Advertisement

Modal Cekak! Jangan Ambisius Buka Usaha di Kawasan Ring 1 NYIA

Uli Febriarni
Kamis, 19 April 2018 - 14:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Modal Cekak! Jangan Ambisius Buka Usaha di Kawasan Ring 1 NYIA Seorang konsumen memilih aneka makanan kemasan di ruang pajang usaha kerupuk ikan dan wader krispi Dwi 888, di Dusun Cekelan, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kamis (19/4 - 2018). Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemkab Kulonprogo meminta Industri Kecil Menengah (IKM) lokal untuk tak terlalu ambisius mengejar penjualan produk di level ring satu (wilayah terdekat) New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan (Disdag) Kulonprogo, Dewantoro, menjelaskan hal tersebut dikarenakan lokasi penjualan di ring satu biasanya sudah didominasi oleh pemodal besar. IKM dituntut untuk memiliki modal besar bila ingin mengambil pasar yang sama. Menurut dia, IKM lebih baik mengambil peluang untuk menjual produknya di jalur strategis menuju NYIA atau di jalur wisata, misalnya di sekitar Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), jalan konektivitas Sentolo-Prambanan, jalur Bedah Menoreh dan titik-titik strategis Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Advertisement

"IKM bisa menyasar pasar yang sekarang ini sudah mulai berkembang. Caranya dengan mendirikan toko makanan khas Kulonprogo di jalur akses menuju NYIA, namun bisa juga memilih menjualnya ke luar Kulonprogo," kata dia, Kamis (19/4/2018).

Pemilik usaha aneka olahan ikan Dwi 888, Misron, menuturkan sejak membuka usaha wader krispi dan kerupuk ikan pada 2012, ia memilih untuk menjajakan produknya di warung-warung kecil, seperti toko depan RSUD Wates. Usaha yang ia bangun mulai berkembang setelah mendapatkan bantuan peralatan dan pemasaran dari Disdag. "Kami juga menjual produk ke swalayan berjejaring di luar Kulonprogo seperti grup Mirota, Pamela, Amanda, Alfamart, DM, Ambarketawang hingga Trans Mart," ujarnya.

Ia mengakui, usaha yang didirikan di Dusun Cekelan, Desa Karangsari itu menemui sejumlah kendala, antara lain permodalan, promosi dan produk serupa yang merupakan pesaing dari luar daerah. Beruntungnya, ia mendapat banyak bantuan dari lintas organisasi perangkat daerah (OPD), misalnya Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, bahkan Dinas Tenaga Kerja.

"Kami juga rutin konsultasi dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan untuk pengecekan kualitas produk, serta menjaga ramuan bumbu dan komposisi produk agar rasa selalu terjada dengan baik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo

News
| Kamis, 25 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement