Advertisement
5.000 Pohon Ditanam di JJLS

Advertisement
Sebanyak 5.000 bibit pohon ditanam disepanjang Jalan Jalur Lingkar Selatan
Harianjogja.com, BANTUL- Sebanyak 5.000 pohon asem jawa dan trembesi ditanam di sepanjang Jalur Jalan Lingkar Selatan (JJLS), Senin (30/3/2015).
Penanaman yang dilakukan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama perwakilan Pemerintah Kabupaten Bantul dan Kulonprogo ini bertujuan memperindang area jalan baru sepanjang 13 kilometer itu.
Advertisement
Sultan mengatakan, jangan sampai kasus di Kulonprogo terjadi di JJLS. Pohon yang ditanam untuk penghijauan justru dicabut warga dan ditanam di pekarangannya sendiri. Sebaliknya ia meminta agar warga setempat turut menjaga kelestarian pohon.
"JJLS jadi alternatif jalan baru yg masih sangat kekurangan pohon. Inginnya nanti pengendara nyaman karena sejuk," kata Sultan saat pencanangan penanaman 5.000 pohon di Dusun Ngepet, Kelurahan Srigading, Kecamatan Sanden.
Sultan juga menghimbau kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) agar perawatan pohon menjadi konsen lain selain perawatan jalan. "PU tingkat satu perlu konsisten antara tatanan pohon dengan kondisi jalan," imbuh Sultan.
Sebenarnya, 5.000 pohon tersebut akan ditanam di wilayah Kota Jogja. Namun mengingat banyak bangunan cagar budaya di pusat kota sehingga penanaman pohon dirasa perlu memperhatikan aspek keberlanjutan.
"Jangan sampai kayak Malioboro yang sudah ditanam dibongkar lagi," kata Sultan.
Aksi penanaman pohon itu merupakan bentuk kerjasama antara Pemerintah Daerah (Pemda) Jogja dengan BNI. Sultan mengatakan meski DIY sudah melakukan pembibitan namun kerjasama dalam bidang penghijauan akan terus menarik banyak pihak.
Pimpinan CSR BNI Pusat, Nency Martasuta, mengatakan kegiatan penanaman pohon menjadi bentuk kerjasama dengan Pemda di bidang nonekonomi, fokusnya pelestarian alam.
" Kami tidak hanya mengurusi CSR tetapi juga program ekonomi dan nonekonomi. Untuk penanaman ini ada 4500 pohon asem Jawa dan 500 trembesi," kata Nency.
Menurutnya, DIY merupakan salah satu provinsi terpilih yang layak menerima bantuan pohon. Pihaknya akan terus mengaudit beberapa provinsi lain yang minim penghijauan.
Selain dipilih untuk fungsi perindangan, Asem Jawa juga mengandung aspek filosofis. Menurut Keraton, asem berasal dari kata sengsem yang berarti menyenangkan hati dan senyum yang indah. Sedangkan daunnya yang berjari enam dan memiliki sebutan sinom atau enom bermakna jiwa muda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri Nusron Ajak Kepala Daerah Se-Sulawesi Berbagi Tanggung Jawab Selesaikan RDTR
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
Advertisement
Advertisement