Advertisement

Warisan Budaya Harus Dipersiapkan Hadapi Bencana hingga Konflik Sosial

Newswire
Kamis, 15 Mei 2025 - 13:27 WIB
Sunartono
Warisan Budaya Harus Dipersiapkan Hadapi Bencana hingga Konflik Sosial Diskusi bertajuk Mampukah Sumbu Filosofi Yogyakarta Bersahabat dengan Bencana dan Konflik?. - Istimewa/Jogjaprov.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Warisan dunia harus dipersiapkan menghadapi bencana dan konflik sosial. DIY memiliki sumbu filosofi pun merespons hal ini melalui diskusi publik untuk menggalang berbagai masukan terkait pelestariannya melalui diskusi bertajuk Mampukah Sumbu Filosofi Yogyakarta Bersahabat dengan Bencana dan Konflik?.

Diskusi sekaligus memperingati Hari Warisan Dunia ini tidak hanya menjadi ruang tukar gagasan, tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat luas serta memperluas jejaring kerja sama antar pemangku kepentingan dalam pelestarian situs warisan dunia di Indonesia. Diskusi yang berlangsung intensif dan terbuka ini diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta membangun strategi kolaboratif dalam menghadapi berbagai tantangan terhadap keberlanjutan warisan budaya.

Advertisement

Dengan tema Global Heritage under Threat from Disasters and Conflicts, diskusi ini menggugah kesadaran akan pentingnya menjadikan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya yang hidup bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga nilai-nilai filosofisnya yang membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat.

BACA JUGA: Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Sumbu Filosofi berdasarkan pada filosofi ‘sangkan paraning dumadi’. Kawasan sumbu filosofi inilah yang menjadi panduan dan pegangan hidup kita,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi sebagaimana dilansir di laman resmi Pemda DIY.

Ia menambahkan ancaman terhadap warisan dunia tidak hanya datang dari bencana alam, namun juga konflik sosial yang lahir dari kelalaian manusia. Dian berharap diskusi publik pada hari ini mampu membuka wawasan dan pemahaman terhadap pengelolaan warisan dunia, karena tanggung jawab tidak semata hanya pada sebagian kelompok.

"Tetapi menjaga kelestarian adalah tanggung jawab kita bersama, sebagaimana juga kita bertanggungjawab menyiapkan warisan-warisan kita untuk generasi masa depan yang lebih baik,” kata Dian.

Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan generasi untuk merawat nilai-nilai Sumbu Filosofi secara berkelanjutan. Serta menjadikannya sumber kekuatan sosial yang adaptif.

Dengan hadirnya narasumber dari berbagai institusi, seperti UNESCO Jakarta, Nottingham University, serta pakar kebudayaan dan pengelolaan situs warisan, diskusi publik ini diharapkan menjadi momentum strategis untuk memperluas pemahaman dan menyatukan langkah dalam upaya pelestarian Sumbu Filosofi secara berkelanjutan.

Asisten Profesor di Departemen Teknik Lingkungan dan Kimia di University of Nottingham Bagus Putra Muljadi menekankan pentingnya menempatkan pelestarian warisan budaya sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang yang berkelanjutan. “Warisan budaya itu bukan hanya milik masa lalu, tapi juga bagian dari masa depan. Jika tidak kita kelola dengan baik hari ini, maka generasi mendatang tidak akan punya pijakan sejarah yang utuh.”

Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono menyatakan pentingnya sinergi lintar sektor dalam menjaga keberlanjutan kawasan warisan budaya, khususnya di Yogyakarta. “Kawasan Sumbu Filosofis bukan sekadar symbol warisan, tetapi juga identitas kita bersama. Maka menjaga dan merawatnya dari ancaman bencana maupun konflik adalah tugas lintas generasi dan lintas lembaga," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Disdikpora Bantul Nilai ASPD Penting

Disdikpora Bantul Nilai ASPD Penting

Jogjapolitan | 3 hours ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kementerian Sosial Sebut 63 Sekolah Rakyat Akan Dibuka Juli 2025

News
| Senin, 19 Mei 2025, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul

Wisata
| Jum'at, 16 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement