Advertisement
Ini Peta Kerawanan Potensi Bencana Hidrometeorologi di Gunungkidul
Sukarelawan mengevakuasi pohon tumbang. - ist BPBD Sleman.
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD telah memetakan rawan bencana Hidrometeorologi di Kabupaten Gunungkidul. Potensi ini meliputi tanah longsor, banjir hingga angin kencang.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, pemetaan rawan bencana merupakan bagian dari mitigasi untuk mengurangi dampak saat terjadi bencana alam. Terlebih lagi, kondisi sekarang berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi.
Advertisement
“Ini harus diantisipasi agar dampaknya bisa ditekan sekecil mungkin,” kata Purwono saat dihubungi, Kamis (30/10/2025).
Hasil pemetaaan rawan bencana, untuk banjir potensinya ada di sepanjang aliran Kali Oya dan beberapa titik di Kapanewon Girisubo. Adapun potensi longsor didominasi di zona utara Gunungkidul, meliputi Kapanewon Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong.
BACA JUGA
“Untuk angin kencang potensinya menyebar di seluruh wilayah di Gunungkidul,” katanya
Guna menghadapi potensi dari cuaca ekstrem, ia mengimbau kepada masyarakat melakukan kerja bakti untuk pembersihan saluran air hujan. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memangkas pohon yang sudah rindang.
“Yang tak kalah penting adalah terus memperbarui info cuaca terkini dari BMKG sebagai acuan,” katanya.
Sub Koordinator Kelompok Subtansi Pencegahan Bencana, Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Gunungkidul, Agus Wibawa Arifianto mengatakan, upaya mitigasi kebencanaan terus dilakukan. Salah satunya dengan memperlua jaringan kalurahan Tangguh bencana di Bumi Handayani.
Tangguh Bencana
Total dari 144 kalurahan di Kabupaten Gunungkidul, belum semuanya berstatus sebagai kalurahan Tangguh bencana karena baru terbentuk di 89 kalurahan. “Tahun ini tambah dua, yakni di Kalurahan Jetis dan Grogol. Jadi, total sudah ada 89 kalurahan berstatus Tangguh bencana,” kata Agus.
Menurut dia, kategori kalurahan tangguh bencana disesuaikan dengan karakteristik dan potensi kebencanaan di masing-masing wilayah. Sebelum dibentuk ada sejumlah pelatihan baik berupa gladi bersih maupun gladi lapangan berkaitan dengan upaya penaganan saat terjadi bencana alam.
“Mudah-mudahan dengn pembentukan kalurahan Tangguh bencana maka upaya mitigasi kebencanaan dapat dioptimalkan sehingga saat terjadi bencana dapat dilakukan penanganan secara efektif,” katanya.
Pihaknya berjanji akan terus memperluas jaraingan kalurahan tangguh bencana di Gunungkidul. Meski demikian, upaya yang dilakukan juga disesuaikan dengan kemampuan anggaran dimiliki.
“Paling tidak diawali dengan sosialisasi tentang kalurahan Tangguh bencana seperti yang kami selenggarakan hari ini [Selasa] di Kalurahan Mulusan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Prancis dan Spanyol Desak DK PBB Batasi Penggunaan Hak Veto
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



