Advertisement

Siaga Potensi Ancaman Megathrust, BPBD Kulonprogo Gunakan Bandara YIA dan Hotel untuk Pengungsian

Triyo Handoko
Jum'at, 20 September 2024 - 13:37 WIB
Ujang Hasanudin
Siaga Potensi Ancaman Megathrust, BPBD Kulonprogo Gunakan Bandara YIA dan Hotel untuk Pengungsian Ilustrasi tsunami / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Permintaan sejumlah warga pesisir selatan Bumi Binangun untuk membangun shelter guna mitigasi gempa megathrust ditanggapi Kepala BPBD Kulonprogo, Taufiq Prihadi pada Jumat (20/9/2024). Menurutnya sebelum warga minta shelter, pihaknya sudah mengusulkan pembangunan tempat pengungsian itu ke pemerintah pusat lewat Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

Taufiq menyebut usulan pembangunan shelter itu ia sampaikan ke BNPB sebanyak dua kali, pertama pada 2023 silam saat forum diskusi terpungpung dan kedua pada pertengahan 2024 ini sebelum isu megathrust hangat diperbincangkan. Pertengahan 2024 lalu Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto berkunjung langsung ke Kulonprogo pada saat itu usulan kedua pembangunan hunian pengungsian disampaikan BPBD Kulonprogo.

Usulan pembangunan shelter di Kulonprogo itu ditanggapi BNPB, jelas Taufiq, dimana diminta merencanakan secara matang agar tidak mengulang sejumlah tempat pengungsian yang berakhir terbengkalai. "Dari BNPB usul ke kami agar lebih memanfaatkan bangunan yang sudah ada seperti Bandara YIA atau hotel-hotel di sekitarnya," paparnya.

Shelter yang terbengkalai, menurut Taufiq, karena tidak dirancang secara matang seperti di Pantai Baru, Bantul. "Kami juga lihat shelter-shelter yang sudah ada, ternyata banyak yang terbengkalai tidak dimanfaatkan secara maksimal, kemungkinan karena tidak ada anggaran untuk perawatan artinya perlu dimatangkan perencanaannya sampai pada pemanfaatan dan pemeliharaan," terangnya.

Sementara itu lokasi pengungsian untuk evakuasi bencana di Kulonprogo terutama gempa megathrust dan tsunami, lanjut Taufiq, sudah ada. Bandara YIA dan sejumlah hotel di Kapanewon Temon sudah mengizinkan bangunanya jadi shelter jika bencana terjadi.

Izin dari Bandara YIA dan sejumlah hotel ini untuk dijadikan sebagai shelter, lanjut Taufiq, tertuang dalam perjanjian kerja sama (PKS). "Komitmen itu tertuang dalam PKS saat awal perizinan pembangunan Bandara YIA dan hotel-hotel tersebut dengan Pemkab Kulonprogo," ungkapnya.

Taufiq mencontohkan Hotel Morazen di Temon yang bahkan menyediakan logistik kepada pengungsi jika terjadi bencana. "Tidak hanya jadi tempat lokasi, Hotel Dafam (kini namanya Morazen) komitmen menyediakan logistik juga kepada korban bencana yang mengungsi di sana," tandasnya.

Sebelumnya Lurah Karangwuni, Anwar Musadad menyebut shelter diperlukan terutama untuk warganya sebab jalur evakuasi di desanya itu terbatas. "Tidak semua bisa lari evakuasi karena akses jalur terbatas kalau megathrust terjadi sehingga penting untuk direncanakan tempat pengungsian," tuturnya.

Tak hanya anwar, seorang petani dari Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Sukarman juga usul hal serupa. Bahkan ia menilai pembangunan shelter juga dapat dimanfaatkan sebagai gedung serba guna saat bencana belum terjadi untuk keperluan fasilitas sosial seperti tempat ibadah atau ruang olahraga.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ledakan Pager, Investigasi Awal Menunjukkan Ada Bahan Peledak Sengaja Ditanam

News
| Jum'at, 20 September 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Alam dan Sungai di Desa Wisata Srikemenut Bantul

Wisata
| Rabu, 18 September 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement