Advertisement
893 Sapi di Gunungkidul Terjangkit PMK, Langkah Pencegahan Ditingkatkan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Gunungkidul terus meluas. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) setempat hingga 5 Januari 2025, jumlah sapi yang terpapar PMK mencapai angka yang mengkhawatirkan, yakni 893 ekor dengan 63 ekor di antaranya dilaporkan mati.
Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti mengungkapkan bahwa penyebaran PMK sudah mencapai hampir seluruh kecamatan di Gunungkidul. Kecamatan Karangmojo menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, diikuti oleh Ponjong dan Paliyan.
Advertisement
Adapun sebaran kasus PMK di beberapa kecamatan di Kabupaten Gunungkidul yakni Karangmojo 478 kasus (6 ekor mati), Ponjong 260 kasus (9 ekor mati), Nglipar 33 kasus, Playen 25 kasus (8 ekor mati), Ngawen 15 kasus (1 ekor mati), Semanu 12 kasus (1 ekor mati), Girisubo 11 kasus (6 ekor mati), Gedangsari 8 kasus (2 ekor mati), Rongkop 8 kasus (1 ekor mati), Paliyan 28 kasus (16 ekor mati), Patuk 4 kasus (1 ekor mati), Purwosari 4 kasus (3 ekor mati), Wonosari 4 kasus (9 ekor mati) dan Tepus 3 kasus.
"Kami terus melakukan pemantauan dan penanganan intensif di lapangan," ujar Wibawanti, Selasa (7/1/2025).
BACA JUGA: Sudah 30 Sapi Mati, DPRD Bantul Dorong Penetapan KLB PMK
Untuk mengatasi wabah ini, berbagai langkah telah dilakukan DPKH setempat dengan pengobatan kepada ternak, disinfeksi kandang dan lingkungan sekitar, pembuangan bangkai hewan yang mati, pemeriksaan sampel ternak, vaksinasi, edukasi masyarakat, pembatasan lalu lintas ternak dan penerapan bio safety dan bio security.
"Kami juga menyuntikan vitamin pada ternak di sekitar lokasi kasus untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya," jelas dia.
Wibawanti mengimbau kepada seluruh peternak dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi wabah ini. "Kami berharap semua pihak dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan hewan ternak dan mengikuti arahan yang telah diberikan," ujarnya.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan dalam penanganan PMK masih cukup besar. Keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar juga masih perlu ditingkatkan.
"Kami berharap dengan upaya bersama, wabah PMK dapat segera teratasi dan tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi para peternak. Pemerintah daerah juga terus berupaya untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat dalam penanganan wabah ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ekonom Nilai Ultimatum Trump ke Iran Akan Memperburuk Ketegangan Kawasan
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- PSIM Jogja Pertahankan Kapten Tim Rendra Teddy, Bisa Bermain di Berbagai Posisi Jadi Nilai Plus
- Diluncurkan Sebulan Lalu, Lapor Minol Sleman Terima Sejumlah Aduan
- Catat! Ini Rencana Skema Rekayasan Lalin di Proyek Batas Kota Bantul-Pertigaan Cepit
- Program JKN Bantu Bayu Tetap Bisa Mengajar
- DPD PDI Perjuangan DIY Gelar Sosialisasi Beasiswa PIP, Wujudkan Jaminan Pendidikan untuk Anak dari Keluarga Miskin
Advertisement
Advertisement