Advertisement

Tradisi Jamasan Pusaka di Gunungkidul Terus Dilestarikan, Begini Tujuannya

David Kurniawan
Jum'at, 25 Juli 2025 - 04:17 WIB
Sunartono
Tradisi Jamasan Pusaka di Gunungkidul Terus Dilestarikan, Begini Tujuannya Ilustrasi jamasan pusaka. - Dok/Harian Jogja>

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tradisi Jamasan Pusaka atau Tosan Aji terus dilestarikan di Kabuapten Gunungkidul. Hal ini terlihat adanya kegiatan rutin jamasan yang diselenggarakan di Bangsal Sewokoprojo di Kapanewon Wonosari.

Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta, Kanjeng Mas Tumenggung Dwijo Asmoro mengatakan, ada ratusan keris yang dicuci dalam proses jamasan Tosan Aji di Bangsal Sewokoprojo. Selain itu, juga ada tombak pusaka milik Pemkab Gunungkidul Kiai Margo Salurung yang dilakukan perawatan melalui proses pencucian.

Advertisement

“Secara fisik adalah untuk membersihkan pusaka. Tapi, ada juga tujuan dsecara batin, yakni memohon kepada Tuhan Maha Kuasa untuk membersihkan hati Nurani dari hal-hal yang buruk,” kata Dwijo kepada wartawan, Kamis (24/7/2025).

BACA JUGA: Sultan HB X Tegaskan Stadion Maguwoharjo Bisa Dipakai Semua Tim Sepak Bola Termasuk PSIM Jogja

Dia menjelaskan, ada beberapa cara untuk membersihkan pusaka. Pertama, pusaka yang kondisinya masih bagus cukup diolesi menggunakan minyak wewangian seperti Melati dan cendana.

Namun demikian, apabila pusaka sudah berkarat maka wajib direndam terlebih dahulu dalam air kelapa yang diberikan perasan jeruk nipis. Perendaman dilakuan untuk memperlihatkan guratan-guratan dalam pusaka agar terlihat jelas dan seterusnya dibilas dan baru diolesi minyak wewangian.

“Harus dirawat dan bisa dilakukan setiap sebulan sekali dengan cara dilihat dan diangin-anginkan untuk mengurangi risiko berkarat,” katanya.

Disinggung mengenai proses jamasan di Bangsal Sewokoprojo, ia tidak menampik dilaksanakan setiap Bulan Sura dalam penanggalan Jawa. Namun, kepastian waktu juga tergantung dengan pelaksanaan jamasan pusakan di Keraton Yogyakarta.

“Biasanya dilakukan setelah Keraton selesai melakukan jamasan. Ini sudah jadi pakem dan etika yang harus dihormati,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Choirul Agus Mantara mengatakan, sudah menyiapkan sepuluh lokasi jamasan pusaka. Selain pelaksanaan di Bangsal Sewokoprojo sehingga nantinya bisa diikuti masyarkaat secara umum.

“Ini bagian dari melestarikan tradisi karena untuk merawat barang-barang yang bernilai seni yang tinggi sehingga harus dijaga,” katanya.

Sepuluh lokasi jamasan pusaka di antaranya di Kalurahan Patuk, Patuk; Kalurahan Ngeposari, Semanu; Pundungsari di Kapanewon Semin; Giricahyo di Kapanewon Purwosari. Selain itu, juga dilaksanakan di Kalurahan Sumberwungu, Tepus; Kalurahan Watusigar, Ngawen; Kalurahan Karangasem, Paliyan.

BACA JUGA: Kerja Sama Penggelolaan Dihentikan, Sampah Kembali Menggunung di Sejumlah Depo Kota Jogja

“Untuk yang satu lokasi dilaksanakan di kantor Dinas Kebudayaan Gunungkidul,” katanya.

Ia berharap pelaksanaan jamasan pusakan dapat berjalan lancar dan diikuti oleh Masyarakat secara luas. “Mudah-mudahan dapat berjalan lancar sesuai dengan jadwal yang telah disusun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Cara Naik Trans Jogja, Jalur dan Rutenya

Cara Naik Trans Jogja, Jalur dan Rutenya

Jogjapolitan | 16 minutes ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terbaik dalam Tata Kelola Perusahaan, PGN Raih ASEAN Corporate Governance Conference & Awards 2025

News
| Sabtu, 26 Juli 2025, 02:57 WIB

Advertisement

alt

Dubes RI untuk Kanada Muhsin Syihab Temui Pahlawan Budaya Indonesia

Wisata
| Rabu, 23 Juli 2025, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement