Advertisement
Produksi Panen Tertinggi, Kapanewon Semin Jadi Sentra Penghasil Beras di Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mencatat produktivitas padi di 2024 mencapai 269.841 ton gabah kering giling. Kapanewon Semin menjadi lumbung padi di Gunungkidul karena produktivitasnya tertinggi dibandingkan dengan kapanewon lainnya.
Berdasarkan data yang ada, total luas panen padi di Kabupaten Gunungkidul mencapai 54.499 hektare. Jumlah ini terdiri dari panen padi sawah seluas 13.938 hektare dan padi gogo seluas 40.560 hektare.
Advertisement
Dilihat dari produktivitas, lahan padi sawah mampu menghasilkan 89.721 ton gabah kering giling. Sedangkan untuk padi gogo menghasilkan sebanyak 180.120 ton gabah kering giling.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, budidaya padi dapat diketemukan di seluruh kapanewon di Gunungkidul. Hanya saja, tidak semua kapanewon memiliki area padi sawah seperti Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Rongkop dan Girisubo. “Lima kapanewon ini hanya memiliki lahan padi sawah. Sedangkan 14 kapanewon lain memiliki kombinasi padi sawah dan ladang,” kata Raharjo, Rabu (29/1/2025).
Dia menjelaskan, untuk produktivitas, Kapanewon Semin menjadi sentra penghasil padi. Selain luasannya mencapai 5.671 hektare, panennya juga mampu menghasilkan 39.798 ton gabah kering giling.
Jumlah ini tertinggi dibandingkan dengan kapanewon lain di Gunungkidul. Sebagai contoh di Kapanewon Ponjong mencapai 22.624 ton gabah kering giling, Kapanewon Patuk sebanyak 22.338 ton dan Kapanewon Karangmojo mencapai 22.231 ton. “Untuk produktivitas paling sedikit ada di Kapanewon Tepus dan Tanjungsari yang hanya di kisaran 6.000an ton gabah kering giling,” katanya.
BACA JUGA: Pengamat Pertanian Memprediksi Swasembada Bursa Bakal Mudah Dicapai
Menurut dia, upaya peningkatan ketahanan pangan terus dilakukan. Berbagai program mulai dari peningkatan sarana dan prasarana pertanian melalui modernisasi alat, pendampingan dan pelatihan kepada petani hingga program semodel irigasi pertanian juga terus dijalankan. “Tentu kami berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan di Gunungkidul. Oleh karena itu, guna mewujudkannya tidak hanya diwujudkan dalam program kerja, tetapi juga butuh partisipasi aktif dari Masyarakat,” katanya.
Ketua Tim Sarana dan Prasarana Pertanian, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Yatimah mengatakan, pemeritnah berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan di Masyarakat. Oleh karena itu, berbagai program dijalankan untuk mewujudkan swasembada pangan ini.
Salah satu yang dilakukan dengan melaksanakan program irigasi perpompaan. Tahun lalu, kata dia, total ada bantuan pembangunan irigasi perpompaan di 39 lokasi di Bumi Handayani. “Kami bersyukur bisa berhasil karena sudah mulai membuahkan hasil dengan dilaksanakannya panen raya padi dari program irigasi perpompaan. Harapannya lewat program ini dapat menambah pertanaman padi di Gunungkidul,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mantan Bos Sriwijaya Air Diduga Bersekongkol di Kasus Timah, Didakwa Terima Uang Rp1 Triliun
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sambut Hari Pers Nasional 2025, Sejumlah Agenda Disiapkan PWI dan Pemkab Sleman
- Jadwal DAMRI ke Pantai Parangtritis dan Candi Borobudur Magelang
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 30 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Kamis 30 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Kamis 30 Januari 2025, Cek Lokasinya di Sini
Advertisement
Advertisement