Advertisement

Sosok Devin Andrasetya, Sang Juragan Informasi Kos di Jogja

Sirojul Khafid
Sabtu, 11 Januari 2025 - 09:47 WIB
Sunartono
Sosok Devin Andrasetya, Sang Juragan Informasi Kos di Jogja Devin saat sedang survei kos. -Ist - Galeri Kost Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Meski Jogja berisi jutaan kos-kosan, bagi yang tidak punya koneksi tetap akan kesulitan mencari tempat tinggal ideal. Galeri Kost Jogja hadir memudahkan orang tua mencarikan kos untuk anaknya yang hendak kuliah di Jogja.

Devin Andrasetya Eristiawan kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Jogja tahun 2014. Dia berasal dari Magelang dan merupakan anak pertama. Tidak ada saudara yang tinggal di Jogja. Kondisi ini membuatnya cukup susah mencari kos. Di sekitar kampusnya, kos sudah penuh.

Advertisement

Akhirnya mereka menemukan kos di sekitar Mrican, Caturtunggal, Sleman. Tidak hanya jauh dari kampus, harganya juga cukup mahal. Dengan ukuran kamar 2x3 meter untuk enam bulan, harganya Rp2,5 juta, belum termasuk listrik dan sebagainya. Namun mau tidak mau, Devin mengambil kos itu. Waktunya juga cukup mepet untuk persiapan kuliah. “Itu kesulitan pertama saat tinggal di Jogja,” katanya, Selasa (7/1/2025).

Barulah setelah tinggal beberapa bulan, Devin bisa pindah kos yang lebih sesuai kebutuhannya. Dia lulus kuliah tahun 2018 dan bekerja di banyak bidang. Devin sempat bekerja berpindah-pindah di hotel dan restoran. Dia juga pernah usaha berjualan tomat, menjadi karyawan pabrik, hingga ngojek online.

BACA JUGA : Selain Pondokan Tanpa Plang, Indekos Campur Jadi Sasaran Penertiban Satpol PP Jogja

Memasuki masa pandemi Covid-19, saat Devin masih ngojek, banyak kos di Jogja yang kosong, termasuk di tempat tinggalnya. Devin kemudian terpikir untuk menjualkan kamar kos milik ibu kosnya. Setelah bersepakat, dia akan mendapatkan Rp50.000 setiap satu kos yang tersewa.

“Ternyata laku tiga, malah dapet uang dari sini, jualnya dari mulut ke mulut. Saya mikir, kalau simbah kos saya mau, orang sekitar sini mau juga, aku tawarin di sekitar,” katanya.

Seribu Lebih Kos

Memasuki tahun 2021, setelah Devin menikah, dia fokus mengurusi jasa informasi kos. Devin meninggalkan pekerjaan lainnya. Sistemnya juga berubah. Apabila dulu pemilik kos yang membayar ke Devin, sekarang pencari kos yang membayar jasa informasinya.

Berhubung sudah ada beberapa jasa serupa, dia merasa usaha yang kemudian bernama Galeri Kost Jogja perlu punya kerja sama kos paling banyak di Jogja. Konsekuensinya, Devin perlu banyak menghubungi dan berkunjung ke kos-kos di Jogja.

Awalnya tidak mudah mencari rekanan kos untuk kerja sama. Dari 10 kos yang Devin datangi, bisa jadi semuanya menolak bekerja sama. Di masa-masa itu, marak penipuan yang membuat pemilik kos agak waspada. Modusnya, ada orang datang dan mereview kos. Kemudian dia mengunggah foto di media sosial dan meminta uang muka bagi penyewa. Setelahnya orang tersebut menghilang.

“Awal-awal belum punya nama dan reputasi, kami ketuk semuanya nolak. Pernah juga ditanya, ‘Ini mau nipu atau gimana?’, saya bilang, ‘Kalau saya mau nipu saya enggak dateng bu’,” kata Devin.

Untuk membangun reputasi, Devin membuat akun media sosial khusus bernama Koko Kost. Isinya menceritakan pekerjaan yang menawarkan jasa informasi kos. Devin tampil di kamera untuk meyakinkan pemilik kos dan calon pengguna jasa. Cara ini, dengan terus door to door, serta strategi yang belum bisa Devin bagian, membuat reputasi Galeri Kost Jogja semakin naik. Saat ini, sudah lebih dari 1.000 rekanan kos yang mereka miliki.

Bagi yang hendak menggunakan jasa ini, masyarakat hanya perlu menghubungi kontak admin Galeri Kost Jogja. Nantinya, admin akan menanyakan kebutuhan kos dan lokasinya. Acuan lokasi menggunakan patokan kampus. Setelah memilih kos, pengguna jasa akan membayar biayanya. Kemudian admin akan memberikan informasi yang lebih detail, termasuk ketersediaan kamar.

BACA JUGA :Dinilai Resahkan Warga, Satpol PP Kota Jogja Tertibkan Indekos Putri Tanpa Papan Nama

Informasi satu kos seharga Rp125.000. Untuk informasi dua kos ada paketan Rp175.000 dan tiga kos seharga Rp225.000. Dalam sebulan, bisa lebih dari 100 orang yang menghubungi Galeri Kost Jogja. Konsumen yang kemudian deal untuk mengambil jasa ini bisa lebih dari 50 orang perbulannya.

Permudah Orang Tua

Banyak yang mengira informasi di Galeri Kost Jogja gratis. Sementara Devin perlu menggunakan perangkat seperti iphone, laptop, dan membayar pegawai untuk operasionalnya. Terutama yang paling besar modalnya berupa menambah, mengelola, dan menjaga koneksi kos yang bekerja sama di Jogja.

Biaya layanan informasi kos juga untuk menjamin konsumen tidak tertipu. Semua rekanan akan dijamin kredibilitasnya. Ada uang kembali juga semisal kos penuh dan sebagainya. Seiring berjalannya usaha, pasar semakin terbentuk, dan konsumen semakin paham konsepnya.

Meski terkesan ‘minim modal’, tantangan usaha jenis ini berkaitan dengan mengelola banyak orang, dari konsumen hingga ribuan pengelola kos. Apalagi saat masa-masa penerimaan mahasiswa baru, bisa lebih dari 100 orang yang perlu tim Galeri Kost Jogja tangani. “Banyak banget testimoni, kalau jasa ini bener-bener suatu hal yang sangat dibutuhkan,” kata pria berusia 29 tahun ini.

Dari perasaan terbantu itu, sampai ada konsumen yang menransfer uang lebih, mengirim roti, hingga ada yang mau datang ke rumah. Biasanya mereka adalah orang tua yang hendak meninggalkan anaknya di Jogja. Ini seperti kondisi Devin saat awal ke Jogja, dengan segala kesulitannya mencari tempat tinggal. “Kesan itu banyak dari orang tua, kalau anak kos ke Jogja yang bayar orang tuanya, seperti kondisi saya dulu,” katanya.

Kampus dan Kos Tumbuh Beriringan

Banyak kos baru bermunculan di Jogja. Saat banyak survei kos, Devin tidak jarang melihat pembangunan kos dengan bangunan baru. Menurutnya, pertumbuhan kos selaras dengan munculnya kampus baru di Jogja.

Kondisi ini membuat Galeri Kost Jogja memiliki semakin banyak variasi kos. Ada yang eksklusif hingga biasa saja. Harga kos termurah yang ada di Galeri Kost Jogja sekitar Rp300.000. Sementara untuk yang mahal, harganya bisa Rp3 juta perbulan dan lebih. Kondisinya juga beragam, dari yang memang layak sampai cukup unik.

Devin pernah mendapatkan tawaran review kos yang lokasinya di perumahan. Saat sampai di lokasi, dia kesusahan mencari bangunan yang terlihat seperti kos. “Ternyata ada bangunan di pojokan perumahan, mungkin mangkrak. Waktu masuk, di belakang kos kaya perkebunan enggak terawat. Justru dari situ malah viral, sampai jutaan yang lihat review tempat itu di media sosial,” katanya.

BACA JUGA : Marak Aksi Penipuan Penyewaan Penginapan di Jogja, Kos-kosan Didaku Homestay

Seringnya bertemu dengan pemilik kos, kadang kala Devin menjalankan fungsi konsultasi. Beberapa pemilik kos bertanya strategi agar kamarnya cepat laku. Sebagian juga bertanya waktu dan cara yang tepat menaikkan harga sewa kos.

“Rata-rata pemilik kos di Jogja itu investor [dari luar Jogja]. [Saya tanya biasanya] pangsa pasar siapa dan area mana, kalau SCBD [Seturan, Condongcatur, Babarsari, Depok] enggak komplain, kamar jelek atau bagus banyak yang nyari. Kalau area lainnya belum tentu bisa seperti itu,” kata Devin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Tahan 3 Tersangka Korupsi Pembelian Server Fiktif di Anak Usaha Telkom PT SSC

News
| Sabtu, 11 Januari 2025, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement