DIY Siaga Darurat Hidrometeorologi, Masyarakat Didorong Aktif Mitigasi Bencana
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi basah yang semakin intens, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY terus menggiatkan upaya mitigasi. Salah satu fokus utama adalah meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
Ketua Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengungkapkan bahwa data menunjukkan peran masyarakat dalam penyelamatan diri sendiri dan lingkungan sangat signifikan. "Lebih dari 60 persen penyelamatan saat bencana dilakukan oleh masyarakat," katanya, Sabtu (9/11/2024).
Advertisement
Melihat data tersebut, BPBD DIY semakin gencar melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. "Kami ingin memastikan semua lapisan masyarakat memiliki kemampuan untuk menyelamatkan diri," ujar Noviar.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk lebih proaktif dalam mencegah bencana. "Mulai dari hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan dan tidak membangun rumah di daerah rawan bencana," imbuhnya.
Sejak 24 Oktober 2024 DIY telah memasuki status siaga darurat bencana hidrometeorologi basah. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2025. Beberapa wilayah, terutama Gunungkidul dan Kulonprogo yang rawan longsor, serta Kota Jogja dan Sleman yang berpotensi banjir perlu waspada ekstra. "Hujan lebat yang terus-menerus dapat memicu longsor dan banjir. Angin puting beliung juga perlu diwaspadai, terutama di wilayah Sleman timur dan Bantul utara," jelas Noviar.
BACA JUGA: Rawan Picu Tanah Longsor, Tanah di Kawasan Makam Raja-Raja Imogiri Retak
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menyebut kesiapsiagaan bencana harus didukung dengan alokasi anggaran yang memadai. Komisi A menyambut baik langkah Pemda DIY dalam RAPBD DIY 2025 yang mengalokasikan Belanja Tak Terduga (BTT) sebesar Rp15 miliar untuk kesiapan bencana.
Langkah kesiapsiagaan sangat dibutuhkan mengingat DIY memiliki berbagai potensi bencana yang dapat terjadi saat ini seperti banjir, cuaca ekstrim, erupsi Gunung Merapi, kekeringan, dan aliran air banjir.
“Saat ini kita tahu bahwa status siaga darurat bencana hidrometeorologi basah sudah diberlakukan sehingga perlu untuk terus menerus meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan anggaran yang memadai,” kata Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Program Dinas Sosial, Ratusan Warga Lansia di Kabupaten Magelang Diwisuda
Advertisement
Minat Berwisata Milenial dan Gen Z Agak Lain, Cenderung Suka Wilayah Terpencil
Advertisement
Berita Populer
- Bawaslu Bantul Keluarkan 1.173 Imbauan untuk Cegah Pelanggaran Pilkada 2024
- Alasan Mas Marrel Dukung Harda Kiswaya: Bisa Bekerja dan Peduli Lingkungan
- Jenang Yu Jumilah di Pasar Ngasem, Legenda Kuliner Jadul yang Tak Lekang oleh Waktu
- Pemanfaatan Ruang Pengolahan POC & Panen Hidroponik di The Phoenix Hotel Yogyakarta
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di DIY pada Selasa 12 November 2024
Advertisement
Advertisement