Advertisement

Promo Desember

Sembilan Sapi Terjangkit PMK di Gunungkidul, Satu Ekor Mati

Andreas Yuda Pramono
Senin, 23 Desember 2024 - 18:37 WIB
Arief Junianto
Sembilan Sapi Terjangkit PMK di Gunungkidul, Satu Ekor Mati Ilustrasi sapi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul menyampaikan ada sembilan ekor sapi di Kalurahan Pampang, Gunungkidul terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) sejak Oktober 2025. Satu di antaranya mati.

Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan tiga dari sembilan tersebut terjangkit PMK belum lama ini. “Minggu [22/12/2024] kemarin itu ada yang menghubungi kami bahwa ada ternak mati. Ternyata terkena PMK. Ternak ini masih pedet [anakan],” kata Wibawanti, Senin (23/12/2024).

Advertisement

Wibawanti menambahkan petugas dari Dinas Kabupaten, UPT Puskeswan, dan UPT Laboratorium kemudian turun ke lapangan pada Senin (23/12/2024) guna melakukan penyelidikan dan mengambil swab terhadap dua ternak yang masih hidup. Hasil swab tersebut digunakan untuk mengukuhkan diagnosis Dinas terhadap ternak yang sakit.

Dinas juga telah melakuka pengobatan terhadap enam sapi yang tiga bulan lalu terjangkit PMK. Sapi tersebut, kata dia berangsur membaik. Sapi-sapi tersebut dimiliki beberapa warga. Adapun tiga sapi yang baru-baru ini terjangkit dimiliki satu warga.

Selain melakukan penyelidikan dan melakukan swab, Dinas juga membersihkan kandang dan mendistribusikan disinfektan, selain juga melakukan edukasi ke peternak di Kalurahan Pampang. “Semula kan induknya sakit. Induk sudah kami obati dan berangsur sembuh. Pedet atau anak sapi yang berumur dua bulan sepuluh hari ini tidak kuat dan mati,” katanya.

Wibawanti menerangkan PMK menyebabkan produksi air susu induk sapi menurun, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan pedet. Adapun pedet tersebut juga tidak dapat mengonsumsi susu secara maksimal lantaran luka pada mulut.

Disinggung ihwal PMK di wilayah lain, dia menyampaikan ada kasus yang masih aktif. Meski begitu, kematian terjadi hanya di Pampang. Dia juga belum dapat menyampaikan angka kejadian PMK di wilayah lain.

Kepala Dukuh Polaman, Herulawan mengatakan Pemerintah Kalurahan telah menyampaikan informasi mengenai vaksin dan pengelolaan ternak apabila terjangkit penyakit. “Dinas lewat Kalurahan lalu ke Dukuh informasinya sudah kami sampaikan. Warga kandang kurang memperhatikan pesan jadi kadang tidak tersampaikan informasinya. Kalau kejadian seperti ini baru merasa resah warga masyarakat,” kata Herulawan.

Herulawan mengimbau agar warga jeli terhadap kesehatan ternak. Apabila ada keluhan mengenai ternak, warga perlu segera melaporkan situasi-kondisi ke Kepala Dukuh. Kepala Dukuh akan meneruskan ke Dinas secara berjenjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

835.400 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek di H-3 Hari Raya Natal

News
| Senin, 23 Desember 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Kedai Rukun, Kesederhanaan Justru Jadi Andalan

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 13:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement