Advertisement

Jemparingan Ndalu, Panahan Malam Hari untuk Mengolah Rasa

Uli Febriarni
Senin, 19 Februari 2018 - 15:55 WIB
Nina Atmasari
Jemparingan Ndalu, Panahan Malam Hari untuk Mengolah Rasa

Advertisement

Paguyuban Jemparingan Langen Progo menggelar Jemparingan Ndalu atau Jemparingan Malam Hari

Harianjogja.com, KULONPROGO-Paguyuban Jemparingan Langen Progo menggelar Jemparingan Ndalu atau Jemparingan Malam Hari, di Lapangan Jati Kusumo, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Sabtu (17/2/2018) malam.

Advertisement

Pihak penyelenggara menilai, kegiatan itu bisa menjadi salah satu cara untuk melatih olah rasa.

Penasihat Paguyuban Jemparingan Langen Progo, Joko Mursito menerangkan, pada malam hari, peserta bukan hanya mengandalkan indera penglihatan untuk membuat anak panah melesat tepat mengenai sasaran. Melainkan juga mengolah rasa sebelum melepaskan anak panah. Sehingga, jemparingan malam hari juga menjadi cara bermeditasi.

Menurut dia, kepuasan mendengar suara lonceng bandul sasaran pada malam hari memberikan kepuasan lebih, ketimbang pada siang hari. Ditambah lagi, kegiatan tersebut menawarkan hadiah berupa seekor angsa bagi pemenang. Yaitu peserta yang mampu paling banyak mengenai sasaran.

"Kegiatan saat ini digelar dalam rangka perayaan Imlek, karena beberapa anggota kami merupakan warga Tionghoa. Selain itu, banyak dari teman-teman anggota yang ketika libur panjang kali ini tidak pergi ke luar kota dan memilih melakukan jemparing," ujarnya, di sela kegiatan.

Ia menambahkan, kegiatan Jemparing Ndalu diikuti oleh belasan peserta dari dalam maupun luar Kulonprogo, seperti Kota Jogja, Sleman, Bantul, Klaten, Wonigiri, Solo. Untuk mendukung permainan, Lapangan Jati Kusumo diberi lampu-lampu agar suasana terlihat terang.

Laiknya jemparing umumnya, para pemegang busur, berjajar rapi mengenakan pakaian adat Jawa bersila di atas tikar.

Seorang peserta Jemparing Ndalu, Mas Wedana Mangku Prayitno mengungkapkan, bagaimanapun bentuk dan kemasan pelaksanaan olahraga jemparingan masa kini, merupakan suatu cara untuk melestarikan kebudayaan yang telah ada.

Menurut lelaki yang merupakan abdi dalem Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat itu, perkembangan jemparingan terhitung luar biasa, khususnya di Kulonprogo.

"Tak hanya warga DIY, warga dari luar DIY banyak yang berminat dengan olahraga ini. Di DIY, setiap kabupaten/kota juga telah terdapat lebih dari satu paguyuban jemparingan," tutur lelaki 62 tahun itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement