Advertisement

KAMBING MATI MISTERIUS : Bukan Kejadian Pertama, Diduga Serangan Anjing Liar

David Kurniawan
Jum'at, 01 Mei 2015 - 23:19 WIB
Nina Atmasari
KAMBING MATI MISTERIUS : Bukan Kejadian Pertama, Diduga Serangan Anjing Liar

Advertisement

Kambing mati misterius yang terjadi di Gunungkidul bukan kejadian pertama kali. Penyebab kematian itu diduga serangan anjing liar

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Kambing yang ditemukan mati secara misterius di Gunungkidul diduga karena serangan anjing liar.

Advertisement

Pemilik kambing, Tumilah, warga Dusun Karangasem B, Desa Karangasem, Paliyan menduga penyebab kematian kambingnya itu karena digigit hewan hewan buas. Hal tersebut dibuktikan adanya bekas luka di bagian leher, dan bulu-bulunya berserakan di sekitar kandang.

“Mungkin bisa macan [harimau] atau anjing liar,” ungkapnya, Jumat (1/5/2015).

Menurut dia, peristiwa ternak yang mati misterius itu buka yang pertama kali. Sebab, beberapa waktu lalu, ternak milik tetangganya juga mengalami hal yang sama persis.

“Saya tidak sudah lupa kapan waktunya, karena terjadi saat memasuki musim hujan yang lalu. Dua ekor kambing milik Heru dan seekor kambing milik Budi pernah menjadi korbannya,” papar Tumilah.

Akibat kejadian tersebut, Tumilah mengaku mengalami kerugian mencapai Rp2 juta. Berhubung tak bisa dimanfaatkan lagi, bangkai kambing itu diberikan untuk makanan lele yang dipelihara tetangganya.

“Kalau dikonsumsi jelas tidak mungkin, jadi saya berikan untuk makan lele saja,” ungkap dia.

Terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sektor Paliyan Widodo menduga kematian ternak warga secara misterius itu disebabkan serangan anjing liar. Pasalnya, hal yang sama juga terjadi beberapa tahun lalu, dan diketahui pemangsanya adalah hewan liar.

“Kalau harimau sangat kecil, apalagi beberapa tahun lalu kejadian yang sama pernah terjadi,” ungkap Widodo.

Dia menegaskan, meski sudah ada jatuh korban, petugas konservasi tidak akan melakukan pemburuan. Hanya saja, untuk mengantisipasinya, warga diminta untuk terus waspada. Salah satunya dengan memperkuat kondisi kadang-kandang yang dimiliki.

“Kalau bisa letaknya lebih didekatkan dengan rumah, sehingga saat ada kejadian para pemilik bisa mendengarnya,” kata Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

TWC Targetkan Wisatawan Candi Borobudur & Prambanan Naik 37% Saat Libur Lebaran

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement