Advertisement
Pembangunan Kampung Lampion Kotabaru Jogja Libatkan Pakar, Rumah Warga Dibangun Lebih Layak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah pakar desain perencanaan tata kota dilibatkan dalam program pembangunan Kampung Lampion Kotabaru, Kota Jogja yang menyasar kawasan kumuh di RT 18 RW 04 Kelurahan Kotabaru.
Program tersebut bertujuan untuk mengurangi luasan kawasan kumuh sekaligus menuntaskan nilai scoring kumuh menjadi nol, serta menjadi bagian dari kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di Kota Jogja. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan konsep penataan Perumahan dan Permukiman Layak Huni) melalui skema konsolidasi lahan, yang didanai dari APBD 2025.
Advertisement
Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan UII Wiryono Raharjo mengatakan program tersebut merupakan kerjas ama DPUPKP Kota Jogja dan Universitas Islam Indonesia. Kegiatan ini merupakan sebuah laboratorium belajar bersama, yang juga dijalankan di Nairobi, Kenya. Ke depan akan dijadikan contoh untuk pelaksanaan program yang sama di negara lain, yang dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan di Brasil.
"Kami berpartisipasi aktif dalam proses desain dan perencanaan terkait penataan permukiman kawasan kumuh lembah Code, Kotabaru. Melalui kegiatan mata kuliah Desain Advokasi, kami mendesain kawasan dan 33 unit rumah penduduk. Dalam program ini 10 rumah yang tidak layak akan dibangun ulang menjadi layak dan semuanya terhubung jalan kawasan lembah Code," katanya dikutip Selasa (22/7/2025).
Kaprodi Program Studi Profesi Arsitek FTSP UII Yulianto P. Prihatmaji menambahkan bahwa hasil perkuliahan Advocacy Design (Addes) PPAr berkolaborasi dengan program Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kota Jogja dihilirisasi menjadi gerakan Housing Improvement Program (Hi-Move).
Pihaknya mengajak jejaring nasional dan internasional dengan menggandeng The Society for the Promotion of Area Resource Centres (SPARC) India yang mengalokasikan dana untuk pembangunan kawasan kumuh di luar India. "Selain itu juga Strategi Pengkajian Edukasi Alternatif Komunikasi [SPEAK] Indonesia," ujarnya.
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menegaskan komitmennya untuk menata kawasan kumuh agar warga merasa lebih aman, sehat dan ramah lingkungan. Kondisi kawasan yang padat dan sempit membuat warga kesulitan saat menghadapi kondisi darurat. Tidak adanya akses jalan di sepanjang sungai membuat ambulans atau mobil pemadam kebakaran tak bisa menjangkau kawasan tersebut.
BACA JUGA: Gudang Penyimpanan Rosok Ponpes Bhumi Cendekia di Tirtoadi Sleman Terbakar
"Kampung Lampion tepi Sungai Code yang saat ini masih berdesak-desakan, dan membelakangi sungai. Sebagian juga masih buang sampah ke sungai. Tidak ada akses jalan. Kalau ada warga sakit, ambulans tidak bisa masuk. Makanya ini penting sekali untuk direposisi rumahnya harus menghadap ke sungai. Kemudian tepi sungainya menjadi jalan untuk inspeksi, untuk bersih-bersih, dan akses transportasi akses warga kalau seandainya ada apa-apa,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pesta Pernikaan Putri Pendiri Apple, Steve Jobs Telan Anggaran Rp101,1 Miliar
Advertisement

Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement
Berita Populer
- Anggota Kodim Terlibat Kecelakaan Maut di Jalan Parangtritis, Begini Penjelasan Dandim Bantul
- Masih Ada 5 Ribu Pengangguran di Kulonprogo, Disnaker Menggelar Job Fair dengan 2.028 Lowongan Kerja
- Selamat, Pantai Ngandong Jadi Lokasi Penetasan Telur Penyu Pertama Kali di Gunungkidul
- Lantik Pejabat Eselon II, Harda Kiswaya Singgung Keterlibatan ASN dalam Pilkada hingga Penyerobotan Lahan Transmigran
- Truk Muatan Kayu Terguling di Kulonprogo, Diduga Tidak Kuat Menanjak
Advertisement
Advertisement