Advertisement
Strategi Baru Dispar Bantul untuk Kuatkan Desa Wisata
Warga melintas di gerbang menuju desa wisata Wukirsari, Imogiri Sabtu (15/11/2025). Dinas Pariwisata setempat mendorong desa wisata untuk kreatif menggelar atraksi yang rutin untuk menarik wisatawan. - Harian Jogja/Yosef Leon.
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Desa wisata diharapkan ke depan bisa jadi salah satu tumpuan untuk memperkuat strategi pengembangan pariwisata berbasis kelompok di Bantul. Beragam inovasi diharapkan muncul untuk menjawab tantangan keberlanjutan desa wisata yang sebagian besar masih mengandalkan potensi alam dan budaya.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Bantul, Yuli Hernadi menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 48 desa wisata di Bantul. Namun, kesiapan dan optimalisasi masing-masing desa masih berbeda, terutama dalam hal kontinuitas layanan wisata.
Advertisement
"Banyak desa wisata yang masih bergantung pada alam dan budaya serta belum siap menerima kunjungan sewaktu-waktu. Umumnya mereka menerima wisatawan dalam bentuk rombongan atau paket dengan sistem reservasi," ujarnya, Sabtu (15/11/2025).
Beberapa desa seperti Sriharjo dan Girirejo disebutnya sudah relatif siap menerima wisatawan secara reguler. Meski demikian, mayoritas desa lain masih memerlukan inovasi agar mampu bersaing dan menjaga keberlanjutan kunjungan.
BACA JUGA
Menurut Yuli, pengembangan paket wisata menjadi kebutuhan yang paling utama dari destinasi itu. Desa wisata didorong untuk membuat program rutin minimal sebulan sekali dari potensi yang ada atau event tematik lainnya. Diversifikasi atraksi berbasis potensi lokal seperti pertanian, peternakan, hingga kerajinan dinilai sangat penting untuk memperkuat eksistensi desa wisata.
“Pariwisata itu harus ada inovasinya. Desa-desa sebetulnya bisa mengembangkan banyak hal, tinggal bagaimana kreativitas mereka saja,” ujarnya.
Di wilayah barat Bantul, khususnya Kapanewon Sedayu, beberapa potensi baru mulai muncul. Salah satunya adalah Desa Wisata Argomulyo dengan destinasi baru bertema pertanian. Selain itu, pengembangan atraksi seperti area gantangan burung serta aktivitas berbasis pertanian, peternakan, dan kerajinan juga mulai didorong.
Subkoordinator Promosi Kepariwisataan Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi menyatakan, pihaknya ke depan akan berupaya intens melakukan pendekatan dengan komunitas dan pelaku industri pariwisata berbasis kelompok. Berkurangnya alokasi anggaran tahun depan mau tak mau harus disiasati dengan perubahan strategi komunikasi, terutama kepada biro perjalanan di luar DIY yang memiliki akses pasar lebih luas.
Selain itu, Dispar Bantul juga akan memperkuat jejaring dengan perguruan tinggi dan SMA, terutama untuk mendukung kebutuhan pendampingan desa wisata agar mampu membangun program yang berkelanjutan serta lebih profesional.
"Dengan begitu desa wisata menjadi ruang yang mampu menarik wisatawan sekaligus memperkuat ekonomi berbasis komunitas di berbagai wilayah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Sita Rubicon dan BMW dari Penggeledahan Kasus Ponorogo
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Polresta Jogja Belum Bisa Tilang Bentor Meski Ada Larangan
- Korupsi Dana Kalurahan, Lurah-Carik Bohol Terancam 20 Tahun
- Kebugaran ASN Bantul Masih Rendah, Hipertensi dan Obesitas Tinggi
- Jambret Beraksi Dekat MAN 1 Kulonprogo, Korban Rugi Besar
- SIPD Bermasalah, Penandatanganan RAPBD Gunungkidul Ditunda
Advertisement
Advertisement




