Disbud Kulonprogo Upayakan Bangkitkan Kesenian di Tingkat Kalurahan

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Kulonprogo akan mulai membangkitkan kesenian daerah di tingkat kalurahan agar kembali menggeliat dan lestari lagi. Sasarannya bisa kelompok kesenian ataupun pelaku seni dan bisa juga masyarakat secara umum yang memang aktif dalam kebudayaan, tetapi selama ini minim perhatian. Termasuk grup kesenian yang masih belum dikenal akan dikembangkan agar lebih dikenal.

Kepala Disbud Kulonprogo, Joko Mursito, mengatakan, instansi berupaya membangkitkan grup-grup kesenian yang sudah ada, tetapi karena kurang sentuhan sehingga jarang pentas dan redup geliatnya. Menurutnya, pelestarian, pembinaan, dan pengembangan akan digalakkan Disbud Kulonprogo dalam menjadikan kesenian khas Bumi Binangun lestari.

"Kami akan membangkitkan kalurahan-kalurahan kategori miskin bentuknya dengan terjun memberikan pendampingan pelatihan, pembinaan sampai nanti ada kemandirian dan bisa produktif," katanya kepada wartawan, Kamis (30/10).

"Nanti akan kita lihat kesenian di kalurahan itu yang bisa dikembangkan apa yang kearifan lokalnya dijaga dan yang seneng nabuh, seneng keterampilan kerajinan bikin jaran kepang, kuliner khas, kita wadahi sampai bisa," tambah Joko.

Menurutnya, program itu tidak sekadar memfasilitasi grup kesenian untuk pentas, tetapi dapat memberikan peninggalan di kalurahan agar bisa diberdayakan dan dikembangkan lebih jauh, tidak sekadar seremonial saja. Harapannya kalurahan bisa jadi produktif, keseniannya juga bagus, dan laris mendapat order.

Joko mengungkapkan, akan ada juga sambang ruang yang menyasar ke sanggar-sanggar yang fokus terhadap pelestarian seni dan budaya. Sasarannya bukan untuk sanggar yang bergelut dengan kesenian modern, melainkan sanggar yang tetap bergeliat dengan kesenian tradisional.

"Misalkan kesenian panjidor yang sudah jadi kesenian tuwo mau punah tetapi tetap dilestarikan oleh salah satu sanggar akan kami datangkan maestro kesenian," tuturnya.

"Atau bisa juga kesenian oglek tertua di Tuksono tetapi sudah kembang kempis tidak aktif nanti fungsinya maestro untuk memotivasi. Sanggar di kalurahan akan senang dihadirkan maestro seperti Didi Ninik Thowok untuk diajari nari atau sejenisnya," imbuh Joko.

Menurutnya, kesenian lokal di kalurahan sangat membutuhkan perhatian, seperti pelatih misalnya. Joko menilai kesenian di kalurahan-kalurahan Kulonprogo sangat krisis pelatih sehingga tidak ada yang melatih.

Dia menilai, ketiadaan pelatih lebih krusial dibanding tidak punya alat kesenian.

"Tidak ada yang melatih, kalau persoalan alat pinjam dulu bisa sehingga ini yang kita galakkan terjun ke grup-grup kesenian yang difokuskan menyasar ke kalurahan miskin," ungkapnya.

Tingkat kemiskinan Kulonprogo yang masih tinggi, sehingga pengembangan kebudayaan pun harus tetap peka dan diharapkan ada dampak perbaikan bagi kemiskinan Kulonprogo.

November 2025 ini akan dilakukan uji coba di dua sasaran yang sekarang masih digodok. Nantinya, dari uji coba di November 2025 ini akan dilakukan evaluasi, lantas di 2026 dengan anggaran Dana Keistimewaan (Danais) akan dimulai.

"Mudah-mudahan 2026 di anggaran Danais murni kami sudah bisa gasspoll nanti juga yang disasar harus dicek masyarakat mendukung atau tidak. Percuma kita ada program tetapi masyarakat tidak dukung," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News