Advertisement
Kebersihan Malioboro, Kusir Bawa Parfum untuk Semprot Kencing Kuda

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Keberadaan andong selama ini menjadi ikon kawasan Malioboro. Andong menjadi transportasi jarak dekat yang bisa membawa wisatawan berkeliling di sekitar kawasan Malioboro. Ada sejumlah standard operation procedure (SOP) yang harus dijalankan oleh para kusir andong untuk memastikan operasionalnya aman dan tidak mengotori kawasan Malioboro.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kawasan Malioboro menjadi destinasi favorit wisatawan termasuk saat momen libur panjang lebaran. Selain menikmati pedestrian, sebagian wisatawan juga memilih untuk menikmati suasana Malioboro dengan menunggangi andong. Sayangnya, belum lama ini keluhan dari wisatawan terkait dengan andong di Malioboro mencuat di media sosial. Banyak yang mengeluhkan bau pesing di sekitar Malioboro. Bau disinyalir disebabkan oleh kencing kuda yang parkir di Jalan Malioboro.
Advertisement
Menanggapi hal ini, Ketua Paguyuban Kusir Andong Yogyakarta Purwanto menyebut selama ini upaya antisipasi sudah dilakukan dengan ketat. Kesepakatan sudah terjalin antar kusir. Diantaranya adalah kesepakatan soal penggunaan parfum. Biasanya, parfum yang digunakan adalah parfum laundry yang dicampur air. Parfum disemprotkan setelah kuda buang air kecil. Selain itu, dia juga memastikan 500-an anggota Paguyuban Kusir Andong Yogyakarta juga rutin melakukan giat bersih-bersih di Jalan Malioboro untuk mengurangi bau pesing.
"Kami seminggu sekali kerja bakti, bersih-bersih. Kalau UPT Pengeloaan Kawasan Cagar Budaya mengadakan kerja bakti, kami mengikuti kerja bakti di UPT itu," ujar Purwanto saat dikonfirmasi, Rabu (9/4/2025).
Selain menyiapkan parfum, kusir andong juga diminta untuk menyiapkan kantong yang dipasang untuk menampung kotoran kuda. Kantong juga diminta untuk dipasang secara "proper" agar kotoran yang ditampung tak tercecer ke jalanan. Sejauh ini, kantong-kantong yang dipasang di andong ini efektif mencegah kotoran kuda berceceran. Di sisi lain, Purwanto memastikan kekompakan antar kusir sudah terjalin. Saat ada kotoran kuda yang tercecer dari salah satu andong, maka kusir andong yang berkendara di belakangnya akan berinisiatif untuk membersihkannya.
"Biasanya kalau kotoran keluar dari kantong dan kusirnya tidak lihat, kalau kusir di belakangnya lihat, kemungkinan besar mesti diambil. Pasti diambil," tuturnya.
Purwanto menduga bau pesing ini tak hanya disebabkan oleh kencing kuda. Bisa jadi bau pesing ini juga timbul lantaran adanya orang yang kencing sembarangan. Sebab bau pesing itu tak hanya muncul di tepi jalan saja, tapi juga hingga ke belakang halte. Sementara menurutnya tidak mungkin kuda kencing hingga ke belakang halte. Meski demikian, dia tak mau menyalahkan pihak-pihak lainnya. Purwanto memilih kembali menegaskan kusir andong untuk tetap menjalankan SOP.
"Kami tidak akan melempar tanggung jawab. Saya perlu konsekuen, kita sudah membuat aturan membawa minyak pewangi itu untuk kotoran kuda. Semua selalu salahnya kepada kuda, tapi kami di paguyuban sudah menerapkan aturan," tegasnya.
Sementara, Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo gerak cepat meminta jajaran UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya untuk melakukan pengecekan. Dia mengaku sempat mendapatkan foto-foto dokumentasi terkait dengan kantong penampung kotoran kuda. Menurutnya, meski masing-masing kusir sudah menyediakan kantong itu, tapi pemasangannya belumlah tepat. Ini menjadikan kotoran jatuh dan berceceran di jalan yang menyebabkan munculnya bau pesing menyengat.
"Itu yang saya pikirkan, bagaimana saya bisa memikirkan jaran ini, tidak BAB pempersnya (kantong penampung kotoran) jaran itu tidak berceceran lah. Ini penting ternyata karena bau pesingnya sudah saya telusur sumbernya dari kuda," kata Hasto.
Dia memastikan hingga saat ini andong masih diperkenankan untuk beroperasi di Jalan Malioboro. Namun, kajian untuk menemukan cara agar kotoran kuda tak berceceran di jalanan juga akan dilakukan.
"Kencingnya itu jadi satu dengan kotorannya. Lalu berceceran. Bagaimana tidak pesing, wong kayak gitu. Belum lagi kencingnya (kuda) yang laki. Nanti perlu didata berapa yang laki, betina. Jadi mungkin salah satu solusi ya," ungkapnya.
Terpisah, Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Ekwanto menuturkan sidak sudah dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan. Ini untuk memastikan pembersihan benar-benar dilakukan dengan maksimal meskipun upaya pembersihan itu juga dilaksanakan setiap harinya. Ekwanto mengatakan pembersihan dilakukan oleh petugas dengan menggunakan air dan sabun untuk menghilangkan aroma yang tidak sedap.
"Kita bersihkan lagi dengan sabun supaya benar-benar clear area tersebut," kata Ekwanto.
Dia menyebut bau pesing itu diperkirakan bukan hanya muncul karena kencing kuda. Namun, bisa jadi disebabkan oleh penampungan kotoran kuda yang tidak setiap hari dibersihkan.
"Sumber bau pesing pagi ini langsung dieksekusi oleh teman-teman kebersihan UPT PKCB. Evaluasinya supaya proper ya tiap hari harus dibersihkan tempat kotoran itu," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Lokasi Pembangunan Subway Bawah Tanah Runtuh di Korea Selatan, Pencarian Korban Dihentikan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Sabtu 12 April 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- Terlengkap! Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Sabtu 12 April 2025 dari Stasiun Tugu Jogja hingga Palur
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Sabtu 12 April 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
- Jadwal Layanan SIM di Bantul Terbaru, Sabtu 12 April 2024
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Sabtu 12 April 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
Advertisement