Advertisement
Museum Date Bikin Vredeburg Tak Lagi Membosankan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kamis 2 Januari 2025 jalanan Kota Jogja tak sepadat beberapa waktu lalu saat malam pergantian tahun. Meski demikian, banyak wisatawan yang masih memanfaatkan sisa-sisa hari liburnya untuk melakukan eksplorasi di Kota Jogja. Salah satu spot favorit wisatawan adalah Museum Benteng Vredeburg. Sejak dibuka hingga malam hari, antusias masyarakat untuk datang ke museum sangat tinggi.
Museum tampaknya masih erat dengan stigma tempat yang kuno dan membosankan. Di satu sisi museum banyak menyimpan histori yang perlu diketahui oleh masyarakat luas. Namun, di sisi lain aktivitas dan tampilan museum yang begitu-begitu saja tak jarang menjadikan masyarakat malas untuk berwisata ke museum. Stigma ini juga turut menjadi tantangan yang sekaligus langsung dijawab oleh pengelola Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Advertisement
BACA JUGA : Setelah 2 Tahun Direnovasi, Museum Gunung Merapi Kembali Beroperasi
Bagaimana tidak, kini berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg bisa dibilang tak lagi membosankan. Berbagai teknologi turut dihadirkan di dalam diorama museum. Seperti penyediaan media interaktif yang mengajak masyarakat mendapatkan informasi sejarah dengan cara yang berbeda. Ada pula teknologi hologram yang menambah kesan modern dan menjadikan sejarah bisa dipahami dengan cara lebih menyenangkan.
Minat masyarakat untuk mengunjungi museum lambat laun terus meningkat. Pada masa liburan natal dan tahun baru ini saja pengunjung melonjak hingga 4 kali lipat dibanding biasanya. Edukator alias pemandu museum juga sempat kewalahan melayani wisatawan. Fajar menuturkan, wisatawan yang datang dari berbagai kalangan. Ada yang datang rombongan, bersama keluarga, bahkan ada juga pelancong dari luar negeri yang sengaja datang untuk belajar tentang sejarah Indonesia.
"Ketika turis mancanegara datang mereka sering bilang 'my father was live in here' jadi bisa dikatakan mungkin kakeknya dulu adalah tentara yang stay di sini. Justru kami juga bisa tanya ke mereka bagaimana dulu ceritanya, jadi seperti ada kedekatan," kata Edukator Museum Benteng Vredeburg Fajar Astana Prima saat ditemui di Museum Benteng Vredeburg, Kamis (2/1/2025).
Tak semua wisatawan datang ke Benteng Vredeburg hanya untuk sekadar menambah pengetahuan terkait sejarah Indonesia. Sebagian pengunjung juga menjadikan setiap spot di Benteng Vredeburg sebagai latar belakang dalam mengabadikan momen. Ada sepasang calon pengantin. Ada pula rombongan keluarga hingga anggota instansi yang berfoto lengkap dengan pakaian adat Jawa. Berdasarkan testimoni pengunjung, Fajar mengatakan banyak titik di Benteng Vredeburg yang punya kesan estetik.
"Beberapa wisatawan juga mengatakan saat berfoto di Museum Benteng Vredeburg serasa berfoto di Eropa," ujarnya.
Antusias masyarakat untuk menghabiskan waktu di museum semakin tinggi usai Museum Benteng Vredeburg dibuka hingga malam hari sejak 2023 lalu. Pada hari kerja, Benteng Vredeburg buka pada pukul 08.00-20.00 WIB. Sedangkan pada Jumat, Sabtu, dan Minggu benteng buka sejak pukul 08.00-22.00 WIB.
BACA JUGA : Tutup Dua Tahun, Museum Gunung Merapi Segera Dibuka Kembali
Sosial media punya peranan penting dalam hal meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Benteng Vredeburg. Ini juga didukung dengan berbagai spot-spot menarik yang kerap kali dipilih sebagai latar belakang foto. Tak hanya itu, tren Museum Date yang belakangan sempat ramai juga menjadikan anak muda memilih menghabiskan waktu untuk berkencan di museum.
"Ada juga yang museum date, lumayan banyak justru yang di malam hari. Ada yang bersama pasangan melihat-lihat di sini, foto-foto. Kami juga berupaya untuk melakukan pengawasan, takutnya ada kejadian yang kurang baik," katanya.
Selain nuansa estetik yang menjadi daya tarik, pengelola Benteng Vredeburg juga berupaya untuk menghadirkan berbagai gelaran yang bisa menarik perhatian pengunjung. Setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu pengelola menghadirkan pertunjukkan water fountain atau air muncur menari yang dinamai Tirta Abinawa. Tak hanya itu, ada juga workshop dengan berbagai tema hingga edukasi pembuatan batik. Tiap akhir pekan, masyarakat juga bisa menikmati pertunjukan musik yang dikemas dalam gelaran Musikologi.
"Ini jadi upaya kami untuk mematahkan stigma bahwa museum itu membosankan. Kami juga memanfaatkan media sosial. Jika ada pengunjung yang mengunggah konten terkait Museum Benteng Vredeburg akan kami unggah ulang sehingga pengunjung juga merasa diapresiasi," ungkapnya.
Museum Benteng Vredeburg terdiri dari 4 diorama. Masing-masing diorama memuat cerita sejarah Indonesia dari time line yang berbeda-beda. Fajar mengatakan Museum Benteng Vredeburg dibangun pada masa kepemimpinan Belanda tepatnya pada tahun 1760.
Kepemilikan museum ini sempat berpindah ke tangan Belanda, Jepang, hingga akhirnya kembali dikuasai Indonesia di bawah naungan TNI AD. Awalnya, Museum Benteng Vredeburg sempat dibangun menggunakan kayu. Seiring berjalannya waktu, pemugaran dilakukan hingga beberapa kali hingga bangunan menjadi kokoh dan kuat seperti saat ini.
BACA JUGA : Dianggarkan Rp5,2 Miliar, Perbaikan Museum Gunung Merapi Berlanjut di Tahun Ini
Wisatawan yang hendak berlibur di Museum Benteng Vredeburg pun tak perlu merogoh kocek yang terlalu dalam. Harga tiket masuk terbilang terjangkau. Untuk hari kerja Senin-Kamis, tiket masuk dibanderol Rp 10 ribu untuk anak, Rp 15 ribu untuk dewasa, dan Rp 30 ribu untuk wisatawan mancanegara. Sementara, pada akhir pekan tiket dibanderol Rp 15 ribu untuk anak, Rp 20 ribu untuk dewasa, dan Rp 40 ribu untuk wisatawan mancanegara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Uang yang Dihabiskan Wisatawan yang Berkunjung ke Sleman Tertinggi Rp1,778 Juta
- Peminat Bus Sekolah Tambah Banyak, Dishub Bantul Tunggu Persetujuan Penambahan Armada
- Viral Aksi Kekerasan Jalanan di Sleman Melukai Korban, Ini Kata Polisi
- Dukung Ketahanan Pangan, Polda DIY Tinjau Implementasi Riset Pola Tanam Baru di Moyudan
- Prediksi BMKG, DIY Bakal Hujan Sedang hingga Lebat Tiga Hari ke Depan
Advertisement
Advertisement