Advertisement
Kejar Target Ekspor Rp1,6 Triliun, Perajin Batik Disertifikasi untuk Peningkatan Mutu
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Puluhan perajin batik di kalangan usaha mikro kecil dan menengah mengikuti sertifikasi kompetensi dalam rangkaian Industrial Gathering dalam peringatan Hari Batik Nasional di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Jogja, Selasa (15/10/2024). Sertifikasi perajian diharapkan dapat meningkatkan mutu produk batik demi mengejar target ekspor batik.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi mengatakan para perajin dari kalangan industri kecil yang mengikuti aktivitas membatik tersebut sebenarnya sudah memahami cara membatik efektif dan efisien. Akan tetapi mereka mengikuti sejumlah rangkaian untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi.
Advertisement
BACA JUGA : Krebet Raih Penghargaan Tertinggi Desa Wisata Tingkat DIY
"Karena ada instruktur langsung yang mendampingi, mereka mendapatkan sertifikasi dari lembaga sertifikasi profesi LSP balai batik ini dan LSP ini sudah terakreditasi oleh BNSP. Harapannya para perajin bisa terus meningkatkan mutu produknya," katanya.
Aktivitas merajin batik yang dilakukan para perajin di Laboratorium Batik itu dilihat langsung oleh para peserta Industrial Gathering. "Peserta Industrial Gathering ini memang kami undang, mereka dari bebagai stakeholder batik, pemangku kepentingan, ada kepala dinas perindustrian dan lain-lain," ujarnya.
Ia mengatakan angka ekspor batik secara nasional masih kecil di angka 17,5 juta dolar AS di 2023 dan ditargetkan bisa mencapai nilai ekspor 100 juta Dolar AS atau sekitar Rp1,6 triliun. Kecilnya angka ekspor tersebut bisa jadi karena penggunan untuk lokal sangat tinggi, terbukti dengan banyak instansi mewajibkan penggunaan batik.
Meski demikian karena batik sudah menjadi ikon UNESCO maka [emerintah akan mengejar target nilai ekspor tersebut. "Kami ingin batik terus dikenal oleh masyarakat internasional. Sekarang banyak perajin batik mungkin kompetensi perlu ditingkatkan, salah satunya pelatihan serta memberikan sertifikasi kompetensi supaya produksi bisa diakui," katanya.
BACA JUGA : Pelemahan Rupiah Bisa Berdampak ke Ekspor dan Impor DIY
Kepala BBSPJIKB Kemenperin Budi Setiawan mengatakan untuk peningkatan jumlah perajina batik yang disertifikasi, ia membuat beberapa skema salah satunya melalui jalur permintaan yang diajukan dari berbagai dinas serta kelompok perajian batik. "Dalam setahun kami melakukan sertifikasi kepada 15 ribu perajin batik, memang paling banyak di wilayah Jawa, mereka banyak yang datang melalui skema permintaan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Petani se-Jatim Tolak Pengaturan Tembakau di PP Kesehatan dan Aturan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek, Ini Alasannya
Advertisement
Rekomendasi Tempat Wisata Paling Populer di Thailand, Cek Daftarnya
Advertisement
Berita Populer
- Perdua Bulan, Budidaya Lele Banjarharjo Kulonprogo Tembus Rp412 Juta
- BPBD Bantul Menangani 279 Kebakaran, Kasus Terbanyak Akibat Membakar Sampah
- Kabar Baik, Angka Stunting Sleman Turun Tipis di 2024
- Seluruh Anggota DPRD Sleman Diizinkan Mengikuti Kampanye di Pilkada Sleman
- Begini Jurus Harda-Danang Atasi Persoalan Sampah di Sleman
Advertisement
Advertisement