Advertisement

Ekskavasi Terbaru di Pleret Ungkap Dugaan Fondasi Beteng Keraton

Sunartono
Rabu, 17 Desember 2025 - 19:37 WIB
Sunartono
Ekskavasi Terbaru di Pleret Ungkap Dugaan Fondasi Beteng Keraton Tim Arkeolog mengungkap temuan baru hasil ekskavasi di dua cagar budaya pusat kerajaan Mataram Islam di Kalurahan Pleret Bantul, Situs Kedaton I dan Situs Lemah Duwur Kerta Plered. Menariknya, pada Kedaton I tim menemukan struktur bangunan yang diduga fondasi bangunan beteng hingga pagar keraton. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Tim Arkeolog mengungkap temuan baru hasil ekskavasi di dua cagar budaya pusat kerajaan Mataram Islam di Kalurahan Pleret Bantul, Situs Kedaton I dan Situs Lemah Duwur Kerta Plered. Menariknya, pada Kedaton I tim menemukan struktur bangunan yang diduga fondasi bangunan beteng hingga pagar keraton.

Sekadar untuk diketahui Situs Kerta merupakan bekas lokasi keraton Kerajaan Mataram Islam pada masa Sultan Agung. Sedangkan Situs Kedaton I diyakini sebagai pusat Kraton Plered pada masa Susuhunan Amangkurat I periode pemerintahan Amangkurat I 1646-1677 M.

Advertisement

"Ekskavasi Situs Kedaton I tahun ini temuannya lebih variatif baik dari temuan materialnya dan struktur bangunannya seperti diduga adanya fondasi bangunan, beteng, pagar [pembatas antar ruang, struktur diduga tangga pintu dan struktur bolder," ungkap Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X R.A. Retno Isnurwindryaswari dalam seminar hasil ekskavasi, Rabu (17/12/2025).

Retno menambahkan ekskavasi dilakukan pada 8 September sampai 7 oktober 2025 membuka sebanyak 34 kotak tanah yang diyakini sebagai lokasi pasti temuan. Adapun hasil galian berupa struktur batu tuff atau tufa, struktur batu bata, struktur andesit, struktur batu bolder. Namun struktur belum disampaikan dalam konteks keruangan yang lebih detail.

"Kemudian ada temuan tangga pintu berada di tengah jalan kerukunan atau terletak diantara dua blok situs yang lahannya sudah di bebaskan oleh Pemda DIY. Temuan ini sangat penting untuk ditunjukkan. Semakin menarik temuan struktur di Situs Kedaton I," ujarnya.

Arkeolog UGM fokus di ekskasi Situs Kerta Plered Fahmi Prihantoro menambahkan ekskavasi dilakukan pada 21 November – 13 Desember 2025 melibatkan tujuh tenaga ekskavasi dan 15 warga lokal. Timnya menemukan batu bata merah di sejumlah kotak penggalian serta temuan struktur vertikal cukup tinggi dengan titik tertinggi 23 lapis bata, batu putih dan sisa bligon. Kemudian fragmen tembikar, fragmen keramik, dan gumpalan ore. Total keseluruhan temuan lepas sebanyak 42 keping.

Ia mengakui temuan tersebut belum dapat merekontruksi secara detail keruangan situs lemah duwur Kerta yang saat ini diyakini sebagai Siti Hinggil Kraton Kerta Situs. Oleh karena itu upaya konservasi terhadap tinggalan situs serta pemanfaatan lebih lanjut perlu untuk dilakukan.

"Dengan fasilitas yang cukup memadai situs kerta berpotensi besar dimanfaatakan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat umum termasuk generasi muda," katanya.

Pembangunan Keraton

Kabid Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY Dwi Agung Hernanto menyatakan ekskavasi bertujuan untuk menguatkan kembali keberadaan situs dan informasi dari warga lokal. Data yang dikumpulkan tim akan digunakan untuk menambah narasi di Situs Kerta dan Situs Kedaton. "Ekskavasi ini untuk menambah data di situs Cagar Budaya Kerto Pleret," ujarnya.

Meski belum dapat disimpulkan secara detail, namun dapat diketahui bahwa di lokasi tersebut dahulunya merupakan bangunan situs berkaitan dengan keberadaan Sultan Agung yakni sebagai keraton. Seperti diketahui di masa Sultan Agung lebih banyak aktivitas berperang melawan Belanda. Sehingga tidak sempat melakukan pembangunan di Kerajaan Mataram.

Adapun di Situs Kedaton merupakan masa Amangkurat I. Jika dilihat dari situs Kedaton I hingga Kedaton III tampak secara fisik dari beteng dan luasan bahwa pembangunan di masa Amangkurat I lebih dominan. "Bahkan di Kedaton I menegaskan bahwa di masa Amangkurat I pembangunan keraton lebih masif dibandingkan Sultan Agung," ucapnya.

Secara umum temuan fisik dari ekskavasi situs Kerta Plered ini lebih banyak pada struktur atau pondasi, kolom, balok yang berfungsi kekuatan bangunan. Sedangkan nonstruktur seperti dinding atau bagian atas bangunan secara umum sudah hancur dan hilang. Apalagi pada zaman dahulu tidak ada yang secara khusus mengurus sehingga banyak digunakan oleh masyarakat untuk pembangunan rumah, jalan dan sebagainya.

"Sehingga pada masa berikutnya [masa saat ini], kita sudah kehilangan banyak data. Data yang ada saat ini kan hanya yang di dalam tanah, sehingga perlu diekskavasi. Dulu memang pernah ditemukan juga seperti struktur bagian bawah [bangunan] seperti lantai," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Korban Bencana Aceh Dapat 1.000 Rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi

Korban Bencana Aceh Dapat 1.000 Rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi

News
| Rabu, 17 Desember 2025, 20:37 WIB

Advertisement

8 Rekomendasi Wisata Batam Favorit Liburan Akhir Tahun

8 Rekomendasi Wisata Batam Favorit Liburan Akhir Tahun

Wisata
| Rabu, 17 Desember 2025, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement