Advertisement

Perbaikan Konstruksi Groundsill Srandakan Tergerus Arus Sungai Progo, BBWSSO Cari Metode Lain untuk Penanganan

Yosef Leon
Selasa, 08 April 2025 - 15:17 WIB
Sunartono
Perbaikan Konstruksi Groundsill Srandakan Tergerus Arus Sungai Progo, BBWSSO Cari Metode Lain untuk Penanganan Jembatan Srandakan lama terputus akibat banjir. / Instagram

Advertisement

Harianjogja.com.com, BANTUL—Penanganan lanjutan terhadap konstruksi darurat groundsill Srandakan yang sempat tergerus derasnya arus Sungai Progo kembali dimulai setelah Lebaran.

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) mengaku masih melakukan evaluasi untuk menentukan metode terbaik dalam menangani kerusakan yang berulang.

Advertisement

“Mulai Senin kemarin sudah dimulai lagi pengerjaan, tapi sementara masih pengecekan di lapangan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharaan SDA II BBWSSO, Riva Shofiarto, Selasa (8/4/2025). 

BACA JUGA: Konstruksi Perbaikan Groundsill Srandakan Tergerus Aliran Sungai

Menurut Riva, bagian konstruksi yang terseret arus belum akan langsung dibangun ulang. Pihaknya tengah menanti hasil evaluasi teknis sebelum menentukan pendekatan konstruksi lanjutan yang lebih efisien dan tahan terhadap potensi arus ekstrem.

“Nanti kami tunggu hasil evaluasi ini. Kami sedang mencari alternatif penanganan yang efisien dan kuat,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan pekerjaan di lapangan belum sepenuhnya berjalan karena masih menunggu mobilisasi alat berat dan personel.

Sebelumnya, bagian darurat dari groundsill Srandakan yang baru diperbaiki kembali rusak akibat meningkatnya debit air sungai. Panewu Srandakan, Sarjiman menyebut curah hujan tinggi di wilayah hulu, terutama dari arah Temanggung, sebagai penyebab utama kerusakan. Hal tersebut berdampak langsung pada penghentian sementara pekerjaan perbaikan darurat pada akhir bulan puasa lalu. 

BACA JUGA: Penanganan Jebolnya Groundsill Sungai Progo Butuh Koordinasi Pemkab Bantul dan Kulonprogo

“Penanganan darurat dihentikan sementara karena menjelang libur Lebaran tidak memungkinkan untuk mobilisasi alat berat dan pengiriman material,” kata Sarjiman.

Pekerjaan perbaikan semula ditargetkan rampung dalam waktu 90 hari kerja. Namun, dengan kondisi cuaca yang tak menentu dan kendala teknis di lapangan, pelaksanaannya kini memasuki fase evaluasi kembali pasca-Lebaran. Evaluasi ini akan menjadi dasar dalam menentukan langkah untuk menjamin ketahanan infrastruktur di kawasan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lokasi Pembangunan Subway Bawah Tanah Runtuh di Korea Selatan, Pencarian Korban Dihentikan

News
| Sabtu, 12 April 2025, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Daftar 37 Negara Bebas Visa untuk Paspor Indonesia

Wisata
| Rabu, 09 April 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement