Advertisement

Resmi Operasikan Asrama, Begini Kisah Ponpes Bidayatussalikin Menangani Pecandu Narkoba

Sunartono
Kamis, 10 April 2025 - 14:02 WIB
Sunartono
Resmi Operasikan Asrama, Begini Kisah Ponpes Bidayatussalikin Menangani Pecandu Narkoba Santri rehabilitasi narkoba di Ponpes Bidayatussalikin saat melakukan penampilan seni dalam peresmian bangunan rumah susun Bidayatussalikin Islamic Boarding School. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pondok Pesantren Bidayatussalikin meresmikan Rumah Susun bantuan pemerintah yang berlokasi di Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Kamis (10/4/2025). Pondok pesantren ini secara khusus menerima masyarakat yang menjalani rehabilitasi narkoba.

Pengasuh Ponpes Bidayatussalikin KH Abdullah Deny Setiawan mengatakan dengan adanya syukuran dan peresmian rusunawa santri tersebut, maka secara resmi bangunan bantuan Kementerian PUPR tersebut bisa untuk berkegiatan.

Advertisement

"Alhamdulillah, selama ini tertunda, secara resmi bangunan ini sudah diserahkan oleh pemerintah ke kami sehingga resmi bisa untuk berkegiatan. Sekaligus menjadi pertanda bahwa ponpes ini tidak ilegal," kata KH Abdullah Deny Setiawan.

BACA JUGA: Kisah Andre: Berdayakan Mantan Kurir Narkoba Lewat Usaha Street Coffee, Sempat Diseret ke Meja Hijau

Syukuran peresmian Bidayatussalikin Islamic Boarding School itu digelar pada Kamis pagi dengan dihadiri oleh pejabat dari tiga kabupaten yaitu Pemkab Sleman, Pemkab Banyumas dan Pemkab Kebumen. Serta perwakilan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan TNI Polri. Kemudian dilanjutkan dengan pementasan wayang pada malam harinya dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.

Saat ini, ponpes tersebut memiliki santri rehabilitasi narkoba terdiri atas 35 orang dalam tahap pemulihan, 63 tahap rehabilitasi serta 25 di antaranya perempuan. Secara keseluruhan mereka adalah masyarakat dari berbagai usia yang ingin lepas dari jerat narkoba.

Deny mengungkap sejumlah kiat yang digunakan dalam mendidik santri 'narkoba' tersebut. Sebelum berstatus sebagai santri ponpes, masyarakat yang terkena masalah penyalahgunaan narkoba akan menjalani treatmen selama tiga bulan. Mereka datang dari berbagai versi, ada yang diantar langsung oleh orang tua hingga aparat terkait. Mereka yang datang belum tentu memiliki tujuan untuk sembuh, namun harus dipaksa dan terpaksa untuk disembuhkan.

Dalam treatment tersebut, ponpes menggunakan metode religius. Selama tiga bulan pertama diupayakan ada perubahan pada diri seseorang tersebut yang mengarah ke kebaikan. Misalnya sudah bersedia mengamalkan ibadah, mengikuti pengajian kitab hingga hafal juz 30 Alquran.

"Setelah itu baru bisa dikatakan santri, mereka bisa sekolah lagi atau melanjutkan kuliah lagi. Saat ini santri kami paling muda usia SMP dan paling tua usia 73 tahun. Kami terintegrasi antara panti rehabilitasi dengan ponpes dan sekolah madrasah," katanya.

Menurut Deny, memang mengurusi santri narkoba sangat berisiko tinggi. Di antara mereka tentu ada yang berupaya kabur. Namun melalui berbagai treatmen, pihaknya mampu mengatasi dengan baik. "Kalau ingin kabur jelas ada, dulu pernah ada yang menggunakan sarung untuk turun," katanya.

BACA JUGA: Polresta Jogja Tangkap 16 Orang, Puluhan Ribu Butir Obat Berbahaya dan Psikotropika Disita

"Salah satu hal menarik yang saya lihat, ketika mereka lulus dari sini memiliki sikap, adab yang berbeda. Karena memang sejak awal kami tekankan soal adab, rasa malu. Kalau ada yang punya tato biasanya ditutupi," ujarnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik UNY Profesor Margana menyatakan kampusnya sudah menjalin kerja sama dengan Ponpes Bidayatussalikin. Ia mengapresiasi semangat ponpes dalam mengupayakan rehabilitasi narkoba. "Di sini menarik, ada ciri khas khusus rehabilitasi, ada empat kercedasan yang didapatkan santri, tidak hanya intelektual, tetapi juga emosional, spiritual dan sosial," katanya.

Adapun Kabag Kesra Pemkab Sleman Sigit Herutomo menyatakan pemerintah mendukung berbagai upaya mulia dari pondok dalam upaya menyembuhkan masyarakat dari jerat narkoba. "Tentu ini sudah sangat membantu pemerintah dalam pembinaan masyarakat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lokasi Pembangunan Subway Bawah Tanah Runtuh di Korea Selatan, Pencarian Korban Dihentikan

News
| Sabtu, 12 April 2025, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Daftar 37 Negara Bebas Visa untuk Paspor Indonesia

Wisata
| Rabu, 09 April 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement