Advertisement

Penyakit Gondongan di Gunungkidul Tembus 1.050 Kasus

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 14 November 2024 - 13:37 WIB
Ujang Hasanudin
Penyakit Gondongan di Gunungkidul Tembus 1.050 Kasus Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul sedang menyampaikan angka kasus gondong di Kantor Dinkes Gunungkidul, Wonosari, Kamis (14/11/2024). - Harian Jogja / Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mencatat lonjakan kasus gondong dari 155 kasus pada 2023 menjadi 1.050 kasus pada 2024. Kenaikan terjadi tujuh kali lipat. 

Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono mengatakan penyakit gondong disebabkan oleh virus paramyxovirus yang penularannya melalui droplet pernapasan baik via udara maupun kontak langsung.

Advertisement

Penularan virus tersebut mirip dengan influenza dan rubella. Gejala gondong pada pipi bengkak dapat terjadi tidak hanya satu namun dua sisi. Pembekakan pipi dapat terjadi akibat pembengkakan kelenjar parotis. Anak akan merasa nyeri ketika mengunyah dan menelan makanan.

Dia menerangkan 1.050 kasus tersebut terjadi pada anak-anak. Hanya dia belum dapat menyampaikan rentang usia anak berpenyakit gondong. Meski begitu, tegasnya rata-rata merupakan anak sekolah dasar (SD).

Virus tersebut dapat mudah menular apabila data tahan seorang anak rendah. Gondong dapat sembuh dengan sendirinya. Masa inkubasi virus selama sepuluh hingga dua belas hari.

“Memang belum ada obat khusus untuk gondong. Anak-anak yang terkena gondong perlu istirahat sekitar sepuluh hari. Imunisasi juga ada, tapi kami belum ada programnya,” kata Ismono ditemui di kantornya, Kamis (14/11/2024).

BACA JUGA: Penderita Gondongan di Kulonprogo Melonjak, Anak-Anak Paling Rentan

Ismono menambahkan Ismono menambahkan biasanya anak akan mengalami demam sekitar 39 derajat celcius. Guna menurunkan demam, orang tua dapat memberi paracetamol. Apabila panas tidak kunjung turun, anak perlu dibawa ke dokter.

Agar angka kasus tidak merebak dan penyebaran virus berhenti, pasien gondong perlu menghindari aktivitas luar ruangan. Dengan makan bergizi dan minim cukup, gondong akan mengempis dengan sendirinya.

Disinggung ihwal kemungkinan pemberlakuan status kejadian luar biasa (KLB), Ismono mengaku tidak akan memberlakukan. Pasalnya, gondong dapat sembuh dengan penanganan di rumah. Tidak ada juga tingkat kematian akibat gondong.

“Musim pancaroba mudah menularkan virus. Dengan begitu seseorang tidak boleh makan dengan alat yang sama dengan pasien atau menggunakan alat mandi bersama,” katanya.

Lebih jauh, Dinkes telah melakukan edukasi melalui media sosial mengenai pencegahan dan penanganan gondong pada anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Puan Klaim PDIP Menang di 19 Kabupaten dan Kota di Jateng pada Pilkada 2024

News
| Selasa, 03 Desember 2024, 01:07 WIB

Advertisement

alt

Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 05:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement