Advertisement

Kapasitas ITF Bawuran Bakal Ditingkatkan hingga 50 Ton Sampah per Hari

Yosef Leon
Kamis, 28 Agustus 2025 - 09:27 WIB
Ujang Hasanudin
Kapasitas ITF Bawuran Bakal Ditingkatkan hingga 50 Ton Sampah per Hari Arsip-ITF Bawuran yang siap beroperasi mengolah sampah di wilayah Bantul dan Kota dengan kapasitas 50 ton sampah residu per hari, Selasa (11 - 3 / 2025)

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL – Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran menargetkan peningkatan kapasitas pengolahan sampah hingga mendekati batas maksimal 50 ton per hari. Saat ini, tempat pengolahan sampah yang dikelola oleh PD Aneka Darma tersebut baru mampu mengolah antara 25 hingga 35 ton per hari karena hanya beroperasi dengan dua shift.

Tenaga Ahli PD Aneka Darma, Imam Santoso menjelaskan, secara konsep burning system di ITF Bawuran memiliki kapasitas maksimal 50 ton per hari. Namun, capaian aktualnya masih di bawah angka tersebut lantaran shift ketiga belum dijalankan.

Advertisement

“Rata-rata harian kami sekarang mengolah 5 sampai 6 truk, dengan kapasitas per truk sekitar 4,6 sampai 4,8 ton. Targetnya setelah perbaikan alat dan sistem yang tiga bulanan selesai, dalam dua sampai tiga minggu ke depan kami akan mulai shift ketiga,” ujar Imam, Rabu (27/8/2025).

Menurut Imam, penambahan shift ketiga memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya volume bakar meningkat mendekati 40-50 ton dan proses pembakaran lebih sempurna karena mesin bekerja tanpa jeda. Namun, ada konsekuensi tambahan, seperti biaya operasional dan kebutuhan sumber daya manusia yang lebih besar.

BACA JUGA: Prestasi Alya Kusuma Pratisari, Merajut Mimpi di Antara Sekolah dan Dunia Seni

“Kalau bahan bakar relatif efisien, tapi SDM tentu bertambah. Ini yang sedang kami analisis sebelum uji coba shift ketiga,” tambahnya.

Imam juga menegaskan, kapasitas ITF Bawuran tidak boleh melebihi 50 ton per hari sesuai regulasi. Meski demikian, dengan sistem pemilahan sampah, daya tampung total bisa mencapai 80-90 ton, karena sebagian sampah bernilai ekonomis tidak dibakar, melainkan dipilah untuk dijual atau diolah menjadi produk lain.

“Konsep kami tidak sekadar membakar, tapi juga memilah. Residu organik sekitar 15-20 persen bisa diolah jadi pupuk atau pakan ternak, sementara plastik dan material bernilai ekonomi juga kami jual,” ungkapnya.

Terkait distribusi pengiriman sampah, ITF Bauran menerapkan sistem pengimbangan. “Biasanya kalau kiriman dari Kota Jogja tiga, Bantul dua, swasta satu. Tapi ada kalanya seperti saat depo Mandala Krida penuh kami bisa evakuasi sampai 8-10 truk per hari,” jelas Imam.

Secara bisnis, Imam mengungkapkan tarif pengolahan sampah berbeda antara pemerintah daerah dan swasta. “Kalau dari Pemda per ton sekitar Rp485.000 sebelum pajak, kami terima bersih sekitar Rp420.000. Sementara swasta Rp550.000 tanpa potongan. Selisihnya cukup besar,” bebernya.

Dengan penerapan shift ketiga dan optimalisasi sistem olah-pilah, Imam optimistis ITF Bauran dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah yang masuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Undang Peter Berkowitz ke Accara NU, Ketum PBNU Minta Maaf

Undang Peter Berkowitz ke Accara NU, Ketum PBNU Minta Maaf

News
| Kamis, 28 Agustus 2025, 12:27 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement