Advertisement
Metode Gethok Tular untuk Cegah Maraknya Judi Online

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Judi online masih menjadi masalah sosial yang kian meresahkan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya gerakan untuk mendorong secara bersama-sama upaya pencegahan dari mulut ke mulut secara masif, sehingga orang per orang tidak lagi bermain judi online.
Salah satu warga Bangirejo, Jogja Andri menilai saat ini judi online sudah masuk dalam tahap meresahkan. Oleh karena itu perlu ada tindakan pengawasan dan pencegahan agar masyarakat tidak terjerumus pada praktik yang merugikan tersebut.
Advertisement
"Pengawasan pihak berwenang dinilai masih kurang sehingga judol makin banyak menjerat masyarakat. Perlu ada peningkatan literasi keuangan agar masyarakat terhindar dari judol," katanya, Kamis (24/4/2025).
Judi online juga turut memicu adanya perceraian. Di Sleman misalnya, Pengadilan Agama (PA) mencatat kenaikan angka putusan perkara perceraian dua tahun terakhir. Jumlahnya mencapai lebih dari 1.000 putusan. Adapun salah satu sebab perceraian adalah judi online.
Anggota MPR RI R.A. Yashinta Sekarwangi Mega sepakat persoalan judi online harus ada upaya pencegahan dengan literasi keuangan. Saat ini literasi keuangan di DIY di angka 65,43%, dengan demikian masih ada 34,57% atau 1,2 juta masyarakat DIY yang belum memiliki pemahaman keuangan yang baik sehingga rentan terjerat judi online.
Oleh karena itu ia menawarkan metode baru untuk program memberantas judol. Selama ini program literasi keuangan dilakukan dengan metode sosialisasi mengumpulkan banyak orang terkadang berdampak pemborosan anggaran dan hasilnya kurang efektif. Menurutnya metode gethok tular yang dalam bahasa Indonesia berarti mulut ke mulut untuk tingkatkan literasi keuangan.
"Cara gethok tular dilakukan dengan cara mengumpulkan cukup ketua RT dan RW saja yang diberi pelatihan terkait literasi keuangan. Kemudian para tokoh tersebut diwajibkan menyampaikan literasi keuangan kepada warga sekitar pada saat melakukan kerja bakti bersama, arisan, dan kegiatan poskamling," katanya.
Ia menilai metode gethok tular untuk meningkatkan literasi keuangan bisa lebih efektif dan efisien. Gethok tular memang merupakan budaya tutur masyarakat nusantara sejak lama. Sayangnya, metode tersebut masih jarang digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan program yang berbasis sosialisasi. Padahal, budaya ini cukup efektif dalam memberitahukan sebuah informasi kepada masyarakat luas.
"Saya yakin gethok tular akan efektif tingkatkan literasi keuangan, termasuk mencegah judol merajarela karena merupakan bagian dari masyarakat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kasus TBC di Jakarta Dilaporkan Melonjak, Gubernur Pramono Anung Tolak Komentar Berlebihan
Advertisement

Status Geopark Kaldera Toba Terancam Dicabut UNESCO, DPR Ingatkan Pemerintah
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Pasangan Menikah Usia Subur di Kulonprogo Pilih Tidak Punya Anak
- Jelang Musda, Golkar DIY Buka Pendaftaran Bakal Calon Ketua Periode 2025-2030
- The Lokstop#4, Pemkot Jogja Pamerkan Produk UMKM Ramah Lingkungan
- Ratusan Gedung Sekolah di Sleman Akan Diperbaiki Tahun ini, Pemkab Siapkan Rp20 Miliar
- SMA Stella Duce 2 Luluskan Siswa 100 Persen
Advertisement