Advertisement

Promo November

Pemda DIY Mewaspadai Potensi Melonjaknya Angka Kemiskinan Akibat Deflasi Berkepanjangan

Yosef Leon
Kamis, 03 Oktober 2024 - 14:47 WIB
Sunartono
Pemda DIY Mewaspadai Potensi Melonjaknya Angka Kemiskinan Akibat Deflasi Berkepanjangan Ilustrasi investasi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY mengaku mewaspadai deflasi berkepanjangan yang dialami wilayahnya dan berdampak pada naiknya angka kemiskinan di wilayah setempat. Diketahui BPS DIY mencatat pada September 2024 DIY mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm) yang merupakan deflasi ke-5 sepanjang 2024.

Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan, kondisi ekonomi global sekarang memang tengah lesu. Hal ini disebutnya bisa dilihat dari pertumbuhan kendaraan roda empat yang dulu dengan gampang didapat, sekarang hanya kendaraan roda dua yang naik pertumbuhannya. 

Advertisement

BACA JUGA : Tren Deflasi Terjadi 5 Bulan Berturut-turut, Pemerintah Sebut Tak Ada Kaitannya Daya Beli

"Itu kan tanda bahwa masyarakat menahan, tapi dari sisi makro pertumbuhan ekonomi DIY bagus dengan di atas 5 persen walaupun pertumbuhan tertentu ada yang harus ditahan supaya tidak turun karena batasnya meningkat," katanya, Kamis (3/10/2024). 

Menurut Beny, angka terakhir menunjukkan bahwa jumlah kemiskinan DIY turun dari 11,40 persen menjadi 10,81 persen. Namun angka pengeluaran rata-rata konsumsi yang jadi acuan dalam melihat garis kemiskinan juga naik dari Rp583.000 menjadi Rp631.000. Hal ini menandakan bahwa satu kepala keluarga yang menanggung empat orang harus berpendapatan minimal Rp2,4 juta atau Rp2,5 juta. 

"Makanya lapangan kerja harus tetap ditahan, supaya tidak turun lajunya kemudian harus membuka lapangan kerja baru dan investasi harus masuk," kata Beny. 

BACA JUGA : Jogja Alami Kenaikan Inflasi Tahunan, Ini Komoditas Pemicunya

Menurutnya, upah minimum memang harus dinaikkan agar pendapat masyarakat bertambah sehingga bisa menaikkan daya beli dan mampu keluar dari garis kemiskinan. "Upah minimum memang harus bisa diperbaiki setiap tahun tapi kan harus ada dialog dengan berbagai pihak memperbaiki upah," katanya. 

Di sisi lain, pihaknya juga akan menggencarkan masuknya investasi ke wilayah setempat. Namun investasi yang masuk juga harus dipilih sesuai dengan standar yang ditetapkan. "Kalau jogja kan kita sepakat yang non polutan dan bisa menyerap banyak tenaga kerja karena yg dijaga garis atas kemiskinan dan yang di bawah tidak turun," pungkasnya. 

Sebelumnya diberitakan DIY mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2024. Secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 1,85%, dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) terjadi inflasi sebesar 0,48%. Bank Indonesia Perwakilan DIY menyebut secara bulanan, penyumbang utama deflasi di DIY adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,10% mtm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement