Advertisement
Jelang Lebaran, Puluhan Anggota Bank Sampah Kamulyan di Jogja Cairkan Tabungan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Aktivitas Bank Sampah Kamulyan milik warga RW 22 Kampung Lowanu, Kelurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan berjalan optimal hingga hari ini.
Mendekati hari raya, puluhan nasabah Bank Sampah Kamulyan siap mencairkan dana tabungan sampah yang sudah dikumpulkan selama satu tahun. Sampah yang dikumpulkan oleh warga lalu dijual kepada pelapak. Hasilnya lalu dikumpulkan dan bisa dicairkan setahun sekali.
Advertisement
BACA JUGA: Biopori Hingga Carbonizer Serap Sampah di Ngupasan Jogja
Pengurus Bank Sampah Kamulyan, Bakhriah Sufiatun menjelaskan pencairan tabungan rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu mendatang (22/3/2025). Rata-rata, setiap nasabah memiliki tabungan hingga Rp 300.000 hingga Rp 400.000.
"Kami sengaja menjadwalkan pencairan tabungan sampah satu tahun sekali agar hasilnya terasa. Biasanya dilakukan mendekati hari raya, hitung-hitung bisa menambah dana untuk membeli parsel," ujar Upik, sapaannya, saat dikonfirmasi, Kamis (20/3/2025).
Dia menjelaskan nantinya nasabah akan dikumpulkan untuk bisa menerima hasil tabungan sampah. Warga juga tak perlu membawa buku tabungan lantaran buku tabungan sudah dikelola oleh pengurus bank sampah. Warga hanya perlu datang dan nantinya akan diberikan uang tunai sesuai dengan besaran tabungan masing-masing.
Upik menambahkan penimbangan sampah hingga saat ini masih terus dilakukan. Terakhir, penimbangan sampah anorganik mencapai 250 kilogram. Sementara, sampah organik yang diolah menjadi pupuk ataupun ecoenzym pun rutin dilakukan pemanenan.
Upik menyebut, panen biasanya dilakukan setiap tiga bulan sekali. Hasilnya digunakan untuk memberi nutrisi pada tumbuhan warga. "Saat ini sudah ada 45 anggota bank sampah yang aktif," tuturnya.
Dia menyebut semangat bank sampah bukanlah semata-mata dalam hal profit. Namun, lebih kepada edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah secara mandiri. Hingga kini, warga RW 22 Lowanu terus disiplin dalam melakukan pemilahan sampah.
Sampah dipilah berdasarkan jenisnya, organik dan anorganik. Dia berharap kebiasaan memilah sampah ini terus membudaya di tengah masyarakat. Sebab, menurutnya pemilahan sampah menjadi ujung tombak pengelolaan sampah secara keseluruhan.
"Ya kami berharap penerapan pilah sampah dari rumah itu benar-benar disiplinnya ditegakkan. Baik itu di tingkat warga, di tingkat penggobak, dan di tingkat depo. Itu harus disiplin pilah sampahnya, harus ditegakkan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mantan Dirut Pertamina Diperiksa Selama 12 Jam oleh Penyidik Kejagung
Advertisement

Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 21 Maret 2025: Massa Aksi Bertahan di DPRD DIY Hingga Timnas Indonesia Kalah 1-5 dari Australia
- Mau Gunakan Trans Jogja? Ini Rute dan Tarifnya
- Program Sekolah Rakyat di DIY Sasar Sekolah yang Kekurangan Siswa
- Dishub Sleman Gelar Ramp Check Setelah Lebaran
- Tinjau Kesiapan Jalur Fungsional Tol Jogja-Solo, Bupati Sleman Minta Pagar Pembatas Disempurnakan
Advertisement
Advertisement