Advertisement

BENCANA ALAM : Masuk Kurikulum, Fenomana Alam Tak Akan Jadi Bencana

Redaksi Solopos
Senin, 07 Maret 2016 - 00:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
BENCANA ALAM : Masuk Kurikulum, Fenomana Alam Tak Akan Jadi Bencana JIBI/Desi SuryantoSejumlah siswa yang menjadi korban gempa bumi menanti tim medis saat diselenggarakan pelatihan dan simulasi penanganan korban gempa bumi yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY di SLB Negeri 2 Yogyakarta, Selasa (24/12 - 2013). Simulasi itu juga menekankan pada kemampuan para guru untuk memberikan pertolongan pertama sebelum tim medis datang dan pengurangan resiko bencana dikarekanan mereka mengajar untuk siswa SLB C yang menyandang tunagrahita dengan keterbelakang

Advertisement

Bencana alam dapat diatasi sedini mungkin dengan mengenal lebih dalam.

Harianjogja.com, SLEMAN - Pakar Kegempaan dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sarwidi mengharapkan kebencanaan masuk dalam kurikulum pendidikan dari tingkat usia dini hingga sekolah menengah atas.

Advertisement

"Diharapkan ke depan kebencanaan masuk dalam kurikulum pendidikan, karena Indonesia termasuk dalam wilayah sumber bencana alam," kata Sarwidi, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (5/3/2016).

Menurut dia, Indonesia itu di satu sisi kaya sumber daya alam, namun juga berpotensi berbagai macam sumber bencana alam.

"Dua-duanya harus dipelajari. Diidentifikasi oleh semua penduduk yang tinggal di Indonesia. Kalau tentang indahnya kekayaan alam, sudah dibicarakan. Biasanya dalam pembangunan-pembangunan itu, sudah ada dalam mata pelajaran, kurikulum sudah banyak dibahas," katanya.

Ia mengatakan, di satu sisi, Indonesia yang rawan bencana ini masih kurang dieksplorasi. Kurang ditampilkan, dimasukkan dalam kurikulum.

"Mengapa terjadi longsor, gempa itu masih banyak korban. Sebetulnya mekanisme alam itu sudah ada," katanya.

Sarwidi mengatakan ketika kebencanaan itu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, maka fenomena alam tersebut tidak akan menjadi bencana.

"Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana ini akan tahu. Sadar gempa bisa terjadi sewaktu-waktu. Karena itu bagaimana membuat rumah tahan gempa. Jadi kalau terjadi fenomena alam, itu hanya gempa saja. Karena yang bencana itu, rumah ambruk," katanya.

Ia mengatakan, tidak terkecuali dengan bencana lainnya. Seperti tanah longsor atau erupsi gunung api. Semua dapat dipelajari, diteliti, dikembangkan, dan dipraktikkan.

"Dimulai dari sedini mungkin. Usia PAUD, dilanjutkan ke tingkat SD, SMP, sampai SMA. Jadi harus diulang-ulang, agar tidak lupa," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Megaproyek Pembangunan IKN, Jokowi: Untuk Mengatasi Ketimpangan Ekonomi

News
| Rabu, 29 November 2023, 20:57 WIB

Advertisement

alt

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY

Wisata
| Minggu, 26 November 2023, 23:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement