambretan di Gamping Sleman Ditangkap, Diduga Sempat Minum Miras Sebelum Beraksi
Advertisement
Advertisement