Advertisement

Pengembangan TPA Banyuroto Terhambat Pemangkasan Danais, Operasional Diklaim Tetap Aman

Khairul Ma'arif
Kamis, 14 Agustus 2025 - 07:07 WIB
Ujang Hasanudin
Pengembangan TPA Banyuroto Terhambat Pemangkasan Danais, Operasional Diklaim Tetap Aman TPA Banyuroto. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Pengembangan TPA Banyuroto, Kulonprogo yang direncanakan dilakukan penambahan alat baru di 2025 batal lantaran adanya pemangkasan dana keistimewaan (Danais) DIY. UPT Persampahan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo akan mengoptimalkan fasilitas yang ada. Operasional tidak terdampak meskipun Danais DIY untuk TPA Banyuroto dipangkas.

Kepala UPT Persampahan dan Pertamanan DLH Kulonprogo, Budi Purwanta memastikan pengolahan sampah tetap seperti sedia kala tidak terkendala pendanaan. Menurutnya, Danais 2024 yang dimiliki turut dioptimalkan untuk operasional dan peningkatan fasilitas. "Kami mengoptimalkan yang sudah ada dulu saja," katanya, Rabu (13/8/2025).

Advertisement

Biaya operasional yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp3-4 miliar dalam setahun. Anggaran sebanyak itu sudah termasuk untuk tenaga sumber daya manusia (SDM) termasuk untuk alat dan pemeliharaannya. "Refocusing Danais tidak mengganggu kegiatan operasional," imbuh Budi.

BACA JUGA: TNI AL Bantah Copot Bendera One Piece di Perahu Nelayan Pantai Congot Kulonprogo

TPA Banyuroto mengelola sampah 32-33 ton dalam sehari. Padahal, daya tampungnya mencapai 50 ton perhari sampah yang mampu dikelola. Keterbatasan SDM, alat, dan anggaran mengakibatkan kapasitas tidak dimaksimalkan.

"Untuk saat ini SDM tidak kurang tetapi ketika sampahnya semakin menumpuk dan menambah jumlah sampah serta metode pengolahannya berubah kurang SDM," ucap Budi. Menurutnya, TPA Banyuroto mengelola sampah dari seluruh wilayah di Kulonprogo. Budi menjelaskan, kebanyakan sampah rumah tangga yang dikelola di TPA Banyuroto.

Banyaknya sampah rumah tangga itu tidak selalu dari rumah-rumah warga melainkan dari pasar ataupun hotel dan sejenisnya. Warga Kulonprogo memang secara perorangan masih mengelola masing-masing di rumahnya. "Kalau yang organik warga Kulonprogo masih pakai jugangan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

Dinkes Pati Sebut Ada 64 Korban Luka Saat Unjuk Rasa

Dinkes Pati Sebut Ada 64 Korban Luka Saat Unjuk Rasa

News
| Kamis, 14 Agustus 2025, 09:57 WIB

Advertisement

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Wisata
| Minggu, 10 Agustus 2025, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement