Advertisement

Kota Jogja Deflasi pada Januari 2025, Kali Pertama dalam Tiga Tahun

Alfi Annisa Karin
Senin, 03 Februari 2025 - 15:57 WIB
Maya Herawati
Kota Jogja Deflasi pada Januari 2025, Kali Pertama dalam Tiga Tahun Kepala BPS Kota Jogja Mainil Azni saat ditemui di Kantor BPS Kota Jogja, Senin (3/2/2025) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jogja mencatat terjadinya kondisi deflasi pada Januari 2025.

Kepala BPS Kota Jogja Mainil Azni mengatakan Januari 2025 menjadi deflasi pertama pada Januari di tiga tahun terakhir. Sebab, pada Januari 2023 dan Januari 2024 masih dalam kondisi inflasi.

Advertisement

Mainil menuturkan angka deflasi di Kota Jogja mencapai -0,35. Berdasarkan catatannya, deflasi ini salah satunya disumbang oleh tarif listrik yang memang belakangan ini turun lantaran mendapatkan subsidi dari pemerintah. Menurutnya, turunnya tarif listrik ini cukup signifikan dalam mempengaruhi angka deflasi di Kota Jogja.

"Kalau kami lihat tarif listrik menyumbang angka deflasi sebesar 1,07% secara year to year dan 1,05 persen secara month to month," ujar Mainil saat ditemui di Kantor BPS Kota Jogja, Senin (3/2/2025).

Selain turunnya tarif listrik, tarif kereta api juga turut menyumbang angka deflasi di Kota Jogja. Dibanding bulan Desember 2024, komoditas ini menyumbang angka deflasi sebesar 0,05%.

Mainil mengatakan penurunan harga tarif kereta api ini terjadi seasonal atau bisa dikatakan masa liburan yang telah usai. Ini menjadikan tarif kereta api yang sempat melonjak pada saat libur panjang kembali ke harga normal. "Jadi bukan harganya yang turun, tapi kembali ke posisi normal," katanya.

BACA JUGA: Dampak Efisiensi Anggaran, Pemkab Bantul Kemungkinan Pangkas Jatah Lampu Penerangan Jalan

Di sisi lain, kelompok makanan minuman dan tembakau masih menjadi kelompok penyumbang inflasi tertinggi. Secara month to month tingkat inflasi pada kelompok ini mencapai 2,13%. Sementara tingkat inflasi secara year on year pada kelompok makanan minuman dan tembakau mencapai 4,19%.

Mainil menyebut kondisi ini disebabkan oleh cuaca yang mempengaruhi harga kebutuhan. Beberapa komoditas yang cukup tinggi harganya antara lain cabai rawit, telur ayam ras, hingga daging ayam ras.

"Beberapa yang memang komoditas-komoditas rawan terhadap cuaca ini pastinya harganya meningkat seperti cabai. Beberapa saat saya melihat sepertinya sulit dicari di pasar modern. Kalau di pasar tradisional ada," katanya.

Mainil mengatakan bakal terus melakukan pemantauan harga pangan di pasaran. Di sisi lain, pendataan soal kondisi perekonomian di Kota Jogja secara keseluruhan dalam satu tahun baru bisa didapatkan pada bulan Februari 2025.

"Dari angka tahunan baru bisa dilihat Februari. Sekarang sedang tahap pembahasan dan rekonsiliasi," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendagri Pastikan Pelantikan Kepala Daerah Dilaksanakan 20 Februari

News
| Senin, 03 Februari 2025, 18:22 WIB

Advertisement

alt

Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement