Advertisement
Pendidik Perlu Paham Aktualisasi Sejarah Agar Mudah Menyampaikan Materi ke Siswa

Advertisement
Harianjogja.om, JOGJA—Sejumlah praktisi menyarankan pentingnya guru memahami konsep aktualisasi sejarah agar mudah menyampaikan kepada siswa sesuai dengan perkembangan zaman. Materi ini dibahas dalam diskusi tentang Serangan Umum 1 Maret di Museum Sandi Yogyakarta, Selasa (11/3/2025).
Dalam diskusi tersebut mengemuka terkait kendala yang kerap dialami pendidik dalam menyampaikan materi sejarah yang kadang tidak sesuai dengan pelajaran. Hal itu seringkali membuat siswa kurang secara mendalam ketika memahami materi sejarah.
Advertisement
BACA JUGA : Sejarah Peringatan Hari Perempuan Sedunia 8 Maret
Oleh karena itu aktualisasi sejarah menjadi sangat penting dipahami guru. Sehingga materi sejarah bisa disampaikan sesuai dengan konteksnya. Kepala Museum Sandi Setyo Budi Prabowo sepakat bahwa aktualisasi dalam materi sejarah sah-sah saja dilakukan dengan catatan tetap menggunakan referensi sejarah aslinya dan memegang nasionalisme. Hal ini memang butuh kreativitas pendidik agar materi sejarah yang disampaikan mudah dicerna. Apalagi, era saat ini siswa sangat erat dengan teknologi.
"Misalnya mata pelajaran TKJ [Teknik Komputer Jaringan], ini juga bisa relevan dalam konteks sejarah masa lalu, misalnya perang persandian dalam pengamanan informasi. Kalau zaman sekarang ada istilah buzzer, dulu ketika Serangan Umum 1 Maret, pihak Belanda membuat informasi itu sebagai serangan kecil, di pihak Indonesia menyampaikan bahwa itu serangan besar. Ini kan bisa diaktualisasikan di era saat ini, " katanya.
Ia menambahkan anak era saat ini memang harus menggunakan cara berbeda dalam menyampaikan materi sejarah. Di antaranya konten menarik hingga hal kreatif dan inovatif lainnya. "Tetapi jangan meninggalkan sumber sejarah melalui literai dan bukti sejarah yang ada," ucapnya.
Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa Mayjen TNI (Purn) Lukman R. Boer menyatakan kegiatan diskusi sejarah seperti yang digelar tersebut memang perlu diperbanyak dengan melibatkan guru serta pelajar. Agar materia sejarah semakin mendapatkan ruang yang banyak di tengah masyarakat. Tentu tidak ingin pemuda di masa mendatang tidak mengenal sejarah bangsa.
Ia juga menyoroti mulai hilangnya beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan sejarah dan nasionalisme. Padahal mata pelajaran yang diajarkan ke siswa tersebut menjadi pintu masuk awal materi bisa dicerna siswa. "Bahkan mata kuliah kewiraan sekarang juga sudah tidak ada, pramuka juga tidak wajib. Mata pelajaran itu sangat penting untuk anak muda, karena sejarah itu obor, petunjuk bagi bangsa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Presiden Prabowo Akan Umumkan Penyaluran Tunjangan Guru ASN ke Rekening Pribadi
Advertisement

WISATA TURKIYE: Ingin Melihat Jubah Nabi Muhammad SAW, Datanglah ke Masjid Hirkai Serif
Advertisement
Berita Populer
- Perang Sarung Berujung Perampasan Motor, Satu Pelaku Ditangkap, Empat Lainnya Buron
- Program Ramadan Baznas DIY Sasar Marbot Masjid hingga Pekerja Rentan
- Ini Gebrakan Bupati Gunungkidul Mbak Endah dalam 100 Hari ke Depan
- Program Unggulan Bupati dan Wakil Bupati Bantul, dari Penyelesaian Sampah, Pengembangan Sport Tourism, hingga Mewujudkan Dermaga Ikan
- Kemasan Minyakita Tak Sesuai Takaran Ditemukan di Gunungkidul
Advertisement
Advertisement