Advertisement
Cegah Overload TPA Piyungan, DLH Sleman Anggarkan 3 TPS 3R
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Banyaknya pendatang yang bermukim di Sleman menyebabkan volume sampah bertambah setiap harinya. Jumlah volume sampah per bulan tahun ini naik dibanding tahun lalu. Mengantisipasi kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang hampir melebihi kapasitas (overload), Dinas Lingkungan Hidup Sleman rencanakan tiga Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R) didanai APBD dan APBN 2018.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, Dinas Lingkungan Hidup Sleman Junaidi mengatakan, saat ini ada 18 TPS 3R di Sleman. Menurut Junaidi, jumlah tersebut belum ideal.
Advertisement
"Seharusnya tiap desa ada dua, tahun ini akan dilakukan penambahan TPS 3R, di mana dua TPS 3R didanai APBD dan satu TPS didanai APBN," kata Junaidi, Jumat (29/6/2018).
Junaidi membenarkan bahwa volume sampah di Sleman meningkat seiring dengan bertambahnya pendatang yang bermukim di Sleman. Junaidi mengatakan, TPS 3R lebih efektif untuk mengatasi kelebihan sampah di Sleman. Selain TPS 3R, terdapat 122 bank sampah di Sleman di mana 80 persennya sudah aktif melakukan kegiatan buang sampah.
"Kami saat ini juga sedang Kebijakan Strategis Daerah Pengelolaan Sampah yang jadi acuan hingga 2025. Kemungkinan jadi September 2018," kata Junaidi.
Junaidi mengatakan dalam kebijakan tersebut nantinya akan tercantum strategi daerah dalam mengurangi sampah. Termasuk pengadaan TPS 3R setiap tahunnya yang dapat didanai APBD dan APBN.
Sebelumnya, Kepala Seksi Pengelolaan Persampahan, DLH Sleman Suryantono mengatakan beberapa desa yang ada di Sleman. Pembangunan TPS 3R sudah dilakukan sejak 2013. Menurut Suryantono, masih ada TPS 3R yang kurang aktif.
"Dari yang 18 juga itu ada sebagian yang kurang aktif, karena masalah SDM. Macam-macam permasalahannya, ada yang karena diurus sama sekelompok keluarga, ada juga karena kurang dekat dengan desa," ungkap Suryantono.
Untuk mengatasi permasalahan kurang aktifnya pengelola TPS 3R tersebut, Suryantono terus mendorong pada pihak pengelola agar bisa mengomunikasikan berbagai permasalahan.
Koordinator Lapangan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pengelolaan Sampah dan Limbah Sleman Muhammad Sholeh mengatakan, saat ini Sleman menghasilkan 5.611 meter kubik sampah per bulannya. Jika dihitung per hari, sampah di Sleman mencapai 215 meter kubik per hari.
Sholeh mengatakan, jumlah tersebut naik dibanding tahun lalu. "Kalau dari UPT ada pencegahan pembuangan sampah, caranya dengan patroli bersama Satpol PP Sleman awal bulan sampai pertengahan bulan, nanti yang buang sampah sembarangan kena denda," kata Sholeh.
Sholeh mengatakan, denda yang dijatuhkan pada orang yang buang sampah sembarangan sebesar Rp100.000 hingga Rp200.000 di pengadilan. Sholeh menambahkan, pemilik lesehan di Sleman adalah warga yang paling banyak melakukan buang sampah sembarangan. Dia mengatakan dengan denda, saat ini efek jera mulai terlihat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement