Advertisement

KISAH INSPIRATIF : Belum Bersuami tapi Jadi Konselor Menyusui

Selasa, 07 Maret 2017 - 18:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
KISAH INSPIRATIF : Belum Bersuami tapi Jadi Konselor Menyusui Nurul Jamilah memberikan sebuah warna baru dalam Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Cabang Yogyakarta. (AIMI Jogja)

Advertisement

Kisah inspiratif mengenai seorang perempuan single yang memiliki semangat besar.

Harianjogja.com, JOGJA -- Nurul Jamilah memberikan sebuah warna baru dalam Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Cabang Yogyakarta. Kiprah dan statusnya saat ini menjadikan sebuah inspirasi jika edukasi menyusui itu tidak hanya bisa dilakukan oleh perempuan yang sudah punya anak saja.

Advertisement

Pekan lalu, Nurul Jamilah ditetapkan sebagai Ketua AIMI Yogyakarta periode 2017-2022. Latar belakang sosok yang familiar dengan sapaan Kak Nunu ini cukup menarik jika dikaitkan dengan dunia menyusui.

Selama ini banyak orang masih beranggapan menyusui hanya milik perempuan yang sudah memiliki anak saja. Inilah sisi unik dari perempuan yang sering disapa Kak Nunu.

Perempuan kelahiran Bontang, 9 Februari 1991 ini belum memiliki anak tapi sudah menjadi konselor ibu menyusui. Jangankan anak, suami saja Kak Nunu belum memiliki. Dia masih menikmati masa lajangnya dengan aktif dalam dunia ibu-ibu menyusui.

Dari status lajang itulah yang kerap jadi buah bibir ketika dia hendak memberikan edukasi tentang produktivitas ASI.

"Pertanyaan yang selalu diberikan ke saya di awal-awal pasti tentang status. Anaknya berapa? Suaminya kerja di mana?" Demikian dikatakan Kak Nunu kepada Harianjogja.com, Senin (6/3/2017).

Bahkan konon pernah, baru turun dari kendaraan sudah ditodong dengan pertanyaan semacam itu oleh ibu-ibu. Dengan jujur Kak Nunu ini pun menjelaskan kalau dirinya belum memiliki anak, bahkan masih single.

Di situlah dia melihat mulai ada ketidakyakinan dari para ibu-ibu terhadapnya. Kak Nunu memaklumi jika ibu-ibu meragukan kemampuannya.

"Belum pernah menyusui bagaimana bisa memberikan edukasi tentang hal ini. Itulah yang ada di benak pikiran ibu-ibu," jelas dia.

Tapi untuk meyakinkan mereka, lulusan Prodi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) ini sudah memiliki jawaban khusus. Di zaman sekarang bab menyusui bukan hanya menjadi urusan bagi perempuan-perempuan yang sudah memiliki anak saja. Tapi Jawaban sekaligus cara Kak Nunu berupa pemahaman bahwa di era sekarang ini urusan menyusui bersifat universal. Untuk meningkatkan angka menyusui dalam skala nasional maka tidak cukup urusan itu hanya dibebankan kepada perempuan-perempuan yang sudah memiliki anak saja.

Kak Nunu memberikan data, saat ini angka menyusui dalam skala nasional belum sampai di angka 80%. Artinya butuh dukungan dari berbagai pihak agar angka ini bisa terdongkrak secepatnya.

"Jika cuma dibebankan kepada perempuan-perempuan yang sudah punya anak, ya angkanya cuma mentok di 80 persen. Seorang suami pun di era sekarang harus bisa memberi dukungan dalam edukasi ini," jelas dia.

Adapun ketertarikan Kak Nunu dibidang edukasi ASI ini sudah dimulai sejak dia kuliah. Tepatnya saat itu dia mengikuti kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di daerah pelosok. Di situlah dia sering berinteraksi dengan ibu-ibu menyusui. Dari situlah dia mulai familiar dan menikmati kegiatan sosial itu, yakni mendampingi edukasi para ibu menyusui.

Kegiatan itu ternyata berlanjut terus, hingga akhirnya dia bergabung di AIMI Jogja pada 2013 lalu dan  menjadi konselor menyusui pada tahun 2014.

Lajang yang tengah menempuh pendidikan master di Fakultas Psikologi itu kini menjadi satu-satunya ketua cabang AIMI yang masih berstatus single.

“Penyebab terbesar kegagalan ASI eksklusif adalah kurangnya dukungan. Selama berpikir bahwa menyusui hanya urusan ibu-ibu, hanya urusan orang yang sudah menikah, atau cuma urusan tenaga kesehatan, jangan bermimpi angka menyusui mencapai target yang diharapkan,” kata Nunu.

Ia menekankan, tantangan keberhasilan ibu menyusui terbesar datang dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan grup pendukung ibu menyusui yang bisa menyampaikan informasi dan edukasi yang lebih membuka wawasan seputar faktor-faktor yang mendukung keberhasilan menyusui.

Edukasi, sosialisasi, dan advokasi menyusui menjadi fokus Nunu untuk AIMI Jogja lima tahun ke depan.

Nunu juga ingin merangkul pemangku kebijakan untuk sama-sama berupaya meningkatkan angka keberhasilan menyusui.

Selain itu, melakukan sosialisasi mengenai menyusui di institusi-institusi pendidikan. Pemahaman dini soal menyusui diyakini akan mendorong peningkatan angka ibu menyusui dan bayi disusui.
Musyawarah Provinsi merupakan forum tertinggi di keorganisasian AIMI tingkat cabang, yang diadakan sekali dalam lima tahun, yang dihadiri pula oleh perwakilan AIMI Pusat.

Pada forum Musprop disampaikan laporan pertanggungjawaban oleh kepengurusan yang sedang berjalan, dan pemilihan ketua cabang yang dilakukan melalui pemungutan suara.

AIMI Jogja berdiri sejak 2012. Adapun, kegiatan yang dilakukan secara berkala di antaranya, Kelas Edukasi Menyusui, Kelas Edukasi MPASI, Konseling Menyusui (Home/Hospital Visit), AIMI Goes to Office, AIMI Goes to Community, Advokasi bagi Ibu Menyusui, dan Sosialisasi Menyusui.

Keaktifannya dalam AIMI tidak menagrtikan dia tidak pernah merasakan ASI ketika masih kecil. Kak Nunu cukup beruntung mendapatkan limpahan ASI dari ibunya meski dia anak paling bontot dari empat bersaudara.

Dalam kamus hidupnya dia berprinsip learning by helping dulu baru learning by doing. Dia memberikan pemaparan makna, bahwa terkadang hidup itu harus menolong orang dahulu baru dari pengalaman menolong orang itu nantinya dia bisa menjalaninya sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Soal Serangan Udara Israel ke Suriah, AS Bantah Terlibat

News
| Rabu, 16 Juli 2025, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat

Wisata
| Selasa, 15 Juli 2025, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement