Advertisement

Warga Kalasan Perlu Antisipasi Dampak Negatif Pembangunan Jalan Tol Jogja Solo

Media Digital
Jum'at, 27 September 2024 - 22:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Warga Kalasan Perlu Antisipasi Dampak Negatif Pembangunan Jalan Tol Jogja Solo Tiga Anggota DPRD Sleman Bondan Triyana (PAN), Benedicte Rury Tyas Pramuri dan Budi Sanyata dari PDI Perjuangan menghadiri Pertemuan Forum Koordinasi Pimpinan Kapanewon Kalasan, Jumat (27/9 - 2024).

Advertisement

SLEMAN—Pembangunan fisik jalan Tol Jogja Solo yang mulai masuk wilayah Kapanewon Kalasan Sleman perlu cermati oleh warga. Pasalnya, dalam proses pembangunannya, proyek strategis nasional (PSN) itu memiliki dampak negatif bagi warga sekitar.

Hal itu disampaikan Anggota DPRD Sleman Bondan Triyana dalam Pertemuan Forum Koordinasi Pimpinan Kapanewon Kalasan, Jumat (27/9/2024). Selain Politisi PAN tersebut, dua Anggota DPRD Sleman lainnya yang hadir adalah Benedicte Rury Tyas Pramuri dan Budi Sanyata dari PDI Perjuangan.

Advertisement

Menurut Bondan, selain memiliki dampak positif proses pembangunan jalan Tol Jogja Solo juga bisa menimbulkan dampak negatif. Misalnya dampak kesehatan bagi warga yang tinggal di sekitar proyek. Lalu lalang truk-truk pengangkut material tanah uruk menyebabkan debu beterbangan di sekitar pemukiman warga.

"Dampak kesehatan ini perlu diantisipasi karena debu yang beterbangan di sekitar proyek jalan tol secara jangka panjang akan memengaruhi kesehatan warga. Oleh karenanya, kami ingatkan agar warga terutama anak-anak selalu menggunakan masker," katanya.

Selain itu, lanjutnya, ceceran tanah uruk yang berjatuhan di jalanan di musim penghujan seperti saat ini bisa membuat jalanan licin. Kondisi ini perlu diantisipasi agar warga tidak tergelincir atau jatuh. Belum lagi masalah kebisingan akibat proses pembangunan jalan tol yang bisa membuat warga tidak nyaman.

"Begitu juga dengan kebisingan dan polusi udara dari kendaraan yang lewat saat jalan tol digunakan nanti. Dampak-dampak negatif dari pembangunan jalan tol ini perlu diantisipasi salah satunya dengan memperbanyak penanaman pohon di sekitar jalan tol," ujar Bondan.

Menurutnya, penghijaunan di sekitar jalan tol bertujuan untuk meredam polusi udara yang dihasilkan dari gas emisi kendaraan bermotor. Selain untuk lahan serapan air, pepohonan di sekitar jalan tol juga berfungsi untuk menurunkan tingkat kebisingan suara kendaraan.

"Selain meredam polusi udara, manfaat lainnya dari pohon itu dapat mengurangi atau meredam kebisingan suara sekitar. Jadi mulai sekarang warga di sekitar jalan tol bisa melakukan penanaman pohon untuk mengantisipasi dampak negatif dari pembangunan jalan tol itu," ujarnya.

Selama ini, kata Bondan, ia belum menerima aduan terkait dampak pembangunan jalan Tol Jogja Solo secara resmi dari warga yang tinggal di sekitar proyek pembangunan jalan tol, khususnya di Kapanewon Kalasan. Meski begitu, dia terbuka menerima aduan jika ada laporan dari warga terdampak pembangunan jalan tol tersebut.

Bondan berharap pelaksana proyek sudah mengantisipasi dampak-dampak negatif tersebut agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. "Misalnya, pelaksana proyek bisa memberikan kompensasi kepada warga sekitar pembangunan jalan tol dengan menanam pepohonan. Saya kira itu [penanaman pohon] perlu dilakukan di sekitar lokasi pembangunan jalan tol," tandasnya.

Bondan mengakui, jika keberadaan jalan tol juga memiliki dampak positif seperti meningkatkan mobilitas, konektivitas dan aksesibilitas masyarakat hingga terhindar dari kemacetan. Hanya saja, ia berharap dampak negatif dari pembangunan jalan tol tidak diabaikan begitu saja. Seperti masalah kesehatan yang dalam jangka panjang bisa berdampak negatif bagi masyarakat.

"Makanya sebisa mungkin, anak-anak di sekitar lokasi proyek pembangunan jalan tol tetap menggunakan masker. Anak-anak juga kami imbau untuk tidak bermain di sekitar lokasi proyek, karena berbahaya," tandasnya.

Untuk diketahui, proyek pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA terbagi dalam tiga seksi. Pada Seksi 1 tersebut terbagi menjadi Paket 1.1 Solo - Klaten sepanjang (22,30 Km) dengan progres konstruksi mencapai 97%, dan Paket 1.2 Klaten - Purwomartani (20,08 Km) dengan progres konstruksi mencapai 51,81 Km) dan ditargetkan akan selesai konstruksinya pada kuartal 4 tahun 2024 ini.

Jalan Tol ini nantinya akan terkoneksi dengan jaringan Jalan Tol Trans Jawa melalui Akses/Gerbang Tol (GT) Colomadu dan akan menghubungkan tiga bandara sekaligus di Solo, Semarang, dan Jogja.

Untuk Seksi II Purwomartani - Jc. Sleman sepanjang 15,63 Km ditargetkan akan selesai konstruksi pada tahun 2026 mendatang. Selanjutnya Seksi III Sleman - Purworejo sepanjang 38,59 Km ditargetkan akan selesai konstruksi pada tahun 2025 mendatang. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pertemuan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan Eko Darmanto, Polisi Periksa 17 Saksi

News
| Jum'at, 27 September 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler

Wisata
| Selasa, 24 September 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement