Advertisement
2 Awan Panas dan Puluhan Guguran Lava Terjadi di Merapi Sepekan

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sejumlah aktivitas vulkanik terjadi di Gunung Merapi selama sepekan terakhir. Selain puluhan guguran lava teramati di Gunung Merapi, dua kejadian Awan Panas Guguran (APG) terjadi pada sepekan.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengungkapkan pengamatan visual dan instrumental di Gunung Merapi pada 26 September - 2 Oktober 2025 menunjukkan adanya guguran lava sebanyak empat kali ke arah hulu Kali Bebeng. Guguran lava yang terjadi sejauh maksimum 2.000 meter.
Advertisement
Selain itu guguran lava juga teramati 59 kali terjadi ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 meter. Agus menambahkan jika guguran lava juga mengarah ke arah hulu Kali Sat/Putih sebanyak 77 kali dengan maksimum jauh 2.000 meter.
"Pada minggu ini terjadi dua kali Awan Panas Guguran ke arah hulu Kali Sat/Putih dengan jarak luncur sejauh 1.000 meter dan ke hulu Kali Boyong sejauh 1.500 meter," kata Agus pada Sabtu (4/10/2025).
BACA JUGA
Selanjutnya dari aspek perubahan morfologi, Agus mengungkapkan adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk Kubah Tengah, agus menyebut tidak teramati adanya perubahan morfologi.
"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Agustus 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut-turut adalah sebesar 4.179.900 meter kubik dan 2.368.800 meter kubik," ungkapnya.
Selama sepekan terakhir, sebanyak dua kali gempa Awan Panas Guguran (APG) terjadi di Gunung Merapi. Selain itu teramati 37 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 753 gempa Fase Banyak (MP), 3 gempa Low Frequency (LF), 662 gempa Guguran (RF) dan 9 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya.
"Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya," ujarnya.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka di atas, Agus menerangkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
"Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," katanya.
Selain itu data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Karenanya masyarakat tetap diimbau Agus agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata Agus.
Pekan lalu tepatnya pada Kamis (2/10/2025), sejumlah wilayah di Sleman dilaporkan mengalami hujan abu usai terjadinya awan panas guguran di Gunung Merapi
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro menjelaskan kejadian awan panas guguran terjadi di Gunung pada pukul 05.29 WIB. Awan panas guguran yang terjadi mengarah ke hulu Kali Boyong dengan Amplitudo maksimum 59 milimeter dan durasi 225.
Dari awan panas guguran yang terjadi, sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman dilaporkan mengalami hujan abu dengan skala sangat tipis sampai tipis. Di Kapanewon Pakem, hujan abu dilaporkan terjadi di area Turgo dan Hargobinangun.
"Turgo, Purwobinangun, Pakem hujan abu tipis. Kaliurang Timur dan Kaliurang Barat, Hargobinangun, Pakem hujan abu tipis," ucap Bambang.
Sementara di Kapanewon Turi, hujan abu kata Bambang dilaporkan terjadi di tiga wilayah. Adapun tiga wilayah tersebut mencakup Tunggularum, Wonokerto; Nganggring, Girikerto dan Relokasi Pelem, Giirikerto. Ketiga wilayah di Turi tersebut dilaporkan mengalami hujan abu tipis.
Selain itu hujan abu dengan skala sangat tipis juga dilaporkan terjadi di Kapanewon Sleman, tepatnya di RSUD Sleman, Murangan, Triharjo.
Saat ini BPBD Sleman telah melakukan langkah asesmen hingga melakukan update stok masker. BPBD Sleman lanjut Bambang juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait dan melakukan distribusi bantuan masker Bambang menegaskan jika tidak ada korban jiwa dari kejadian ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Semarang Jogja Hari Ini, 4 Oktober 2025 Bisa Pulang Pergi
- Mantan Bupati Sleman SP Tersandung Kasus Korupsi, Begini Respons Sultan
- Untuk Bisa Bangkit, Pola Pikir Pelaku UMKM di Jogja Kudu Diubah
- Resettlement Imogiri Bukti Keberhasilan Rawat Eks-Transmigran Korban Konflik
- 45 OPD dan Kapanewon di Bantul Mengikuti Penilaian Kearsipan
Advertisement
Advertisement