Antisipasi Gelombang Tinggi, 700 Nelayan di Gunungkidul Tak Melaut
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul, Rujimanto mengatakan semua nelayan di Gunungkidul tidak dapat melaut akibat gelombang tinggi yang ada di perairan laut selatan.
Rujimanto mengatakan nelayan tidak dapat menembus gelombang tersebut. Menurutnya, gelombang mulai tinggi dan rapat pada Selasa, (15/10/2024) malam. Situasi ini bertahan hingga Rabu, (16/10/2024) pagi.
Advertisement
BACA JUGA: Waspadai Gelombang Tinggi 17-18 Oktober di Perairan Wilayah Indonesia, Termasuk Jogja
“Semua nelayan tidak bisa melaut. Jumlah nelayan di Gunungkidul ada sekitar 700 nelayan,” kata Rujimanto dihubungi, Rabu.
Dia menjelaskan, gelombang tinggi laut terjadi karena mendekati bulan penuh atau purnama. Meski begitu, dia memprediksi gelombang tinggi akan turun pada Kamis, (17/10/2024).
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan potensi gelombang tinggi di pesisis pantai selatan dapat terjadi hingga 4 meter.
Kata Wahid, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap juga telah mengeluarkan peringatan per Rabu, (16/10) pukul 07.00 WIB hingga Kamis, (17/10).
Berdasarkan analisis BMKG, pola angin di wilayah selatan Indonesia, angin bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan lebih tinggi daripada wilayah utara, yaitu 8 hingga 25 knot.
Sebab itu, katanya masyarakat terutama nelayan menaati panduan keselamatan pelayaran dari BMKG tersebut sekaligus meningkatkan kewaspadaan untuk tidak melaut apabila kecepatan angin melebihi 15 knot dengan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.
Diharapkan juga agar nelayan dapat mengamankan kapal beserta alat tangkap ke lokasi yang diperkirakan tidak terkena dampak gelombang tinggi tersebut.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 di Pantai Baron, Marjono mengatakan gelombang tinggi dan hantaman ombak menyebabkan satu perahu milik nelayan Pantai Baron karam di alur Sungai Pantai Baron, Rabu, (16/10) pukul 08.15 WIB. Padahal, perahu tersebut telah dijangkar agar tidak hanyut.
“Perahu kemudian kami evakuasi ke daratan. Nelayan jadi merugi sekitar Rp4 hingga Rp6 juta,” kata Marjono.
Adapun pengamatan Harianjogja.com di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Gesing, Kelurahan Girikarto, Kapanewon Panggang, tidak ada aktivitas nelayan. Perahu-perahu dijangkar di tepian. Ombak masih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
- Relawan Posko Rakyat 45 Kerahkan Dukungan ke Pasangan Afnan-Singgih
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
- Difabel Merdeka Dukung Hasto-Wawan di Pilkada Kota Yogyakarta
Advertisement
Advertisement