Advertisement

Kurang Air, Luas Tanaman Bawang Sentolo Merosot

Uli Febriarni
Sabtu, 25 Agustus 2018 - 22:17 WIB
Nina Atmasari
Kurang Air, Luas Tanaman Bawang Sentolo Merosot Pengendara sepeda motor melintas di dekat saluran irigasi pertanian yang kering di Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, belum lama ini. Saluran irigasi di wilayah Sentolo menjadi salah satu saluran irigasi yang terdampak perbaikan Saluran Induk Kalibawang. Harian Jogja/Beny Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Luas tanam lahan bawang merah di Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo merosot. Lahan yang sebelumnya seluas 221 Hektare (Ha) pada 2017 kini menyusut menjadi 134 Ha.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Eko Purwanto mengungkapkan, penyusutan lahan disebabkan penutupan jaringan irigasi Kalibawang, mulai 15 April hingga 31 Juli 2018.

Kendati sudah mulai dibuka dan air dialirkan sejak 1 Agustus, namun air belum sampai ke Kecamatan Sentolo. Karena debit air tidak bisa dinaikkan. Walaupun standar debit air jaringan irigasi pada awalnya sekitar lima hingga enam kubik per detik. Namun debit air jaringan irigasi Kalibawang hanya dialirkan dua kubik per detik.

"Talang Bowong belum bisa dioptimalkan pemanfaatannya. Air masih digunakan untuk mengairi sawah di Kalibawang dan Nanggulan, air tidak sampai ke Desa Srikayangan," kata dia, Jumat (24/8/2018).

Eko menambahkan, Pemkab mengantisipasi berkurangnya luas tanam dengan mengembangkan tanaman bawang merah seluas tujuh ha di lahan pasir Bugel dan tujuh Ha di Gotakan, keduanya berada di Kecamatan Panjatan.

Seorang petani bawang merah Desa Srikayangan, Murjono mengatakan, pada Agustus tahun ini, jumlah petani yang menanam bawang merah menurun hingga 50% akibat kurangnya ketersediaan air sejak April 2018. Luas tanam bawang merah pada musim tanam kali ini hanya sekitar 100 Ha.

Untuk mengairi lahan, petani menggunakan sumur bor. Padahal, biasanya lahan yang ditanami bawang merah luasnya mencapai 200 Ha hingga 250 Ha pada musim tanam III Agustus-Oktober.

"Debit air yang dialirkan dari jaringan irigasi hanya sekitar dua kubik per detik. Petani pesimistis air sampai Srikayangan dalam waktu dekat," tuturnya.

Menurut dia, akibat minimnya ketersediaan air pengairan, petani setempat hanya dapat menanam bawang merah hingga akhir Agustus. Sedangkan pada September dan Oktober penanaman tak dapat dilakukan karena memasuki musim ulat. Petani berharap, pemerintah khususnya BBWSO bisa menaikkan debit air yang dialirkan, supaya air dari saluran irigasi Kalibawang sampai ke sawah di Srikayangan.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Jogjapolitan | 10 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jadi Markas Pungli Pegawai KPK, 2 Rutan Ditutup

News
| Jum'at, 26 April 2024, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement