Advertisement

BANDARA KULONPROGO : Pemagaran Lahan NYIA Memanas, Polisi Gotong Warga yang Duduki Jalan

Uli Febriarni
Kamis, 12 April 2018 - 20:00 WIB
Bhekti Suryani
BANDARA KULONPROGO : Pemagaran Lahan NYIA Memanas, Polisi Gotong Warga yang Duduki Jalan Suasana pemagaran lahan IPL NYIA yang diwarnai kericuhan, di Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Rabu (12/4/2018). Sejumlah orang dari personel kepolisian, dan warga terjatuh akibat saling dorong. - Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Pemagaran lahan Izin Penetapan Lokasi (IPL) pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) kembali diwarnai kericuhan. Kali ini warga dan polisi terlibat adu dorong hingga sejumlah orang dari kedua belah pihak terjatuh.

Pemagaran masih dilakukan di Dusun Sidorejo, Desa Glagah. Melanjutkan titik yang belum terpagari pada Rabu (11/4/2018). Selanjutnya diteruskan ke arah timur mendekati Jalan Diponegoro. Suasana memanas menjelang waktu salat ashar. Saat itu, pihak proyek akan memasang pagar dengan posisi memotong Jalan Diponegoro, beberapa meter dari Jalan Daendels. Sejumlah aktivis solidaritas penolak NYIA bergabung dengan Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulonprogo (PWPP-KP) duduk bersila di atas badan jalan.

Advertisement

Aparat kepolisian memberikan imbauan agar mereka menjauh dan tidak berusaha menghalangi pekerjaan pemagaran. Sejumlah petugas selanjutnya menggotong warga dan aktivis yang duduk, memindahkan mereka agar tidak dekat dengan pagar. Tindakan itu memancing emosi warga dan aktivis. Memicu aksi saling dorong. Terdengar kembali teriakan dan takbir dari puluhan warga. Beberapa orang terjatuh karena terdorong. Mulai dari pihak warga penolak maupun aparat. Kepala Bagian Operasional Polres Kulonprogo juga sempat terpental hingga mengenai drum kosong di dekat lokasi kericuhan.

Tak lama, kericuhan mulai reda dari kedua belah pihak. Warga PWPP-KP dan aktivis lalu menggelar orasi dan doa bersama di atas badan Jalan Diponegoro. Mereka kembali duduk hingga memenuhi badan jalan. Di saat bersamaan, PT Angkasa Pura Properti (PT APP) dan para pekerja melanjutkan pemasangan pagar besi melintang hingga akses jalan tersebut kini tertutup.

Perwakilan PWPP-KP, Sofyan, mengecam tindakan pihak proyek yang menurutnya sewenang-wenang dan merupakan upaya pemaksaan kepada warga. Karena setelah menutup Jalan Daendels dengan portal, kini proyek memagari Jalan Diponegoro yang merupakan akses jalan umum bukan hanya akses warga PWPP-KP. Pemagaran juga dilakukan tanpa terlebih dahulu ada pemberitahuan kepada warga. Akibat yang timbul antara lain, anak-anak kesulitan mencari akses menuju sekolah mereka dan mengganggu aktivitas perekonomian.

"Kami hanya manusia yang sekadar mengingatkan sesuai dasar-dasar. Tapi kalau tidak diindahkan lagi, biarlah Allah yang akan memberikan peringatan," tutur Sofyan.

Kepala Bagian Operasional Polres Kulonprogo, Kompol Sudarmawan mengungkapkan, kericuhan tidak dapat terhindarkan karena warga dan aktivis lagi-lagi tak mengindahkan imbauan untuk menjauh dari pengerjaan pemagaran, yang disampaikan Kepolisian dan PT APP. Menurut dia, imbauan diberikan agar warga dan aktivis tidak mengganggu pekerja dan tidak terluka kena besi.

"Karena mereka duduk, jadi tadi mereka kami angkat, lalu terjadi dorong-mendorong, saya kira wajar," tuturnya. Ia juga menjelaskan, di tengah pemagaran hari itu, ada selembar pagar besi yang belum terpasang dan dibawa oleh kelompok warga dan aktivis. Kendati demikian, berdasarkan hasil koordinasi bersama antara PT APP dan kepolisian, hal itu tidak diproses lebih lanjut dan dibiarkan. Namun, apabila hal itu terulang, termasuk ada warga atau aktivis yang melakukan perusakan pagar, maka akan ditindaklanjuti sesuai asas hukum yang berlaku, karena merupakan bentuk pelanggaran pidana.

Pimpinan Proyek Pemagaran IPL NYIA PT APP, Arief Budiman menuturkan, pada Jumat (13/4/2018) kegiatan pemagaran di lokasi yang berdekatan dengan areal hunian warga penolak NYIA akan dihentikan sementara. Namun, APP akan melanjutkan pemagaran di lokasi yang sudah kondusif dan tidak ada penolakan warga.

Pimpinan Proyek Pembangunan NYIA PT AP I, Sujiastono membantah PT AP I menutup Jalan Diponegoro atau jalan lainnya. Menurutnya, pihak proyek hanya memasang pagar untuk memastikan batas lahan. Kericuhan yang terjadi di sela pemagaran, dinilai wajar dan tak mengganggu kegiatan pemagaran karena pekerjaan pada hari itu terus berlanjut. Menurut dia, pemagaran yang sudah mencapai 95% akan terus dilanjutkan hingga tuntas.

Menanggapi keberatan warga, Sujiastono menyebut, langkah pemagaran dan pemasangan portal tetap harus dilakukan karena sebagian ruas jalan termasuk dalam IPL NYIA. Namun warga masih bisa menggunakan jalan yang sudah diportal karena berlaku sistem buka tutup. "Silakan dimanfaatkan semaksimal mungkin, sebelum jalan itu benar-benar ditutup," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement