Advertisement
Produksi Padi di Gunungkidul Turun Tipis pada 2024, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mencatat produktivitas padi di 2024 mencapai 269.814 ton gabah kering giling. Angka ini lebih kecil ketimbang capaian produktivitas di 2023.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, produktivitas padi di 2024 tidak sebaik di 2023. Fenomena el nino menjadi salah satu penyebab hasil panen yang kurang optimal.
Advertisement
“Perubahan iklim ini sangat berpengaruh karena produktivitas di sektor pertanian, khususnya komoditas padi ikut menurun,” kata Raharjo, Minggu (19/1/2025).
Dia menjelaskan, di 2024, hasil panen padi milik petani di kisaran 269.814 ton gabah kering giling. Adapun setahun sebelumnya, produktivitas mencapai 300.000an ton gabah kering giling.
“Penurunannya ada sekitar 10%,” ungkapnya.
Meski menurun, mantan Kepala Bidang Tanaman Pangan ini memastikan untuk kebutuhan beras di Masyarakat tidak ada masalah. Ia mengklaim, dengan produktivitas yang ada maka kebutuhan beras masih sangat mencukupi.
“Masih aman dan tidak perlu dikhawatirkan,” katanya.
BACA JUGA: Berkat Program Irigasi Perpompaan, Petani Gunungkidul Panen Padi Lebih Awal
Raharjo menambahkan, upaya peningkatan produktivitas pertanian terus dilakukan sebagai bentuk komitmen penguatan ketahanan pangan di Kabupaten Gunungkidul. Berbagai program mulai dari peningkatan sarana dan prasarana pertanian melalui modernisasi alat, pendampingan dan pelatihan kepada petani hingga program semodel irigasi pertanian juga terus dijalankan.
“Tentu kami berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan di Gunungkidul. Oleh karena itu, guna mewujudkannya tidak hanya diwujudkan dalam program kerja, tapi juga butuh partisipasi aktif dari Masyarakat,” katanya.
Di sisi lain, petani juga diminta untuk mewaspadai potensi serangan hama. Pasalnya, ancaman ini bisa memberikan dampak terhadap produktivitas pertanian, khususnya panen padi.
“Pemantauan dan pembasmian hama tanaman akan dilakukan sejak dini sehingga saat ada ancaman bisa tertangani sejak awal agar tidak menganggu produktivitas,” katanya.
Ketua Tim Sarana dan Prasarana Pertanian, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Yatimah mengatakan, pemeritnah berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan di Masyarakat. Oleh karena itu, berbagai program dijalankan untuk mewujudkan swasembada pangan ini.
Salah satu yang dilakukan dengan melaksanakan program irigasi perpompaan. Tahun lalu, kata dia, total ada bantuan pembangunan irigasi perpompaan di 39 lokasi di Bumi Handayani.
“Kami bersyukur bisa berhasil karena sudah mulai membuahkan hasil dengan dilaksanakannya panen raya padi dari program irigasi perpompaan. Harapannya lewat program ini dapat menambah pertanaman padi di Gunungkidul,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anggota DPR Pertanyakan Pembongkaran Pagar Laut, Singgung Penghilangan Barang Bukti
Advertisement
Sepanjang 2024, 100 Juta Wisatawan Kunjungi Museum Sains dan Teknologi di China
Advertisement
Berita Populer
- Gandeng Swasta, Pemkot Jogja Tekan Angka Stunting dengan CSR
- Optimalisasi Pengolahan Sampah, Pemkab Bantul Bakal Bangun Hangar di ITF Pasar Niten
- Tahun Ini Bantul Dapat Alokasi Pupuk Bersubsidi 17.562 Ton
- Pemkot Jogja Bakal Bebaskan BPHTB untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Minggu 19 Januari 2025, Naik dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
Advertisement
Advertisement