Advertisement

Wisata Berbasis Budaya Terintegrasi dengan Destinasi Kuliner Legendaris Mataram Berkembang di Kotagede

Sunartono
Minggu, 09 Februari 2025 - 00:17 WIB
Sunartono
Wisata Berbasis Budaya Terintegrasi dengan Destinasi Kuliner Legendaris Mataram Berkembang di Kotagede Saah satu bangunan cagar budaya di wilayah Kotagede yang terjaga keasliannya. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kotagede merupakan salah satu kawasan di Kota Jogja yang memiliki banyak kekayaan Kerajaan Mataram Islam. Mulai dari peninggalan fisik cagar budaya hingga kuliner legendaris era kerajaan terdahulu.

Di wilayah ini banyak ditemukan bangunan-bangunan dengan model era terdahulu yang memadukan antara khas Jawa dengan Tionghoa dan berbagai model lainnya. Bangunan fisik ini salah satunya dapat ditemukan di Kompleks destinasi Sekar Kedhaton.

Advertisement

"Selama lima tahun terakhir mulai mengulik nilai budaya yang terkandung di Kotagede sebagai pusat kerajaan Mataram Islam di masa lampau. Oleh karena itu layanan wisata yang disuguhkan berusaha menguak peninggalan kerajaan Mataram Islam. Di mana peninggalan masa lampau itu kemudian diangkat menjadi menu," kata Sekar Kedhaton Aldi Fadlil Diyanto kepada wartawan di sela-sela kegiatan Twentastic, Sabtu (8/2/2025).

Menu-menu khas Kerajaan Mataram Islam yang disajikan di antaranya Ayam Lembaran, Iga Brongkos, Mangut Beong, Bebek Mataram, Jenang baro-baro, Jenang abang, Magut Lele dan Ayam Bakar Kemangi.

Sejak awal memang menyasar segmen wisatawan mancanegara akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya wisatawan nusantara. Karena wisatawan domestik saat ini sudah banyak yang suka dengan nilai budaya seperti berbalut dengan cerita.

"Nah kami menceritakan bagaimana sejarahnya Kotagede, bahwa di sini dulu Kerajaaan Mataram Islam. Kebetulan di kompleks kami ada Ansor Silver menjadi salah satu warisan budaya, kita sambil menceritakan sejarahnya," ujarnya.

Ia menambahkan kerajaan Mataram Islam menjadi inspirasi dalam setiap menu. Salah satunya terkait menu Lumpia Gudeg di mana memiliki makna filosofi tersebut. Era terdahulu bangunan di kawasan tersebut terdiri atas unsur Jawa dan Tionghoa, di mana Lumpia merupakan representasi dari peninggalan pedagang China dan Gudeg merupakan makanan khas Jogja.

"Ini menjadi salah satu menu kuliner yang khas dan ini menjadi oleh-oleh," katanya.

Ia menambahkan wisatawan memberikan respons positif terhadap integrasi antara wisata berbasis kerajaan Mataram Islam dengan destinasi kuliner di wilayah Kotagede. Karena saat ini wisatawan lebih banyak yang menggemari pengalaman seperti cerita sejarah dan sejenisnya.

"Mereka tidak hanya datang berkuliner lalu foto-foto, tetapi juga merek ingin merasakan seperti apa yang bisa didatangi dan mendengar suatau cerita atau mencoba suatu aktivitas. Beberapa kampung wisata di sini juga memilik beberapa aktivitas seperti belajar menari, ke Makam Kotagede," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Gelora Baik dan Nasi Goreng Estetik

Gelora Baik dan Nasi Goreng Estetik

Jogjapolitan | 2 hours ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuota Haji Khusus 2025 Sebanyak 17.680 Jemaah, Pendaftaran Masih Dibuka

News
| Minggu, 09 Februari 2025, 09:57 WIB

Advertisement

alt

Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 21:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement