Advertisement

Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan

Ariq Fajar Hidayat
Kamis, 03 Juli 2025 - 09:27 WIB
Sunartono
Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan Suasana pengolahan sampah mandiri di RT 37 RW 10 Kampung Suryoputran, Panembahan, Kraton, Jogja. - Ist/Dok. Kampung Suryoputran.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Warga RT 37 RW 10 Kampung Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton, Kota Jogja berhasil mengelola persoalan sampah secara mandiri setelah sempat menghadapi kondisi darurat sampah pada 2023.

Sekretaris Kampung Suryoputran, Amtono Prasutanto, menjelaskan saat ini warga mampu mengolah sampah campuran sekitar 700 hingga 900 kilogram per bulan melalui sistem pengelolaan berbasis iuran swadaya.

Advertisement

Amtono menuturkan, inisiatif pengelolaan sampah muncul dari keresahan warga yang kala itu dihadapkan masalah penumpukan sampah. Situasi memuncak hingga akhirnya memicu rembuk warga pada awal 2024.

BACA JUGA: Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka, Jasamarga Pastikan Telah Mengantongi Sertifikat Laik Operasi

“Berawal dari tahun 2023 waktu resah-resahnya sampah memuncak. Dari beberapa warga berinisiatif melakukan kegiatan mandiri tentang pengelolaan sampah,” ujarnya, Rabu (2/7/2025).

Usulan pengelolaan mandiri resmi disepakati dalam pertemuan warga pada Februari 2024. Sejak 2 April 2024, program ini dijalankan secara kolektif dengan pendanaan operasional dari iuran bulanan sekitar 70 kepala keluarga di RT 37 dan sekitarnya.

Model pengelolaan sampah dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, sampah anorganik seperti kardus dan plastik dikumpulkan untuk dijual ke bank sampah setempat. Kedua, sampah organik sisa dapur diolah menjadi kompos padat dan kompos cair yang dimanfaatkan warga sebagai pupuk dan media tanam.

Kemudian, sampah residu yang tidak bisa dimusnahkan, seperti pembalut dan popok sekali pakai, tetap dibuang ke depo pembuangan. “Jadi warga RT 37 sudah tidak bergantung dengan depo pembuangan sampah, walaupun bergantung itu jumlahnya cukup kecil,” katanya.

BACA JUGA: Dua Mahasiswa KKN UGM Meninggal Dunia, Sejumlah Masjid di UGM Gelar Salat Gaib Doakan Mendiang

Hasil pengolahan sampah organik sejauh ini telah digunakan warga untuk penghijauan di lingkungan kampung. Kompos padat dimanfaatkan untuk menanam pohon hias dan tanaman bunga, sedangkan pupuk cair dipakai sebagai nutrisi tambahan tanaman.

Program pengelolaan sampah mandiri di Kampung Suryoputran menjadi salah satu contoh keberhasilan upaya berbasis partisipasi masyarakat dalam mengurangi beban sampah perkotaan. Warga berharap inisiatif ini bisa menjadi inspirasi kampung lain di Jogja untuk lebih mandiri dalam mengatasi persoalan sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pesawat Boeing 737 Japan Airlines Alami Gangguan Tekanan Udara, Mendadak Turun dari Ketinggian 26.000 Kaki

News
| Jum'at, 04 Juli 2025, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement