Advertisement
BENCANA ALAM : Masuk Kurikulum, Fenomana Alam Tak Akan Jadi Bencana

Advertisement
Bencana alam dapat diatasi sedini mungkin dengan mengenal lebih dalam.
Harianjogja.com, SLEMAN - Pakar Kegempaan dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sarwidi mengharapkan kebencanaan masuk dalam kurikulum pendidikan dari tingkat usia dini hingga sekolah menengah atas.
Advertisement
"Diharapkan ke depan kebencanaan masuk dalam kurikulum pendidikan, karena Indonesia termasuk dalam wilayah sumber bencana alam," kata Sarwidi, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (5/3/2016).
Menurut dia, Indonesia itu di satu sisi kaya sumber daya alam, namun juga berpotensi berbagai macam sumber bencana alam.
"Dua-duanya harus dipelajari. Diidentifikasi oleh semua penduduk yang tinggal di Indonesia. Kalau tentang indahnya kekayaan alam, sudah dibicarakan. Biasanya dalam pembangunan-pembangunan itu, sudah ada dalam mata pelajaran, kurikulum sudah banyak dibahas," katanya.
Ia mengatakan, di satu sisi, Indonesia yang rawan bencana ini masih kurang dieksplorasi. Kurang ditampilkan, dimasukkan dalam kurikulum.
"Mengapa terjadi longsor, gempa itu masih banyak korban. Sebetulnya mekanisme alam itu sudah ada," katanya.
Sarwidi mengatakan ketika kebencanaan itu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, maka fenomena alam tersebut tidak akan menjadi bencana.
"Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana ini akan tahu. Sadar gempa bisa terjadi sewaktu-waktu. Karena itu bagaimana membuat rumah tahan gempa. Jadi kalau terjadi fenomena alam, itu hanya gempa saja. Karena yang bencana itu, rumah ambruk," katanya.
Ia mengatakan, tidak terkecuali dengan bencana lainnya. Seperti tanah longsor atau erupsi gunung api. Semua dapat dipelajari, diteliti, dikembangkan, dan dipraktikkan.
"Dimulai dari sedini mungkin. Usia PAUD, dilanjutkan ke tingkat SD, SMP, sampai SMA. Jadi harus diulang-ulang, agar tidak lupa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ditunjuk Jadi Menpora, Erick Thohir: Kita Harus Lakukan Terobosan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
- Pemkot Jogja Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Perbaikan RTLH
- Catat Rangkaian Kegiatan Menarik Selama HUT ke-74 Pemkab Kulonprogo
Advertisement
Advertisement