Advertisement

Promo November

Gajahwong Educational Park Beri Ruang Anak, Putar Roda Perekonomian

Alfi Annisa Karin
Selasa, 19 November 2024 - 02:07 WIB
Maya Herawati
Gajahwong Educational Park Beri Ruang Anak, Putar Roda Perekonomian Seorang anak bermain di Gajahwong Educational Park, Jogja, Senin (18/11/2024). Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAGajahwong Educational Park di Kelurahan Pandeyan, Jogja, berhasil mencatat nilai audit tertinggi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA). Fasilitas publik itu menjadi bagian dari komitmen Pemkot Jogja dalam memberikan ruang ramah anak di tengah persoalan keterbatasan lahan di Kota Jogja.

Senin (18/11/2024) pagi, Gajahwong Educational Park tampak sepi. Hanya ada tiga petugas kebersihan menyapu kawasan itu.

Advertisement

Berbagai fasilitas mainan anak yang ada juga sepertinya masih nganggur pagi itu. Mulai dari ayunan, prosotan, hingga jungkat-jungkit.

Belum tersentuh oleh anak-anak yang ingin bermain. Tepat lima belas menit berselang, Arlen Yontadara, seorang ibu warga Kelurahan Giwangan datang bersama anak perempuannya. Wahana prosotan menjadi tujuan pertama dan utama. Sembari melepas alas kaki, anak kedua Arlen itu seketika merengkuh prosotan. Arlen mengajak anaknya untuk bermain di Gajahwong Edupark. "Lokasinya dekat dengan rumah, lalu gratis juga. Sengaja memilih weekday supaya tidak terlalu ramai," kata Arlen yang sesekali memperhatikan anaknya meluncur di prosotan.

Arlen senang pemerintah menyediakan fasilitas ruang bermain ramah anak semacam ini. Dari sisi permainan, dia merasa di Gajahwong Educational Park ini lebih dari cukup. Seluruhnya bersih dan terawat. Bahkan beberapa petugas kebersihan dikerahkan. Arlen juga merasa anak semakin nyaman bermain di lokasi ini lantaran banyaknya pohon yang menjadikan suasana menjadi adem dan rindang.

Bagi Arlen sebagai orang tua, keberadaan ruang bermain ramah anak ini sangat membantu. Dia yang juga menjalankan usaha di rumah tak punya banyak waktu untuk membawa anaknya pergi ke tempat bermain yang jauh. Kebetulan, Gajahwong Educational Park hanya ditempuh hitungan menit dari rumahnya. Ditambah lagi, dia juga bisa lebih irit pengeluaran. "Kalau tempat bermain di lokasi lainnya seperti di mall-mall, tentunya harus mengeluarkan biaya sendiri dan biasanya mahal. Sementara di sini bisa sepuasnya dan gratis. Saya rasa di sini sudah sangat bagus, permainan juga bervariasi," ungkap ibu dua anak ini.

Rasanya tak banyak yang dia harapkan dari pemerintah terkait dengan kelengkapan di Gajahwong Educational Park ini. Namun, menurutnya akan lebih menyenangkan jika ada hewan-hewan peliharaan yang disediakan di lokasi ini. Selain mengedukasi anak tentang macam-macam hewan, ini juga bisa menumbuhkan rasa cinta anak terhadap hewan sebagai sesama makhluk hidup. "Mungkin bisa ditambahkan kelinci atau hewan-hewan yang bisa berinteraksi dengan anak," jelasnya.

BACA JUGA: Makanan Ini Bisa Memicu Alergi Gatal, Ini Alasannya

Aktivitas Warga

Gajahwong Educational Park dikelola langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja. DLH tentu saja tetap melibatkan warga sekitar. Tokoh masyarakat RT 45 Kelurahan Pendeyan, Rudi Susanto menuturkan semangat edukasi yang ditanamkan di Gajahwong Educational Park sejalan dengan aktivitas yang dilakukan oleh warga RT 45. Ia mengatakan ibu-ibu kerap mengadakan pertemuan untuk bersama-sama mengolah sampah. Biasanya sampah plastik akan diubah menjadi barang-barang yang mempunyai nilai guna. Mulai dari tas, jepit, bando, dan berbagai barang bermanfaat lainnya. Tak hanya itu, bank sampah RT 45 juga terbilang aktif dan tersistem dengan baik. Tidak berhenti sampai di situ, dalam waktu dekat RT 45 juga akan membuat lorong sayur. "Sudah disepakati, pelaksanaannya sudah berjalan. Mudah-mudahan akhir tahun bisa berjalan sehingga antara taman dan kampung bisa beriringan, mengedukasi semua pihak untuk menjadi senang mengelola lingkungan," ungkapnya.

Belum lama ini, Gajahwong Educational Park viral seusai didatangi oleh seorang influencer aplikasi TikTok. Rudi tak memungkiri, viralnya Gajahwong Educational Park ini turut menjadikan kunjungan meningkat. Tak hanya didatangi oleh warga Kota Jogja saja, tapi juga warga dari luar kota.

Di sisi lain, pengawasan di Gajahwong Educational Park juga dilakukan secara intensif dan mandiri oleh warga. Sebab, Gajahwong Educational Park ini merupakan ruang terbuka yang bisa diakses oleh siapapun. Kerap kali, lokasi ini menjadi tempat anak-anak muda untuk berpacaran. Rudi memastikan aktivitas seperti itu tak boleh dilakukan di Gajahwong Educational Park. "Jika ditemui ada yang pacaran, maka tidak akan lepas dari teguran warga," ucapnya.

Rudi mengatakan selain menjadi ruang bermain dan edukasi Gajahwong Educational Park ini juga turut mengungkit perekonomian warga sekitar. Sejumlah warga memanfaatkan keberadaan ruang bermain ramah anak ini dengan membuka usaha kuliner. Tak jarang, warga kebanjiran orderan lantaran banyak tamu berkunjung ke Gajahwong Educational Park.

Apalagi, kini ruang bermain ramah ini menjadi percontohan seusai mendapat nilai audit tertinggi dari KemenPPA. Tentu saja, kunjungan tamu dari berbagai daerah juga meningkat. Di sisi lain, warga juga tak melarang pedagang kaki lima untuk berjualan di sekitar lokasi. Mengingat terbatasnya lahan, tak ada spot tertentu tempat pedagang bisa berjualan, yang penting tidak sampai mengganggu akses jalan.

Meski demikian, dia bersama warga lainnya sudah memikirkan lokasi khusus yang memungkinkan menjadi tempat mangkal para pedagang kaki lima. "Sudah kami pikirkan, supaya dampak ekonomi bagi warga Kota Jogja juga bisa dirasakan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tangkap Bos Sriwijaya Air Hendry Lie Terkait Dugaan Korupsi Timah

News
| Selasa, 19 November 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Museum Topeng Cirebon Mulai Dilirik Wisatawan

Wisata
| Sabtu, 16 November 2024, 07:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement