Sarang Penyu di Pantai Pelangi Tahun ini Lebih Banyak, Penetasan Telur Terus Dioptimalkan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Tahun ini, jumlah sarang telur penyu lekang yang ada di Pantai Pelangi meningkat drastis dibandingkan dengan tahun lalu. Penggiat Konservasi Penyu Pantai Pelangi gunakan tiga metode untuk optimalkan penetasan telur.
Ketua Penggiat Konservasi Penyu Pantai Pelangi, Sarwidi mengaku ada kenaikan jumlah sarang penyu lekang di Pantai Pelangi tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. "Setiap tahun biasanya meningkat [sarang telur penyu lekang]," katanya di Pantai Pelangi, Minggu (25/10/2024).
Advertisement
Dia mencatat pada 2023 ada sekitar 47 sarang, kemudian pada April-Oktober 2024 ada 80 sarang. Di setiap sarang ada sekitar 80-140 butir telur penyu lekang.
Dia menuturkan pada 2024, pihaknya mulai menggunakan tiga metode untuk menetaskan telur penyu lekang, yaitu menggunakan penetasan semi alami, dan buatan dengan menggunakan ember dan stoples plastik.
Dari ketiga metode tersebut, Min menilai metode penetasan telur penyu lekang terbaik menggunakan ember dan stoples plastik. "Yang semialami [telur penyu lekang yang menetas] sekitar 70 persen, kalau di ember itu 70-90 persen, kalau di stoples 80-100 persen," kata Min, sapaan akrab Sarwidi.
Dia menuturkan metode penetasan telur semialami dilakukan dengan mengubur telur penyu di pasir di lokasi konservasi penyu. Di sana, telur penyu akan dihitung masa penetasannya dan dipantau perkembangannya. Biasanya telur penyu lekang akan menetas selama 48 hari.
Kemudian, penetasan telur penyu lekang menggunakan ember juga memakan waktu yang sama dengan metode semialami. Sementara penetasan telur penyu lekang menggunakan stoples memakan waktu yang lebih lama, sekitar 64 hari.
BACA JUGA: Tingkatkan Perekonomian Warga Pantai Pelangi Bantul, Eduwisata Konservasi Penyu Jadi Harapan
Saat ini dari 80 sarang telur penyu lekang yang ditemukan tahun ini, hanya tinggal tiga sarang yang belum menetas.
Dia menilai perubahan cuaca dan ketinggian ombak yang berubah-ubah tahun ini tidak memengaruhi pendaratan penyu lekang untuk bertelur. Dia menilai, peningkatan jumlah sarang penyu lekang tersebut diduga karena jumlah penyu lekang yang ada di lautan kian bertambah.
"Konservasi penyu di Jogja sudah puluhan tahun, mungkin penyu yang dulu masih remaja sekarang sudah memasuki masa bertelur sehingga terjadi peningkatan," katanya.
Hal itu menurutnya juga lantaran sarang yang ditemukan tahun ini titiknya berubah dibandingkan tahun lalu. Dia menilai perubahan itu disebabkan karena ada peningkatkan jumlah penyu petelur tahun ini.
"Penyu biasanya punya naluri, setiap tahun lokasi bertelurnya ya disitu saja. Tahun ini banyak berubah [titik ditemukannya sarang penyu lekang]," katanya.
Min menuturkan banyaknya jumlah telur penyu yang harus dievaluasi membuatnya harus mengandalkan puluhan sukarelawan.
Biasanya, pihaknya bersama sukarelawan akan menyisir bibir pantai sejauh 5 km untuk mencari telur penyu lekang. Kemudian, ketika telur penyu lekang ditemukan, maka akan dipindah ke tempat konservasi penyu.
Dia menilai animo masyarakat untuk melestarikan penyu lekang semakin bertambah setiap tahunnya. Hal itu nampak dalam tingginya animo masyarakat yang berpartisipasi sebagai sukarelawan disana.
Sementara Dukuh Grogol 9, Kamrihadi berharap semakin banyak masyarakat yang memiliki kesadaran untuk mendukung kelestarian penyu lekang. Dia pun mengapresiasi semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi dalam konservasi penyu lekang.
Sementara menurutnya, selama ini Pemda DIY dan Pemkab Bantul telah memberikan dukungan fasilitas terhadap konservasi penyu disana. Meski begitu, menurutnya, pihaknya masih memerlukan dukungan untuk melatih sumber daya manusia disana untuk mengembangkan konservasi penyu disana.
"Kami masih perlu pelatihan untuk mengembangkan ini [konservasi penyu lekang]," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Oplos Gas Melon Jadi Gas 12 Kg, Dua Pria di Gamping Ditangkap Polisi
- Progres Pembangunan Jogja Planning Gallery, Pemda Sebut Masih Lakukan Kajian HIA
- Dr. Raden Stevanus: Ingatkan Kembali, Tolak Istilah Nataru
- Lakukan Pemetaan, Bawaslu Sebut Ada Ratusan TPS Rawan selama Pilkada Gunungkidul
- Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi, Sekolah Diminta Waspada
Advertisement
Advertisement