Pemda DIY Mewaspadai Potensi Melonjaknya Angka Kemiskinan Akibat Deflasi Berkepanjangan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY mengaku mewaspadai deflasi berkepanjangan yang dialami wilayahnya dan berdampak pada naiknya angka kemiskinan di wilayah setempat. Diketahui BPS DIY mencatat pada September 2024 DIY mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm) yang merupakan deflasi ke-5 sepanjang 2024.
Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan, kondisi ekonomi global sekarang memang tengah lesu. Hal ini disebutnya bisa dilihat dari pertumbuhan kendaraan roda empat yang dulu dengan gampang didapat, sekarang hanya kendaraan roda dua yang naik pertumbuhannya.
Advertisement
"Itu kan tanda bahwa masyarakat menahan, tapi dari sisi makro pertumbuhan ekonomi DIY bagus dengan di atas 5 persen walaupun pertumbuhan tertentu ada yang harus ditahan supaya tidak turun karena batasnya meningkat," katanya, Kamis (3/10/2024).
Menurut Beny, angka terakhir menunjukkan bahwa jumlah kemiskinan DIY turun dari 11,40 persen menjadi 10,81 persen. Namun angka pengeluaran rata-rata konsumsi yang jadi acuan dalam melihat garis kemiskinan juga naik dari Rp583.000 menjadi Rp631.000. Hal ini menandakan bahwa satu kepala keluarga yang menanggung empat orang harus berpendapatan minimal Rp2,4 juta atau Rp2,5 juta.
"Makanya lapangan kerja harus tetap ditahan, supaya tidak turun lajunya kemudian harus membuka lapangan kerja baru dan investasi harus masuk," kata Beny.
BACA JUGA : Jogja Alami Kenaikan Inflasi Tahunan, Ini Komoditas Pemicunya
Menurutnya, upah minimum memang harus dinaikkan agar pendapat masyarakat bertambah sehingga bisa menaikkan daya beli dan mampu keluar dari garis kemiskinan. "Upah minimum memang harus bisa diperbaiki setiap tahun tapi kan harus ada dialog dengan berbagai pihak memperbaiki upah," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan menggencarkan masuknya investasi ke wilayah setempat. Namun investasi yang masuk juga harus dipilih sesuai dengan standar yang ditetapkan. "Kalau jogja kan kita sepakat yang non polutan dan bisa menyerap banyak tenaga kerja karena yg dijaga garis atas kemiskinan dan yang di bawah tidak turun," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan DIY mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2024. Secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 1,85%, dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) terjadi inflasi sebesar 0,48%. Bank Indonesia Perwakilan DIY menyebut secara bulanan, penyumbang utama deflasi di DIY adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,10% mtm.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
- Jadwal Prameks Stasiun Tugu Jogja-Kutoarjo, Kamis 21 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, Kamis 21 November 2024: Di Kantor Kelurahan Condongcatur
Advertisement
Advertisement