Advertisement
Antisipasi Banjir Susulan, Perbaikan Tanggul Sungai Serang Kulonprogo Dimulai

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo bersama Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) mempercepat perbaikan tanggul Sungai Serang yang jebol beberapa waktu lalu.
Tanggul yang tergerus air itu menjadi salah satu penyebab bencana banjir yang melanda Perumahan Bumi Progo Sejahtera, Karang Tengah Kidul, Margosari, Kapanewon Pengasih akhir Maret lalu.
Advertisement
Berdasarkan hasil assessment Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kulonprogo, perbaikan tanggul dilakukan menggunakan geobag bermaterial pasir sejak pekan lalu. Geobag dipilih karena dinilai lebih tahan terhadap tekanan air dan cuaca, serta memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan kantong biasa.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Heri Darmawan mengungkapkan, pengerjaan tanggul dimulai setelah alat berat dari BBWSSO dikerahkan untuk membersihkan dan menyiapkan lokasi tanggul darurat. Struktur geobag disusun secara berdampingan membentuk pengaman aliran air guna mencegah banjir susulan.
“Geobag ini berbahan polimer yang tahan erosi. Diharapkan dapat menjadi perlindungan jangka menengah bagi warga yang tinggal di sekitar bantaran Kali Serang,” ujar Heri, Rabu (23/5/2025).
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BBWSSO dan masyarakat dalam penanganan darurat tersebut.
“Kami sudah mulai pengisian geobag. Namun saat ini terkendala kerusakan alat, jadi sementara masih menunggu perbaikan,” terang Budi.
Ia menjelaskan, lokasi tanggul yang jebol itu merupakan tanah warga dengan panjang hampir 25 meter dan tinggi sekitar 5 meter. Menurut Budi, aliran deras sungai sempat menggerus tanah milik warga dan menciptakan semacam jalur air baru yang rawan memperparah banjir.
“Untuk saat ini, kami fokus menutup aliran tersebut agar tidak menjadi jalan baru air masuk ke permukiman. Target kami, perbaikan bisa selesai secepatnya,” ujarnya.
Budi menambahkan, kondisi tanah di pinggiran Kali Serang memang didominasi pasir dan tanah lempung, sehingga mudah tergerus saat terjadi limpasan air dalam volume besar. Selain struktur geobag, pihaknya juga berencana memasang saluran pipa air agar aliran bisa dikendalikan meski curah hujan tinggi.
“Apalagi sekarang masa pancaroba peralihan dari hujan ke kemarau. Namun perubahan cuaca masih fluktuatif, terutama di wilayah utara seperti Kalibawang, Samigaluh, dan Girimulyo. Ini rawan, jadi penanganan harus cepat,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jelang Kemarau, Ahmad Luthfi Genjot Penanaman Padi Seluas 250 Ribu Hektare pada April 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pendaftaran Merek Anggur Merah Kaliurang Diperiksa Kemenkum DIY dari Berbagai Aspek
- Pria Asal Semarang Ditemukan Meninggal Bersimbah Darah di Indekos Caturtunggal
- Bangunan Anyar Hasil Renovasi Stadion Maguwoharjo Dikeluhkan Warganet, Bupati Sleman: Masih Masa Pemeliharaan
- Gerakan Ekoteologi, 5.000 Pohon Matoa Ditanam di Kulonprogo
- Pemda DIY Optimalkan Pengadaan Barang dan Jasa dari Danais untuk Kesejahteraan Masyarakat
Advertisement