Advertisement

Promo Desember

KILAS BALIK 2024: Pembangunan Kota Jogja Harus Berkelanjutan

Media Digital
Jum'at, 20 Desember 2024 - 04:57 WIB
Arief Junianto
KILAS BALIK 2024: Pembangunan Kota Jogja Harus Berkelanjutan Kondisi Gedung Taman Budaya Embung Giwangan. (Istimewa)

Advertisement

JOGJA—Bulan Desember 2024 menjadi momentum bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja untuk tutup buku. Berbagai program pembangunan yang dilakukan sepanjang 2024 hampir seluruhnya selesai.

Kabid Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja, Yohanasani Widayatsari, menuturkan pada 2024 Pemkot Jogja mengusung tema pembangunan Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Keberlanjutan Pembangunan Kota Jogja.

Advertisement

Tema ini dimaknai sebagai pengembangan sumber daya manusia secara terarah dan terencana sehingga dapat mendorong pengelolaan sumber daya dan potensi yang ada secara tepat guna.

Sani, sapaannya, menuturkan ada berbagai strategi pembangunan pada banyak aspek yang dilakukan oleh Pemkot Jogja. Di bidang pendidikan dan kesehatan misalnya, Pemkot Jogja memastikan baik akses pendidikan maupun kesehatan bisa didapatkan oleh seluruh lapisan masyarakat dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhannya.

Sedangkan terkait dengan aspek berkelanjutan, Pemkot berupaya untuk melakukan pembangunan di segala bidang, baik infrastruktur, ekonomi, maupun sosial demi kesejahteraan masyarakat.

Sani menyebut jajarannya berupaya melaksanakan peningkatan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dan menggerakkan ekonomi secara lebih inklusif dan terpadu.

“Terkait dengan penanganan sampah dan peningkatan kualitas lingkungan, sekaligus untuk mengawal transisi pemerintahan dalam rangka proses transisi kepemimpinan, kami menyiapkan dokumen perencanaan jangka panjang dan dokumen perencanaan jangka menengah,” ujar Sani saat ditemui, Rabu (18/12/2024).

Proyek pembangunan UPS Karangmiri. (Istimewa)

Dalam pembangunan infrastruktur, Sani menyebut setidaknya ada 10 proyek strategis milik Pemkot Jogja yang dilaksanakan sepanjang 2024, di antaranya pembangunan Gedung Taman Budaya Embung Giwangan tahap kedua, instalasi bedah sentral di rumah sakit, pemeliharaan berkala Jalan Gedongkuning sisi selatan, hingga pembangunan Puskesmas Pakualaman dan Puskesmas Kraton.

Ada pula pembangunan konstruksi TPS3R untuk pengelolaan sampah di Karangmiri, pembangunan SMPN 10 Jogja, perluasan gedung fasilitas dan pengadaan perabot layanan perpustakaan Kota Jogja, pembangunan saluran air hujan di Kelurahan Giwangan RW13, serta penataan permukiman kumuh di Kelurahan Terban RT2/ RW1.

Proyek Pembangunan SMP Negeri 10 Kota Jogja. (Istimewa)

Sani memastikan seluruh proses pembangunan lancar dan sesuai dengan tata kala. “Dari seluruh proyek ini sampai dengan akhir triwulan ketiga 2024 sudah tercapai 98,2%. Sudah hampir selesai, akhir tahun Insyaallah sudah bisa terselesaikan semua,” katanya.

Untuk penanganan persampahan, Sani menyebut berbagai progres sudah dicapai di tahun ini. Progres penyelesaian persoalan sampah hingga triwulan ketiga ini sudah mencapai lebih dari 80%, terdiri dari capaian pengurangan sampah dan penanganan sampah.

Sani menyebut Pemkot Jogja berhasil mengurangi produksi sampah hingga 21,96%. Jumlah ini dihitung dari pengelolaan sampah di tingkat hulu melalui gerakan zero sampah anorganik dengan optimalisasi bank sampah serta gerakan Organikkan Jogja.

Tak hanya fokus di hulu, penanganan sampah juga dilakukan di tingkat hilir melalui empat titik pengolahan sampah di Unit Pengolahan Sampah (UPS) milik Pemkot Jogja, di antaranya di Nitikan, Karangmiri, Kranon, dan Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Di UPS itu, sampah dikelola dengan metode pemilahan dan pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau Refuse Derived Fuel (RDF).

Selain itu, Pemkot Jogja berupaya untuk menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk menuntaskan masalah sampah. Kemitraan dengan perguruan tinggi dalam riset dan teknologi di Depo Tompeyan juga dilakukan.

Sani menuturkan permasalahan sampah tak hanya terjadi di Kota Jogja saja. Beberapa wilayah lain juga mengalami hal serupa. Dia menyadari adanya keluhan dari masyarakat terkait dengan pembuangan sampah di depo yang tak lagi semudah beberapa tahun lalu.

Namun, dia mengatakan kondisi ini terjadi lantaran pengolahan sampah dilakukan secara desentralisasi oleh masing-masing kabupaten/ kota, imbas dari ditutupnya TPA Piyungan. Untuk itu, ada satu lagi strategi yang disiapkan untuk menuntaskan masalah sampah, yakni dengan menyiapkan insinerator. “Selain UPS yang sudah dibuat, kami sudah menyiapkan operasional di 2025 sebanyak empat unit insinerator yang akan dipasang di Sitimulyo, Piyungan, dan Giwangan. Sudah dalam proses konstruksi di 2025 sehingga secara nyata bisa terlihat di depo-depo tidak menumpuk lagi dan tidak lagi meresahkan masyarakat,” katanya.

Pembangunan di Kota Jogja juga tak lepas dari berbagai tantangan. Menurutnya, tantangan yang dihadapi Pemkot Jogja dalam melakukan pembangunan adalah berkaitan dengan keterbatasan lahan. Luasan Kota Jogja yang hanya 32,8 kilometer persegi menjadi tantangan. Sebab, Sani mengatakan biasanya investasi ekonomi akan melihat luasan lahan sebagai syarat sehingga cukup sulit untuk ditangani. “Kondisi ini menjadi tantangan yang harus diatasi bersama. Untuk investasi ekonomi biasanya salah satunya syarat harus ada lahan yang luas, dan di Kota Jogja hal itu sulit diperoleh,” katanya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mantan Pejabat Kemenperin Diperiksa Penyidik Kejagung terkait Kasus Tom Lembong

News
| Jum'at, 20 Desember 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Nikmati Pergantian Tahun di Borobudur, Prambanan, dan TMII, ada Raisa hingga Meditasi Massal

Wisata
| Rabu, 18 Desember 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement